Banyaknya kementerian tidak selalu diiringi dengan peningkatan fungsi atau kinerja yang maksimal, dan ada kekhawatiran bahwa penambahan kementerian hanya akan menampung banyak pejabat tanpa fungsi yang jelas. Hal ini diperkuat oleh beberapa nama yang dipanggil oleh Prabowo, yang dianggap tidak memiliki rekam jejak yang kuat atau kredibel.
Dengan demikian, argumentasi di atas menunjukkan bahwa tidak ada alasan yang cukup rasional bagi pemerintahan Prabowo untuk membentuk big government atau "kabinet gede"yang berlebihan dalam jumlah menteri, kecuali sebagai bagian dari investasi politik untuk membagi "kue" kekuasaan. Ini berarti membagi sumber daya, baik ekonomi maupun politik, di dalam pemerintahan.Â
Pemerintahan yang Efektif dan Efisien
Situasi Indonesia saat ini menuntut adanya pemerintahan yang efektif dan efisien, dengan kemampuan bergerak secara lincah dan melayani rakyat sesuai dengan mandat konstitusi.Â
Pemerintahan yang efektif dan efisien merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan tugas-tugas negara, terutama dalam menghadapi krisis global dan domestik yang semakin kompleks, seperti krisis pangan.Â
Pemerintahan yang efektif dan efisien seharusnya berfokus pada peningkatan kinerja birokrasi, bukan sekadar memperluas struktur. Jika tidak, kabinet Prabowo dikhawatirkan hanya akan menjadi tempat penampungan sumber daya manusia yang berlebihan dengan fungsi terbatas, tanpa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks Indonesia, terdapat tiga mandat konstitusional yang harus dijalankan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat: mencerdaskan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan menjaga keamanan nasional.
1. Mencerdaskan Bangsa: Tantangan dalam Sektor Pendidikan
Salah satu mandat utama yang tertuang dalam konstitusi Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yang merupakan landasan bagi pengembangan sektor pendidikan.Â
Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah memerlukan seorang Menteri Pendidikan yang mampu berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.Â
Beberapa langkah yang dapat diambil mencakup peningkatan kesejahteraan guru, dosen, dan pegawai pendidikan lainnya, serta perbaikan infrastruktur pendidikan.
Saat ini, ketimpangan dalam infrastruktur pendidikan antara daerah pusat dan daerah pinggiran masih menjadi masalah yang signifikan. Kondisi ini menyebabkan adanya kesenjangan akses pendidikan, yang berdampak pada ketidaksetaraan dalam kualitas pendidikan.Â
Oleh karena itu, pemerintahan perlu menempatkan fokus yang lebih besar pada pengembangan pendidikan di daerah-daerah tertinggal, guna memastikan bahwa seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati hak atas pendidikan yang layak dan bermutu.