Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

RIP Prof JE Sahetapy: Sang Penjaga Nurani Hukum

21 September 2021   18:45 Diperbarui: 21 September 2021   18:54 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi pengajar di di Fakultas Hukum Unair mulai 1959, Pak JES (singkatan namanya) sering pula menyelipkan analogi untuk mempermudah pemahaman masyarakat awam. Misalnya untuk memperbaiki institusi yang ‘bobrok’, benahi dulu kepalanya.

Seperti orang mandi, membersihkan diri terlebih dulu akan dimulai dari atas (wajah), terus turun ke bawah. Bukan dari kaki ke atas. Pun demikian dengan ikan; pembusukan mulai terjadi dari kepala kemudian ke ekor. 

Pemimpin yang baik, yang lurus, dan benar akan menjadi teladan sampai ke bawah. Pembenahan itu dilakukan dari atasnya dulu, lalu turun terus hingga ke tingkat paling bawah.

“Ya, kita harus mulai dengan yang kecil. Sehari selembar benar, lama-lama menjadi kain. Saya yakin itu bisa. Kain kebenaran, kain penegakan hukum dan sebagainya bisa dirajut, asal kita semua rajin mengumpulkan semua benang-benang kita dan menenunnya.”

Pendidikan Integritas

Mendapatkan model pendidikan ala Barat dengan disiplin moral dan etik yang tinggi, sama seperti para pelaku sejarah kemerdekaan. Faktor inilah yang juga bisa dilihat dari cara Pak JES memberikan pengajaran kepada para mahasiswanya. Integritas dan kejujuran menjadi catatan sendiri baginya.

Guru besar emiritus hukum pidana, kriminolog dan Ketua Hukum Nasional (2000-2004) ini merasa sedih melihat pendidikan di masa kini, terutama di zaman Orde Baru dan Orde Reformasi. “Untuk apa polisi harus ikut dalam rangka pengamanan soal-soal ujian? Di manakah harkat, martabat, etik, dan moral para guru?”

Bayangkan juga ketika ada murid yang jujur, keluarganya akhirnya harus pindah rumah. Mereka dimusuhi hanya karena tidak mendukung untuk melakukan contek massal satu kelas biar lulus ujian. “Pendidikan seperti ini adalah semacam bibit korupsi,” tulisnya di salah satu media massa kala itu.

 

Ilmu dan Iman

Pendidikan hukum Pak JES, untuk tingkat strata 1 dan 3 dilakukan di Unair pada 1959 (S-1 jurusan kepidanaan) dan 1978 (S-3 ilmu hukum. Sedangkan strata 2 di Business and Industrial Relations, University of Utah, Salt Lake City, USA pada 1962.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun