Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Efektivitas Labelisasi Kandungan Gula dan Strategi Edukasi Perilaku Konsumsi Masyarakat

12 Juli 2024   18:33 Diperbarui: 12 Juli 2024   18:35 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi label informasi gizi. Sumber Gambar (Shutterstock) via Kompas.com

Efektivitas Labelisasi Kandungan Gula dan Strategi Edukasi Perilaku Konsumsi Masyarakat

Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) saat ini sedang meninjau kemungkinan penerapan sistem label warna atau "color guide" yang akan menampilkan informasi kadar gula pada produk minuman dalam kemasan (https://www.cnnindonesia.com, 2024).

Langkah ini diambil untuk menekan tingkat konsumsi gula yang tinggi di masyarakat Indonesia, yang telah menjadi salah satu kontributor utama meningkatnya angka diabetes dan penyakit tidak menular lainnya. 

Sistem label ini mirip dengan yang diterapkan di Singapura, yang menggunakan Nutri-Grade dengan level abjad A sampai D berdasarkan kandungan gula dan lemak jenuh.

Sistem serupa di Singapura telah menunjukkan hasil yang positif, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kandungan gula dalam makanan dan minuman mereka, dan pada gilirannya, menurunkan konsumsi gula.

Dengan demikian, selain mempertimbangkan efektivitas pelabelan khusus kandungan gula untuk mengubah perilaku konsumsi masyarakat, pentingnya peran edukasi dalam menekan konsumsi gula berlebihan juga menjadi isu yang tidak kalah penting. 

Efektivitas pelabelan ini tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial dan budaya Indonesia. Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya gizi seimbang dan risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi gula berlebih masih perlu ditingkatkan. 

Banyak orang masih kurang paham mengenai dampak jangka panjang dari konsumsi gula berlebihan, termasuk risiko diabetes, obesitas, dan penyakit kardiovaskular. 

Oleh karena itu, meskipun label gula dapat memberikan informasi yang jelas, tanpa pemahaman yang memadai dari masyarakat, perubahan perilaku konsumsi mungkin tidak akan signifikan.

Data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, rata-rata masyarakat Indonesia mengonsumsi gula sebanyak 5,8 kilogram per kapita per tahun ( https://databoks.katadata.co.id, 2024).

Meskipun ada penurunan kebutuhan gula untuk konsumsi rumah tangga nasional sebesar 7,3% (year-on-year), konsumsi gula per kapita masih cukup tinggi. 

Konsumsi Gula per Kapita Masyarakat Indonesia (2019-2023). Sumber Gambar: https://databoks.katadata.co.id
Konsumsi Gula per Kapita Masyarakat Indonesia (2019-2023). Sumber Gambar: https://databoks.katadata.co.id

Dengan demikian, pelabelan kandungan gula yang jelas dan mudah dipahami diharapkan dapat membantu masyarakat membuat pilihan yang lebih sehat.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pelabelan saja mungkin tidak cukup untuk mengubah perilaku konsumsi secara signifikan. Beberapa studi yang dilakukan menunjukkan bahwa meskipun label gizi dapat meningkatkan kesadaran konsumen tentang kandungan gula dalam produk, perubahan perilaku konsumsi seringkali memerlukan lebih dari sekedar informasi pada label (Cindy Anastacia Ratu et all, 2022). 

Faktor-faktor seperti preferensi rasa, kebiasaan makan, dan keterjangkauan produk juga memainkan peran penting dalam menentukan pilihan makanan konsumen.

Pentingnya Edukasi Masyarakat

Pelabelan kandungan gula perlu didukung oleh program edukasi yang komprehensif untuk mencapai perubahan perilaku yang diinginkan. 

Edukasi masyarakat tentang bahaya konsumsi gula berlebih dan manfaat memilih makanan yang lebih sehat sangat penting. Pemerintah perlu mengkampanyekan informasi tentang batas konsumsi gula harian yang disarankan, serta dampak negatif dari konsumsi gula yang berlebihan, seperti risiko diabetes, obesitas, dan penyakit kardiovaskular.

Edukasi dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk kampanye di televisi, radio, media sosial, serta program edukasi di sekolah dan komunitas. 

Keterlibatan berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, guru, dan tokoh masyarakat, sangat penting dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat. 

Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya membatasi konsumsi gula, diharapkan mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam memilih makanan dan minuman.

Studi menunjukkan bahwa program edukasi yang terstruktur dan berkelanjutan lebih efektif dalam mengubah perilaku konsumsi daripada intervensi satu kali (Novianti Tysmala Dewi et all, 2023).

