Sengaja?
Kaum wanita memang kerap menjadi daya tarik ilustrasi pemberitaan dan advetorial (iklan). Coba ingat, berapa kali media memakai terminologi kata 'cantik' sebagai bumbu headline-nya. Entah itu bernada positif ataupun negatif.
Misalnya pengusaha cantik yang berhati mulia, karena mempekerjakan difabel untuk mendukung perusahaannya. Sebaliknya, ada wanita cantik terlibat sindikat penipuan, jadi kurir narkoba dan sebagainya.
Iklan permen, mobil, rumah, dan sebagainya. Perempuan kerap menjadi bintang utama.
Seksisme dalam bermedia hampir pasti ada dalam setiap masa. Tafsir itu tentunya bisa jadi bahan diskusi yang panjang. Tapi tulisan ini tidak mengarah ke sana. Ini hanya untuk melatih kesadaran bermedia. Kritis dan aktif.
***
Tentu ilustrasi yang ditampilkan di atas tidak salah sepenuhnya. Ada kata perawat. Jadi yang dicari sang ilustrator adalah foto perawat.
[Duh, enaknya awak kerja media non konvensional, online zaman now.... Tinggal klak-klik, beres perkara....]
Baiklah, akan kita bedah saja (ah, kayak dokter saja, hehe...) gambar yang membikin orang jadi terngiang-ngiang ini a la Detektif Foto :P
Artinya, sumber pertama dari mana foto itu berasal, menjadi kabur. Tidak jelas lagi. Karena sudah sampai pada tangan ke sekian. Dan, cukuplah bagi yang terkemudian menuliskan sumber asalnya tadi. Tak salah mutlak secara aturan untuk menulis sumbernya, kan? Tidak ada klaim kepemilikan dari yang terakhir.