Mobilisasi kolektif menjadi salah satu ciri khas gerakan sosial yang tercermin dalam Merdeka Belajar. Gerakan ini melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, pemerintah, lembaga pendidikan, guru, siswa, orang tua, alumni dan masyarakat umum.Â
Semua pihak ini berperan dalam mendukung dan mewujudkan visi Merdeka Belajar melalui kontribusi mereka dalam perubahan kurikulum, desain dan pelaksanaan pembelajaran, serta dukungan terhadap penduidikan yang inklusif dan berkeadilan.
Dalam kontek aksi kolektif untuk memajukan pendidikan dan pemebelajaran dengan pengorganisasian gerakan merdeka belajar berbasis masyarakat. Mengorganisir kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat seperti pertemuan komunitas, kelompok diskusi, dan proyek-proyek pendidikan di tingkat lokal untuk menggerakkan perubahan dari bawah ke atas.
Merdeka Belajar tidak hanya bertujuan untuk mengubah kurikulum, tetapi juga untuk mengubah paradigma dan sistem pendidikan secara menyeluruh.
Perlawanan terhadap status quo juga menjadi karakteristik yang melekat dalam gerakan sosial, termasuk Merdeka Belajar. Sebagai gerakan yang menantang model dan pola lama serta praktik-praktik yang sudah mapan dalam sistem pendidikan, Merdeka Belajar mendorong adanya perubahan dalam pola pikir, kebijakan, dan praktik-praktik yang ada. Ini termasuk mengubah paradigma bahwa pendidikan hanya terbatas di dalam kelas, serta meningkatkan kualitas pendidikan di luar ruang kelas.
Dalam hal diversitas dan inklusivitas, Merdeka Belajar juga menekankan pentingnya memperhatikan kebutuhan dan kepentingan berbagai pihak dalam masyarakat. Setiap siswa, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau kecacatan, memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka.Â
Merdeka Belajar berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung keberagaman dan menghormati hak asasi manusia setiap individu.
Strategi dan taktik yang digunakan dalam gerakan sosial juga tercermin dalam Merdeka Belajar. Mulai dari kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, advokasi kebijakan untuk memperjuangkan perubahan kebijakan pendidikan yang lebih inklusif, hingga pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyebarkan informasi dan memobilisasi dukungan.
Melalui media massa, media sosial, dan berbagai kegiatan komunitas, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya berupaya menjangkau berbagai lapisan masyarakat untuk menumbuhkan pemahaman dan dukungan terhadap inisiatif Merdeka Belajar. Kampanye ini juga bertujuan untuk mengubah persepsi masyarakat tentang pendidikan, dari yang berfokus pada nilai ujian semata menjadi pendidikan yang holistik dan berpusat pada siswa (studen center).
Penutup
Memasuki tahun ajaran baru 2024/2025, tema "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar" menjadi sangat relevan. Lebih dari sekadar sebuah program, Merdeka Belajar menjadi sebuah gerakan sosial yang memberikan harapan bagi masa depan pendidikan Indonesia yang gemilang.Â
Gerakan ini menekankan pentingnya kolaborasi antara semua pemangku kepentingan (inovator)—pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat—untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, inovatif, berkeadilan, dan berkualitas tinggi.  Dengan demikian, keberhasilan gerakan Merdeka Belajar sangat bergantung pada partisipasi dan dukungan kolektif dari seluruh elemen masyarakat.