Misalnya, kampanye kesehatan yang sukses di negara lain telah menunjukkan bahwa kombinasi antara label gizi yang jelas dan program edukasi yang intensif dapat meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku konsumsi masyarakat secara signifikan.

Intervensi Kebijakan Pemerintah

Pelabelan kandungan gula harus menjadi bagian dari strategi yang lebih luas yang mencakup edukasi masyarakat, regulasi yang ketat, dan langkah-langkah lain yang dapat diambil termasuk pengaturan harga, pembatasan iklan produk tinggi gula, serta peningkatan aksesibilitas dan ketersediaan makanan sehat.

Pengaturan harga dapat menjadi alat yang efektif dalam mengurangi konsumsi gula. Pemerintah dapat mempertimbangkan untuk menerapkan pajak pada produk tinggi gula, seperti yang telah dilakukan di beberapa negara. 

Pajak tersebut dapat membuat produk tinggi gula menjadi lebih mahal, sehingga mendorong konsumen untuk memilih alternatif yang lebih sehat. Selain itu, dana yang diperoleh dari pajak tersebut dapat digunakan untuk mendukung program edukasi dan promosi kesehatan.

Pembatasan iklan produk tinggi gula juga dapat membantu mengurangi konsumsi gula, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Anak-anak dan remaja sangat rentan terhadap pengaruh iklan, sehingga pembatasan iklan produk tinggi gula di media yang banyak diakses oleh mereka dapat membantu mengurangi eksposur dan keinginan untuk mengonsumsi produk tersebut.

Peningkatan aksesibilitas dan ketersediaan makanan sehat juga sangat penting. Pemerintah perlu bekerja sama dengan industri makanan untuk meningkatkan produksi dan distribusi makanan sehat yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. 

Selain itu, program subsidi untuk produk sehat, seperti buah-buahan dan sayuran, dapat membantu mengurangi harga dan meningkatkan konsumsi makanan sehat.

Kesimpulan

Pelabelan khusus kandungan gula dalam produk kemasan adalah langkah penting dalam upaya menekan konsumsi gula berlebih di masyarakat Indonesia. 

Namun, efektivitas pelabelan ini dalam mengubah perilaku konsumsi sangat tergantung pada dukungan dari program edukasi yang komprehensif dan kebijakan lain yang mendukung. 

Edukasi masyarakat tentang bahaya konsumsi gula berlebih dan manfaat memilih makanan yang lebih sehat sangat penting untuk mencapai perubahan perilaku yang diinginkan.

Pelabelan saja tidak cukup untuk mengatasi masalah konsumsi gula berlebih. Langkah-langkah tambahan, seperti pengaturan harga, pembatasan iklan produk tinggi gula, serta peningkatan aksesibilitas dan ketersediaan makanan sehat, perlu diambil untuk mendukung upaya ini. 

Dengan pendekatan yang terintegrasi dan strategis, diharapkan masyarakat Indonesia dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga pola konsumsi yang sehat dan menurunkan risiko penyakit yang disebabkan oleh konsumsi gula berlebih.

Referensi: 

Dewi, N. T., Yunita, L. ., Sukanty, N. M. W. ., & Ariani, F. (2023). Edukasi Label Informasi Nilai Gizi sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Kemampuan Membaca Label Gizi Siswa di SMAN 5 Mataram: Education on Nutritional Value Information Labels as an Effort to Increase Knowledge and Ability to Read Nutrition Labels for Students at SMAN 5 Mataram. Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat, 4(1), 246–252. https://doi.org/10.35311/jmpm.v4i1.225 

Anastacia, C., Anggraeni, D., Eka, S., & Miftah, Z. (2022). Kemampuan Membaca Label Gizi dengan Konsumsi Makanan dan Minuman Kemasan Tinggi Gula. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/366578320_Kemampuan_Membaca_Label_Gizi_dengan_Konsumsi_Makanan_dan_Minuman_Kemasan_Tinggi_Gula

https://www.researchgate.net/publication/366578320_Kemampuan_Membaca_Label_Gizi_dengan_Konsumsi_Makanan_dan_Minuman_Kemasan_Tinggi_Gula

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240709063225-20-1119021/menkes-ingin-tempel-label-warna-kandungan-gula-di-produk-kemasan

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/04/22/konsumsi-gula-per-kapita-indonesia-turun-rekor-terendah-pada-2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun