Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pengalaman Berasuransi Sejak 1990

1 April 2015   19:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:40 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Informasi bahwa penyakit jantung tak termasuk penyakit yang ditanggung asuransi baru saya ketahui saat itu, semata-mata karena ketidaktelitian saya membaca kontrak perjanjian asuransi.

Pasang Stent Biaya Pribadi

Biaya perawatan selama hidup yang paling memukul kondisi keuangan saya adalah ketika saya harus pasang stent di pembuluh darah jantung yang menyempit. Biaya pasang tiga stent sangat besar mencapai sekitar Rp 300 juta, lebih mahal dari harga Innova terbaru saat itu.

Pada saat dokter menyarankan pasang stent, saya sudah menyadari bahwa asuransi yang saya miliki tidak mencakup penyakit jantung. Dokter bertanya apakah ada asuransi, saya jawab tak ada, saya akan membayar dengan uang pribadi. Pahit sekali memang biaya pengobatan sebesar ini harus ditanggung sendiri, padahal bila kejadin ini terjadi tiga atau empat bulan sebelumnya, seratus persen biaya pengobatan akan ditanggung kantor.

Polis asuransi yang saya pegang pada dasarnya tetap bermanfaat, ketika awal 2013 saya dirawat di rumah sakit selama lima hari karena gejala tipus, klaim biaya perawatan diterima tanpa banyak argumen, hanya obat-obat yang berkaitan dengan penyakit jantung yang dicoret mereka. Dokter spesialis penyakit dalam yang merawat saya memang memberikan juga obat penyakit jantung selain obat-obat untuk menyembuhkan gejala tipus. Pak Dokter memang saya beritahu bahwa saya selama ini rutin mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang berkaitan dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah, atas resep dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

Jangan Abaikan Asuransi

Saya pribadi berdasarkan pengalaman berkeyakinan asuransi jiwa, asuransi kesehatan penting untuk dimiliki. Setelah mulai Januari 2014 BPJS Kesehatan diberlakukan Pemerintah Republik Indonesia, saya dan keluarga ikut serta BPJS Kesehatan, termasuk anak-anak saya yang sudah bekerja saya anjurkan melengkapi diri dengan asuransi BPJS Kesehatan, selain asuransi dari tempat bekerja masing-masing.

Tidak ingin mendahului takdir, tapi sebaiknya kita berusaha memproteksi diri agar tidak menyulitkan siapapun ketika sakit dan membutuhkan biaya perawatan yang tak sedikit, asuransilah yang tepat untuk tumpuan masyarakat. Tentu sebelum memutuskan ikut asuransi, secara ilmiah bisa dibuat simulasi analisis "Berasuransi vs Menabung" misalnya, pelajari kelebihan dan kekurangan dari kedua macam 'investasi' tersebut, jenis asuransinya bisa dibagi asuransi jiwa, pendidikan dan kesehatan. Prinsipnya teliti sebelum membeli.

Saya teringat ketika bulan Desember 2013 seorang teman SMA yang tinggal di Amerika Serikat mengikuti anaknya yang sedang studi S3, mengalami kecelakaan fatal, jatuh di tempat parkir hotel karena licin, malangnya tulang ekornya retak atau patah, yang berakibat teman saya lumpuh dari perut ke bawah.

Ia dirawat selama tiga bulan di sebuah rumah sakit di Amerika, biayanya sangat mencengangkan, bila dirupiahkan sekitar Rp 11 milyar. Teman saya walaupun tidak memiliki polis asuransi di Amerika, seluruh perawatannya ditanggung jawatan sosial setempat, karena teman saya tak  mampu membayar biaya sebesar itu.

Asuransi untuk diri pribadi dan keluarga penting, saya anjurkan bukalah polis asuransi jiwa dan kesehatan, untuk saat ini minimal ikutilah asuransi BPJS Kesehatan dan BPJS Tenaga Kerja bila anda masih termasuk golongan usia produktif. Tentu lebih baik bila dilapis dengan polis asuransi jiwa, kesehatan atau pendidikan dari perusahaan asuransi yang terpercaya reputasinya, bila penghasilan kita memungkinkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun