Demikian juga dengan gambas, manisah atau labu putih. Ini tentatif. Salah satu saja mana yang lebih disukai. Sama perlakuannya; cuci bersih dulu kemudian dipotong kecil-kecil.
Untuk tomat dipotong jadi beberapa bagian. Tergantung selera, mau ukuran besar atau kecil. Untuk cabe kecil bisa dibiarkan utuh saja.
Bumbu bawang cukup dirajang (diiris) tipis-tipis), tak perlu dihaluskan. Temu kunci cukup digeprek (dipukul hingga pipih).
Jangan lupa untuk tongkol jagung mudanya. Dipotong jadi beberapa bagian dulu. Kalau dibuat utuh nanti jadi jagung rendam, hehe...
Kalau mau bersusah payah dulu, jagungnya juga bisa dipipil atau diserut seperti membuat dadar (bakwan) jagung. Jadi jagungnya sudah dalam bentuk butiran.
Nah, kalau semua sudah siap, kecuali daun bayamnya bisa dimasukkan semua. Atau menunggu giliran mana bahan yang kira-kira matangnya (lunak di air) lebih lama.
Daun bayam amat cepat layu di air panas. Jadi setelah dimasukkan, api bisa segera dimatikan. Pemanasan wadah di atas kompor bisa melunakkan daun bayam.
Siap Saji
Kalau gula boleh dimasukkan ke dalam air rebusan sayur waktu awal memasak. Â Tapi pemberian garamnya setelah sayur selesai dimasak saja. Biar sayuran terlihat tetap hijau dan segar, tidak "benyek; mblenyek" (layu dan basah).
Kalau dimasukkan waktu panas di atas kompor, biasanya rasa asin tak terlalu terasa. Jadi ada kecenderungan untuk terus ditambah. Beda jika hendak disantap. Kadar panasnya sudah menurun, lidah pengecapan sudah bisa merakan lebih baik rasa asinnya.
Sayur bayam enaknya dimakan siang hari ketika cuaca terik. Terasa lebih segar.