Ah jadi mangkel (geram) juga,kalau beberapa waktu lalu ada yang pernah ngomong, perjuangan cuma nongol di ibu kota. Soalnya Belanda-nya gak keliatan di daerah. Dasaarrr.... Sudah, maklumin aja ya, Rek...! Ada kid zaman bahuela lagi seneng-senengnya dia, barusan dapat job baru... Waktu SD itu mungkin ia lagi kebelet. Keluar kelas. Jadi ilmunya kagak lengkap, maka tak paham betul. Jan...:(
Adegan selanjutnya. "Hahaha..." begitu di markas Walanda. Lalu, majulah para pejuang.... Perang pun terjadi secara sporadis.
Aksi yang ini sih agak ringan sifatnya. Tak pakai petasan dan alat-alat perang lain. Cukup dengan bambu runcing dan pakaian pendukung. Pistolnya juga tembak air. Hehehe, ah bisa saja ... tapi adegan sebetulnya tentu tidak seperti ini. Maafkan kalau terkesan "main-main", kurang serius dalam penjiwaan peran...Â
Sesuai urutan foto (kiri ke kanan) adalah para pendukung acara. "Menyebarkan virus cinta tanah air," salah satu tagline komunitas.
Kirab Kadipaten Surabaya, salah satu bagian dari tema sejarah Kota Surabaya, yang ikut serta dalam parade.
"Selamat makan ya, adik-adik... ". Terima kasih telah turut mengisi gelaran ini. Jadilah generasi yang cinta negeri, ya...
And the end...tak lengkap rasanya kalau tak mengabadikan kegiatan ini. Usul saja buat penyelenggara acara. Ke depan, berilah kesempatan di spot-spotkhusus bagi mereka yang ingin betul-betul mendokumentasikan acara, guna kepentingan publik.
Wis, sudah... begitu dulu. Hormat dan terima kasih untuk para pahlawan. Merdeka lagi...!!!