Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tahu Tempe Hilang dari Pasaran, Apa Sebabnya?

27 Februari 2022   17:15 Diperbarui: 27 Februari 2022   17:21 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanduk pemberitahuan mogok kerja serentak pengrajin dan pedagang tahu dan tempe (foto: koleksi pribadi)

Sudah jamak diketahui bahwa bahan baku kedelai untuk membuat tahu dan tempe didominasi oleh produk impor, terutama dari AS. Nah kalau sudah tahu begtu, mengapa tidak menggunakan kedelai produksi lokal saja?

Produksi kedelai lokal (dalam negeri) masih kalah jauh jumlahnya. Selain itu secara mutu juga kalah dengan kedelai impor.

Kedelai lokal secara bentuk tidak begitu bagus. Tidak bulat utuh dan seragam.

Di samping itu juga banyak yang kopong. Sebagian di antaranya banyak yang berlubang-lubang terkena OPT (organisme pengganggu tanaman).

Kondisi yang demikian jika dipakai untuk membuat tahu dan tempe, hasilnya tidak bisa sebagus kedelai impor.

2. Produktivitas kedelai lokal tak mampu menyaingi kedelai impor

Pertanyaan selanjutnya, mengapa tidak bisa meningkatkan produksi kedelai dalam negeri? Bukankah lahan pertanian kita juga cukup luas?

Penjelasan dari praktisi, orang lapangan, para petani, boleh jadi akan membuka wawasan orang awam.

Penjelasan sederhananya begini. Kedelai itu sebenarnya tanaman subtropis. Indonesia secara geografis berada di wilayah iklim tropis.

Jadi meskipun kedelai bisa ditanam, dibudidayakan di sini, tetapi hasilnya tidak sebagus jika sesuai dengan habitat tumbuhnya. Makanya kualitas kedelai lokal ukurannya lebih kecil ketimbang kedelai impor.

Produktivitas kedelai di Indonesia hanya mampu menghasilkan 1,5-2 ton per hektar. Sedangkan produktivitas di AS bisa mencapai 4 ton per hektar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun