****
Lanjut ke cerita perjalanan dari Ende ke Desa Kelitei yang memakan waktu sekitar 3 jam.Â
Jalan yang berkelok-kelok dan kadang-kadang berlubang menambah tantangan perjalanan kami.Â
Namun, semua rasa lelah terbayar lunas oleh keindahan alam yang kami temui di sepanjang perjalanan.Â
Hutan-hutan lebat, bukit-bukit hijau, dan gunung-gunung yang menjulang tinggi memberikan kesan yang mendalam dan menambah keindahan perjalanan ini.
Kondisi alam di Flores yang menakjubkan inilah yang mendorong Pemerintah Provinsi dan Kabupaten di NTT menjadikannya sebagai proyek pariwisata, yang dijual atas nama pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Selain hewan purba Komodo di Manggarai dan Danau Tiga Warna Kelimutu di Ende.
Sesampainya di Desa Kelitei, Kepala Desa dan sejumlah perangkat desa yang ramah membuat kami merasa diterima dengan baik.Â
Mereka menyambut kedatangan kami dengan senyum dan tangan terbuka, memperlihatkan keramahan khas masyarakat Ngada.
Penduduk Desa Kelitei sebagian besar bekerja sebagai petani. Ladang-ladang dan kebun-kebun jambu mete menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat setempat.Â
Selain hasil kebun dan tani, ada minuman khas orang Ngada: Tuak/Arak/Moke yang menggentarkan, yang merupakan minuman tradisional yang dibuat dari hasil penyulingan pohon lontar maupun enau, proses pembuatannya masih tradisional.Â