Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kapitalisme dan Eksploitasi Lansia: Antara Retorika Pemberdayaan dan Realitas Penindasan

12 Oktober 2024   21:02 Diperbarui: 12 Oktober 2024   21:06 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber Gambar: KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Kondisi ini memanifestasikan bentuk eksploitasi yang lebih halus namun sangat merusak. Kapitalisme menggunakan retorika produktivitas dan dedikasi untuk menormalisasi kondisi kerja yang tidak sehat dan tidak manusiawi, di mana kesejahteraan individu dikorbankan demi keuntungan korporasi.

Lanskap Eksploitasi yang Lebih Luas

Jika kita memperluas perspektif ini, fenomena lansia yang tetap bekerja hingga usia lanjut dan eksploitasi digital di era modern adalah bagian dari lanskap yang lebih luas dari eksploitasi tenaga kerja di bawah sistem kapitalisme global. 

Di satu sisi, narasi pemberdayaan lansia menunjukkan bagaimana kapitalisme terus berupaya untuk mencari sumber tenaga kerja yang baru, bahkan di kelompok usia yang seharusnya dilindungi. 

Di sisi lain, eksploitasi pekerja di era digital menunjukkan bagaimana teknologi, yang seharusnya menjadi alat pembebasan, justru dijadikan alat untuk memperpanjang eksploitasi tenaga kerja.

Dalam kondisi ini, sangat penting bagi kita untuk merenungkan bagaimana seharusnya peran negara dan kebijakan publik dalam menghadapi tantangan ini. Negara tidak boleh berperan sebagai fasilitator dari eksploitasi kapitalisme, melainkan harus menjadi pelindung yang memastikan kesejahteraan semua warganya, terutama yang paling rentan, termasuk lansia yang seharusnya menikmati masa pensiun dengan tenang dan bahagia, dan pekerja di era digital yang harus dilindungi dari jam kerja yang tidak manusiawi.

Karena itu, segala retorika dan praktik yang menormalisasi eksploitasi perlu ditolak, serta menuntut kebijakan negara yang melindungi kesejahteraan dan hak asasi manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun