Selain faktor-faktor sosial dan psikologis, media dan iklan juga memainkan peran penting dalam membentuk persepsi tentang gengsi dan fungsi. Media sering kali mempromosikan gaya hidup mewah dan mengasosiasikan barang-barang tertentu dengan status sosial yang tinggi.Â
Iklan-iklan tersebut dirancang untuk menarik emosi dan membuat orang merasa bahwa mereka membutuhkan barang-barang tersebut untuk diterima dan dihargai oleh masyarakat. Pengaruh media ini sangat kuat dan dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku konsumen, sering kali tanpa disadari.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Konsumsumerisme dalam masyarakat menurut Baudrillard, terletak pada ideologi konsumsi yang didasarkan pada idealisme liberal-kapitalis dengan konsep masyarakat berkelimpahan yang mengidamkan kemapanan dan kenyamanan hidup. Ideologi konsumerisme kemudian membuat pemborosan menjadi logis.
Dari segi sosial, perilaku ini dapat memperlebar kesenjangan antara kelompok sosial yang berbeda. Orang-orang yang tidak mampu membeli barang-barang mewah merasa tertinggal dan kurang dihargai oleh masyarakat.Â
Dari segi ekonomi, perilaku konsumtif yang berlebihan dapat menyebabkan masalah keuangan pribadi, seperti hutang yang menumpuk. Selain itu, fokus pada barang-barang mewah dapat mengalihkan perhatian dari investasi yang lebih produktif, seperti pendidikan dan kesehatan.
Menuju Kehidupan yang Lebih Seimbang
Untuk mengatasi kecenderungan mementingkan gengsi di atas fungsi, penting bagi individu untuk mengembangkan kesadaran diri dan memahami motivasi di balik perilaku konsumsi mereka.Â
Edukasi tentang literasi keuangan dan pentingnya nilai-nilai non-material dapat membantu orang membuat keputusan yang lebih bijaksana.Â
Selain itu, masyarakat dapat didorong untuk menghargai kualitas pribadi dan kontribusi sosial di atas kepemilikan materi. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan di mana fungsi dan kegunaan dihargai sama tingginya dengan gengsi dan status sosial.
Kesimpulan: Menerima dan Memahami Perilaku Konsumtif
Pada akhirnya, perilaku konsumtif yang berlebihan dan kecenderungan untuk lebih mementingkan gengsi daripada fungsi bukanlah sesuatu yang muncul tanpa alasan.
Faktor-faktor psikologis seperti identitas sosial, kebutuhan pengakuan, konformitas sosial, konsumsi simbolik, dan self-esteem semuanya memainkan peran penting dalam membentuk perilaku ini.Â
Memahami alasan-alasan ini tidak hanya membantu kita melihat lebih jelas tentang diri sendiri dan orang lain, tetapi juga membantu kita membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.