Satu persatu pasien diperiksa oleh dokter Kapitan. Hingga bilik ke-7, dokter masuk ruangan khusus miliknya.
"Ada apa dengan bahu kirimu, Saga?" Rheen jelas sangat khawatir.
"Tidak ada masalah. Mungkin karena efek single rock attack dengan tambahan api meninggalkan sedikit luka bakar."
"Yang aku tahu. Punggungmu yang terkena serangan itu." Pepe ikut bertanya dengan sedikit heran.
"Nyerempet ke bahu." Saga mengelak dengan guyon.
Panas di bahu ini masih terasa. Namun tidak sepanas hari kemarin. Saga tak ingin semua orang menjadi khawatir.
"Saga. Maafkan aku karena menyeretmu ke dalam pertarungan." Pepe tampak muram menyebutkan barisan kalimat ini. Pepe mudah sekali berubah menjadi melankolis ketika ia merasa bersalah.
Rheen menyuapkan nasi dengan lauk tempe bacem ke mulut Pepe. Mudah-mudahan nasi yang dimakan tidak disertai dengan ingus Pepe yang terbawa suasana.
"Sudahlah. Keributannya sudah selesai." Saga berusaha menenangkan.
"Dan masing-masing dari kita terkena skorsing." Rheen finishing dengan harapan membuat Pepe tertawa.
Miss Aleda Olis secara tiba-tiba berada di bilik Pepe. Mengingatkan mereka bertiga untuk tidak terlalu gaduh.