Kedua fungsi yang sedang on dan off ini kala bertemu, menghasilkan microsleep tadi.
Penyebab dan Gejala
Microsleep bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah:
- Rasa kantuk yang disebabkan oleh gangguan tidur insomnia
- Apnea tidur obstruktif (kondisi berhentinya napas saat sedang tertidur)
- Narkolepsi (gangguan sistem saraf yang mengganggu kendali seseorang terhadap tidur)
Namun demikian, gejala microsleep terkadang juga susah diidentifikasi. Misalnya saat berkendara. Rasa kantuk yang menyerang, membuat orang yang mengalaminya menjadi bingung sesaat setelah tersadar.
Gejala umum yang terjadi itu, oleh para ahli seringkali diasosiasikan dengan microsleep. Misalnya tanda-tanda:
- Tidak merespons
- Tatapan kosong
- Menjatuhkan kepala
- Tiba-tiba tersentak
- Tidak dapat mengingat tentang kejadian 1-2 menit yang lalu
- Mata berkedip dengan lambat
Kondisi tubuh alami seseorang ketika mengalami microsleep biasanya adalah seperti kesulitan membuka mata, sering menguap, tubuh tersentak tiba-tiba, hingga mengedipkan mata berkali-kali untuk tetap terjaga.
 Kurang Tidur
Pada kondisi ketika seseorang kurang waktu tidur, juga bisa memicu terjadinya microsleep. Gejala itu bisa ditandai dengan:
- Rasa kantuk yang berlebihan
- Mudah marah
- Performa aktivitas yang buruk
- Mudah lupa
Kalau yang terjadi adalah karena kekurangan waktu tidur, berhati-hati juga. Sebab ini juga memicu berbagai macam penyakit, seperti tekanan darah tinggi, obesitas, dan serangan jantung.
Untuk mengatasi supaya tidak terlalu sering mengalami microsleep, dianjurkan untuk memperbaiki pola tidur. Rerata tidur 8 jam setiap hari adalah waktu yang paling ideal.