Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hati yang Gembira, Itu Obat Mujarab

26 Januari 2021   19:11 Diperbarui: 26 Januari 2021   19:14 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Tulisan ini masih terkait dengan sebelumnya di "Kecil Bahagia, Muda Kaya Raya, Mati Masuk Sorga"

 Covid-19 memang dahsyat pengaruhnya. Terserah ada pihak yang menolak, menganggapnya sebagai rekayasa media atau perang teknologi ala senjata biologis. Tapi yang jelas, satu persatu dari lingkaran pertemanan itu makin mengecil.

Awalnya hanya santer di media di berbagai negara. Lalu merambah ke Indonesia. Ke wilayah provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan, RW, RT. Dan pada akhirnya kepada keluarga. Risiko penularan sudah tidak mungkin dihindari. Bahkan klaster keluarga pun sempat muncul.

Berita dan informasi silih berganti memenuhi linimasa grup di media sosial (medsos). Entah itu IG, FB, WA, dan lainnya.

Senyatanya itupun juga kadang tak sepenuhnya benar. Memang untungnya adalah soal kewaspadaan dan tindakan pencegahan. Namun tanpa sadar, bombardir pengetahuan ini juga menimbulkan ketakutan yang luar biasa pada orang-orang tertentu. Akibatnya, justru stres yang diterima. Pikirannya malah tambah tertekan dengan informasi betapa berbahayanya virus yang muncul pada Desember 2019 itu.

Bahaya Ketakutan yang Berlebihan

Secara medis, ketakutan yang berlebihan; tidak terkontrol, dapat mempengaruhi kesehatan secara fisik, memori, otak dan proses berpikir, juga mental emosional.

Ketakutan mampu melemahkan sistem imun tubuh manusia. Gangguan pencernaan seperti maag, sindrom iritasi usus besar, dan penurunan kesuburan juga terkait masalah ini. Di samping juga masalah penuaan dan kematian dini.

Rasa takut yang tidak wajar,  sangat mempengaruhi memori jangka panjang.Ia mengganggu otak dalam mengatur emosi dan isyarat non-verbal serta reaksi dalam tindakan etis.

Konsekuensi lain ketika seseorang takut, cemas; berakibat pula dalam kesehatan mental. Termasuk dalam hal ini kelelahan, depresi, gelisah, cemas, dan PTSD.

PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma sendiri adalah gangguan mental dan kecemasan yang terjadi akibat mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan dan menyakitkan.

Jadi sebelum tingkat ketakutan atau kecemasan makin menumpuk, kelola rasa takut secara wajar. Tidak usah terlalu panik yang berlebihan. Sewajarnya saja. Ganti saja rasa itu dengan kebahagiaan dan kegembiraan sebagai lawannya.

Tetap Gembira Saja

Dunia medis juga mengakui, tawa yang berasal dari hati yang gembira memiliki banyak manfaat sehat. Hati yang senang dapat menjauhkan diri dari ketegangan dan stres, sehingga tubuh tak mudah sakit.

Hati yang gembira punya banyak manfaat. Baik itu untuk jangka pendek ataupun jangka panjang.

Manfaat Jangka Pendek

1. Menstimulasi organ-organ tubuh.

Tertawa bisa meningkatkan asupan oksigen, merangsang jantung, paru-paru dan otot, dan meningkatkan kadar hormon endorfin atau hormon kegembiraan.

2. Meredakan respon stres, denyut jantung dan tekanan darah.

Makanya kegembiraan bisa membuat perasaan lebih santai dan tenang.

3. Menenangkan ketegangan otot.

Tertawa juga dapat merangsang sirkulasi dan membantu relaksasi otot. Keduanya membantu mengurangi beberapa gejala fisik stres.

Manfaat Jangka Panjang

1. Meningkatkan daya tahan tubuh.

Pikiran negatif dapat mengakifkan reaksi kimia, meningkatkan level stres yang akhirnya melemahkan sistem pertahanan tubuh. Sebaliknya, pikiran positif akan melepaskan hormon neuropeptida yang berfungsi menurunkan stres dan risko penyakit-penyakit serius.

2. Mengurangi rasa sakit.

Tertawa dapat mengurangi rasa sakit dengan cara mendorong tubuh menghasilkan pereda sakit alami. Tertawa juga dapat memecah siklus kekejangan otot yang menyebabkan tubuh terasa linu.

3. Membantu mengatasi situasi sulit dan memermudah seseorang dalam menjalin relasi dengan orang lain.

4. Meningkatkan suasana hati.

Tertawa memang tidak bisa menyelesaikan masalah fisik seperti soal ekonomi. Tetapi setidaknya membuat hati lebih tenang dan tabah dalam menghadapi ujian hidup tersebut.

Aktivitas Bermanfaat

Tentu saja suasana hati yang riang ini tetap perlu dicukupi dengan asupan gizi dan nutrisi tubuh yang baik, biar tambah sehat. Meskipun usia tak lagi muda dan daya tahan tubuh makin berkurang.

Masalah lansia yang 6B bisa dilawan dengan 7B. Ya, supaya menang, hehe... B-nya harus lebih banyak :). Apa saja itu?

1. Banyak makan buah, sayur, dan ikan. Yang masih segar dan fresh jauh lebih baik daripada yang sudah diawetkan.

2. Banyak berolahraga. Sesuaikan saja dengan kesukaan dan kemampuan tubuh.

3. Banyak beraktivitas. jangan mager (malas gerak), supaya otot tidak cepat mengecil dan melatih syaraf-syaraf tubuh tetap bekerja.

4. Banyak belajar, artinya kemampuan otak terus dijaga. Caranya dengan membaca, menulis, atau sekadar mengisi TTS.

5. Banyak beristirahat. Makin tambah umur, tubuh tidak tambah fit. Banyak penyakit terjadi karena kurangnya jam tidur.

6. Banyak bergembira, biar tidak gampang stres dan cepat menua

7. Banyak maunya; dalam arti positif, karena itu menunjukkan semagat dalam hidup

Demikian cerita kita hari ini. Sampai jumpa pada tema yang berikutnya, hehehe... 

Salam sehat dan tetap semangat dan teruslah berbahagia.... :)

 

 Hendra Setiawan

26-01-2021

 

 

*) diramu dari tulisan dokter dan materi di bawah ini: [1] [2] [3]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun