Orang Ngada menamai minuman ini sebagai "air kata-kata" atau "air persaudaraan."Â
Meski demikian, minuman ini terkenal hingga ke luar daerah, bahkan kota-kota, memberikan kontribusi ekonomi bagi petani Moke/Arak/Tuak.
Kurang beruntung memang, kalau saat itu kami tidak disuguhi dengan air persaudaraan alias moke/arak/tuak ini, ketika acara penerimaan di kantor desa.
Jika sebaliknya, lain cerita tentunya. Kata orang Ngada: pantang pulang jika moke/arak/tuan yang disajikan itu habis.
Bahkan ada quotes yang mengatakan: "pecinta moke, cari uang cuan atau duit cuman sampingan". Gila...!
****
Lagi-lagi kembali ke cerita perjalanan.Â
Keberadaan mahasiswa/i KKN yang berjumlah 10 orang di Desa Kelitei selama satu setengah bulan. Mereka belajar dari dan bersama masyarakat.
Sering dibilang orang, kalau masyarakat itu "Universitas Sejati", tempat siapa saja berguru ilmu pengetahuan.
Masyarakat itu sumber pengetahuan, siapa saja dapat menimbah kebijaksanaan darinya.