Sejalan dengan itu, Bank Dunia telah berkomitmen menyediakan 30 juta dolar AS dalam pendanaan baru atau yang sudah ada bagi proyek terkait ketahnan pangan dan nutrisi, untuk beberapa tahun ke depan. Sementara itu FAO turut menyediakan perkembangan kondisi pasar pangan, termasuk melalui G20 Agricultural Market Information System (AMIS).
Pada forum itu, para menteri keuangan dan menteri pertanian anggota G20 menegaskan kembali komitmennya untuk memanfaatkan semua perangkat kebijakan dalam mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan saat ini, termasuk ketahanan pangan. Masih dalam forum yang sama, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa forum itu efektif untuk menjawab tantangan global menghadapi kerawanan pangan.
Presidensi G20 Indonesia sendiri menerapkan sejumlah strategi demi meningkatkan kapasitas produksi. Hal itu dilakukan sebagai upaya menstabilkan harga pangan, menekan laju inflasi, menurunkan impor, dan meningkatkan ekspor pangan nasional.
Sementara itu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meyakini bahwa Presidensi G20 Indonesia akan memberikan solusi konkret mengatasi ketidakpastian global. Presiden Jokowi mengatakan, kita harus membangun dunia yang lebih mampu dalam mengatasi ketidakpastian dan tantangan ke depan.
Terakhir, Presiden Jokowi kembali mengingatkan, krisis pangan yang terjadi antara perang Rusia dan Ukraina serta dampak pandemi yang belum pulih 100 persen. Untuk itu, Indonesia telah menyiapkan strategi untuk menciptakan ketahanan pangan.
Pembangunan infrastruktur pendukung produksi pertanian nasional, seperti bendungan, embung, dan jaringan irigasi salah satu upaya negara menjaga ketahanan pangan nasional. Sehingga, kesejahteraan masyarakat bisa terwujud secara nyata.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H