A. Miring ke Kanan
Secara alami orang cenderung tidur miring ke kanan seiring pertambahan usia. Hal ini juga berkaitan untuk melindungi kesehatan jantung. Ia terlindung dari posisi tertindih atau tertekan oleh organ tubuh lainnya.
Tidur dengan posisi ke kanan dapat menurunkan aktivitas sistem saraf, sehingga detak jantung dan tekanan darah bisa menurun.
Namun demikian, di sisi lain, tidur dengan posisi ini membuat esophageal sphincter (saluran antara perut dan kerongkongan) jadi melemah. Alhasil, asam lambung dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan rasa perih pada lambung. Hal tersebut bisa menyebabkan gejala seperti dada terasa perih terbakar (heartburn), batuk, dan mulut yang terasa asam.
B. Miring ke Kiri
Posisi tidur miring ke kiri, secara umum disebut berguna untuk membantu kesehatan pencernaan. Ia akan mengurangi gejala asam lambung naik, terutama di malam hari. Sebab posisi lambung berada di bawah kerongkongan. Sehingga dengan posisi tersebut, gravitasi bisa lebih cepat mengembalikan asam lambung yang naik kembali ke perut.
Tidur seperti ini dapat melancarkan sirkulasi darah menuju jantung sekaligus mengurangi risiko heartburn.
Posisi ini juga disarankan pada ibu hamil karena bisa meningkatkan kelancaran darah ke plasenta.
3. Tengkurap
Tengkurap adalah posisi tidur yang bertumpu pada perut. Ini posisi paling tidak direkomendasikan karena dampak negatif yang ditimbulkannya. Sebab tubuh tidak lagi mengandalkan tulang belakang sebagai penyangganya.
Posisi tengkurap bisa menambah tekanan pada sendi dan otot leher, juga pada saraf. Akibatnya, biasanya akan timbul nyeri pada punggung dan leher. Selain itu terasa kebas (kesemutan; sensasi rasa seperti tersengat, terbakar atau mati rasa), gatal, hingga saraf yang terasa tidak nyaman. Apalagi jika posisi leher hanya menghadap ke satu sisi selama tidur berjam-jam lamanya itu.