Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Starlink di Indonesia: Transformasi atau Ancaman?

25 Mei 2024   22:35 Diperbarui: 28 Mei 2024   18:12 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.kompas.com

Namun, eksistensi industri telekomunikasi lokal tetap harus dijaga. Jika dikuasai secara kebablasan oleh pemain asing, industri telekomunikasi lokal bisa terancam. 

Apabila kemudian pemerintah yang selalu bersandar pada nalar ekonomi liberal yang menempatkan pasar sebagai entitas yang bebas untuk bersaing secara sempurna, maka kehadiran Starlink seperti pisau bermata dua bagi industri telekomunikasi lokal. Ada pihak yang akan unggul dan mendapat keuntungan besar, sementara yang lain mungkin tertinggal atau kalah.

Dengan lain perkataan, Starlink dapat mendorong inovasi, efisiensi, dan peningkatan kualitas layanan di satu sisi, namun di sisi lain, dapat menyebabkan ketidaksetaraan, menghilangkan perusahaan yang tidak mampu bersaing. 

Hal ini bisa menciptakan ketidakseimbangan pasar, di mana hanya beberapa perusahaan besar yang mendominasi dan mengontrol pasar. Jika pasar dimonopoli oleh perusahan besar, semisal Strarlink, ini dapat mengurangi jumlah pemain di pasar dan potensial mengurangi persaingan jangka panjang. Perusahaan besar mungkin memiliki insentif dan sumber daya yang besar untuk terus berinovasi. Sebaliknya perusahaan kecil yang tidak memiliki sumber daya untuk bersaing mungkin akan kalah.

Dalam skenario pasar seperti ini, peran pemerintah sangat penting untuk memastikan bahwa persaingan tetap sehat dan adil. Pemerintah perlu mengatur regulasi dan pengawasan. Menerapkan regulasi yang mencegah praktik anti-persaingan seperti monopoli dan kartel.

Meskipun yang paling penting di era digital adalah keunggulan kompetitif dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan dan mengambil peluang dari setiap dinamika yang ada. Pemerintah harus memastikan setiap langkah yang diambil adalah untuk kepentingan masyarakat, industri lokal dan negara. Kedatangan Starlink harus menjadi momentum bagi industri lokal untuk berinovasi, bukan membuka peluang untuk mengancam industri lokal. 

Sebagaimana upaya pemerintah dengan mengambil langkah penting dengan menjodohkan Starlink dengan PT Telkom. Telkom berkolaborasi dengan Starlink untuk memperkaya cakupan telekomunikasi di Indonesia. Starlink tidak akan melayani konsumen secara langsung, tetapi melalui operator seluler dan penyedia layanan internet yang ada (https://tekno.kompas.com, 19 Mei 2024).

Meskipun juga pemerintah telah meluncurkan satelit Satria, tetapi dengan tambahan Starlink dan kolaborasi industri lokal maka konektivitas di seluruh penjuru negeri akan lebih optimal. Sehinga, kehadiran Starlink tidak akan sepenuhnya bersaing dengan operator lokal, tetapi lebih sebagai pelengkap dalam landscape telekomunikasi Indonesia. Ini adalah cara untuk menjaga keseimbangan antara inovasi global dan kepentingan lokal. 

Dengan demikian, kehadiran Starlink di Indonesia bisa menjadi jembatan antara inovasi global dan kepentingan lokal, memungkinkan masyarakat menikmati akses internet berkecepatan tinggi tanpa mengancam industri telekomunikasi lokal.

Kedaulatan Digital dan Keamanan Cyber 

Masalah lainnya ditengah gempuran persaingan industri telekomunikasi adalah soal kedaulatan digital dan keamanan cyber. Dalam era digital saat ini, data sering disebut sebagai "new oil ", data adalah bahan bakar yang rentan terhadap penyalahgunaan, diperjualbelikan secara ilegal, digunakan untuk tujuan yang merugikan, dan bahkan menjadi senjata dalam perang siber antarnegara (Kompas.id, 24 Mei 2024).

Sebagaimana diulas oleh litbang kompas (24 Mei 2024) terkait perang siber antara Rusia dan Ukraina. Negara-negara adidaya menciptakan ketergantungan pada infrastruktur komunikasi asing yang digunakan sebagai alat tekanan atau negosiasi dalam hubungan internasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun