Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Selamat Ulang Tahun, Buku

19 Mei 2024   19:00 Diperbarui: 20 Mei 2024   17:10 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku: UNSPLASH/CLAY BANKS

Selamat Ulang Tahun, Buku

Selamat ulang tahun,buku

Anggap saja aku kekasih atau pacar, 

selamat ulang tahun, cetak ulang selalu. 

-Jokpin 

Buku, selalu tak lekang oleh waktu, merayakan ulang tahunnya dua hari yang lalu, 17 Mei. Bagai seorang kekasih yang setia menemani perjalanan panjang kehidupan, buku telah menjadi saksi bisu evolusi pengetahuan, budaya, dan peradaban manusia.  

Sejak awal kemunculannya, buku telah mengalami berbagai transformasi. Bermula dari tablet tanah liat Sumeria sekitar 2400 SM, kemudian berkembang menjadi papirus di Mesir kuno, hingga mencapai bentuk codex yang menyerupai buku modern pada masa Romawi.

Penemuan mesin cetak oleh Gutenberg pada abad ke-15 merupakan titik balik yang revolusioner. Gutenberg memungkinkan reproduksi buku secara massal, sehingga pengetahuan yang sebelumnya terkungkung di kalangan terbatas, dapat diakses oleh lebih banyak orang.

Buku adalah alat utama dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Tanpa buku, berbagai temuan ilmiah mungkin tidak akan terdokumentasi dengan baik dan tidak akan tersampaikan ke generasi berikutnya. 

Dalam dunia pendidikan, buku teks, jurnal ilmiah, dan publikasi akademik memegang peran krusial dalam proses pendidikan formal.

Selain berperan dalam pendidikan, buku juga merupakan penjaga kebudayaan. Melalui karya sastra, sejarah, antropologi dan etnografi, buku menjadi sarana dokumentasi dan pelestarian tradisi serta nilai-nilai budaya. 

Dengan membaca buku, kita dapat memahami sudut pandang dan pengalaman dari berbagai belahan dunia. Ini memperkaya wawasan dan menumbuhkan empati antarbudaya, yang sangat penting dalam dunia yang semakin terhubung ini.

Buku di Era Digital: Tantangan dan Harapan

Perkembangan terknologi komunikasi (era digital) yang kian melesit berkat penemuan internet dan website online pertama di dunia telah menjanjikan pesatnya industri percetakan buku, yang kemudian membawa tantangan baru bagi eksistensi buku. 

E-book dan platform pembaca digital seperti Kindle Books dan Google Books menawarkan kenyamanan dan aksesibilitas yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan satu perangkat, kita dapat membawa ribuan buku ke mana saja. 

Perkembangan teknologi juga membuka peluang baru, lahirnya buku audio (audiobook) dan podcast berbasis buku menjadi alternatif bagi mereka yang sibuk namun tetap ingin mengonsumsi konten literatur.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun formatnya berubah, esensi dari buku sebagai medium pengetahuan dan hiburan tetap bertahan. Akan tetapi, perubahan ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan buku cetak.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa membaca dari layar digital dapat mengurangi retensi informasi dan kualitas pemahaman dibandingkan dengan membaca dari kertas.

Nicholas Carr dalam bukunya "The Shallows: What the Internet Is Doing to Our Brains" mengungkapkan bahwa interaksi dengan teks digital dapat mengganggu konsentrasi dan mempercepat kelelahan mental.

Sedangkan, membaca dari kertas memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam dan retensi informasi yang lebih baik dibandingkan dengan membaca dari layar digital.

Selain dampak negatif terhadap kualitas membaca dari layar digital sebagaimana dikewatirkan Nicholas Carr, digitalisasi juga membuka pintu lebar bagi pembajakan buku. 

Pembajakan buku telah menjadi industri yang menggiurkan bagi beberapa pihak yang ingin mengeruk keuntungan tanpa memikirkan dampaknya terhadap penulis, penerbit, dan industri buku secara keseluruhan. Berdasarkan survei Ikapi pada tahun 2021, sekitar 75 persen penerbit menemukan buku terbitan mereka dibajak dan dijual di lokapasar (Kompas.id, 17 Mei 2023).

Dengan mudah kita bisa menemukan buku-buku bajakan yang dijual di Google, media sosial, dan aplikasi jual beli online. Buku-buku berkualitas diobral dengan harga yang sangat murah, sering kali hanya separuh atau bahkan sepertiga dari harga buku asli. Patut diduga itu pasti buku bajakan.

Praktik pembajakan ini merugikan semua pihak yang terlibat dalam industri buku. Penulis kehilangan royalti yang seharusnya mereka terima dari penjualan buku mereka, sementara penerbit kehilangan pendapatan yang penting untuk mendanai penerbitan karya-karya baru.

Selain itu, kualitas buku bajakan sering kali tidak sebanding dengan buku asli. Buku-buku bajakan mungkin memiliki kualitas cetak yang buruk, halaman yang hilang, atau bahkan kesalahan dalam isi teks. Hal ini tentu saja merugikan pembaca yang mungkin tidak menyadari bahwa mereka membeli buku bajakan.

Ironisnya, kemudahan akses terhadap buku bajakan sering kali dianggap sebagai solusi bagi harga buku asli yang dianggap terlalu mahal. Padahal, harga buku asli mencerminkan banyak aspek, mulai dari biaya produksi, royalti penulis, hingga biaya distribusi. Dengan membeli buku asli, kita turut mendukung keberlanjutan industri penerbitan dan mendorong terciptanya karya-karya baru yang berkualitas.

Tantangan lainnya dalah rendahnya minat baca. Berdasarkan data dari UNESCO, Indonesia menempati urutan kedua dari bawah dalam hal literasi dunia. Statistik ini menunjukkan betapa rendahnya minat baca di negeri ini, dengan hanya 0,001% masyarakat Indonesia yang rajin membaca. Artinya, dari setiap 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang benar-benar memiliki kebiasaan membaca (kumparan.com, 19 September 2023). 

Rendahnya minat baca memiliki dampak yang luas dan signifikan terhadap masyarakat dan negara. Salah satu dampak utamanya adalah rendahnya kualitas pendidikan.

Membaca adalah keterampilan dasar yang sangat penting untuk pembelajaran di semua bidang. Ketika minat baca rendah, kemampuan pemahaman dan analisis juga menurun, yang berdampak pada prestasi akademis siswa. Hal ini dapat menghambat perkembangan intelektual dan kreatif generasi muda.

Rendahnya minat baca juga berdampak pada kemampuan berpikir kritis dan kemampuan memahami informasi yang kompleks. Tanpa kebiasaan membaca yang baik, masyarakat menjadi lebih rentan terhadap misinformasi dan hoaks, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik sosial.

Dengan demikian, pesan Duta Baca Indonesia Najwa Shihab, relevan untuk menggugah minat baca kita, bahwa "tugas yang menantang, karena tradisi dan minat membaca kita yang masih lemah. Tapi saya percaya cuma perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca. Cuma satu buku. Cari buku itu. Mari jatuh cinta,"

Penutup

Di tengah tantangan dan perubahan yang dihadapi industri buku, penting untuk selalu mengingat nilai dari setiap karya yang dihasilkan. Membaca adalah aktivitas yang memperkaya jiwa dan pikiran, dan menjaga kualitas serta integritas dari pengalaman membaca adalah tanggung jawab kita bersama.

Dengan menghargai karya intelektual dan mendukung penerbitan yang legal, kita turut berperan dalam mendorong perkembangan literasi dan budaya baca yang sehat.

Akhirnya, kita harus beradaptasi dengan perubahan tanpa mengorbankan nilai-nilai fundamental yang mendasari kegiatan membaca dan produksi buku. Teknologi digital, jika digunakan dengan bijak, dapat menjadi alat yang memperluas akses dan memperkaya pengalaman membaca kita.

Tetapi, penting untuk selalu kritis dan sadar akan dampak jangka panjang dari setiap pilihan yang kita buat, baik sebagai pembaca maupun sebagai bagian dari komunitas literasi global.

Selamat ulang tahun, buku. Seperti seorang kekasih yang setia, engkau telah menemani manusia dalam setiap langkah perjalanan peradaban. Engkau adalah penyuara masa lalu, penjaga kebudayaan, dan pendidik generasi mendatang.

Di tengah gempuran era digital, buku tetaplah relevan dan vital dalam mencetak ulang pengetahuan dan kebijaksanaan. Dengan segala bentuk dan formatnya, buku akan terus menjadi saksi dan pelaku utama dalam kisah manusia yang tak berkesudahan.

Sesuai dengan bait puisi Selamat Ulang Tahun Buku-nya Joko Pinurbo yang sedikit dimodifikasi, mari kita rayakan Hari Buku dengan literasi yang kuat.

Selamat ulang tahun, buku,

Anggap saja aku kekasih atau pacar gelap mu, 

Dalam dekapan waktu yang tumbuh dan layu,

Pembajakan yang merampas nilai setiap halamanmu,

Literasi yang meredup di tengah gemuruh digital,

Selamat ulang tahun, jangan lesu,

Cetak ulang selalu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun