Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tahun Ajaran Baru: Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar sebagai Gerakan Sosial

22 Juni 2024   00:27 Diperbarui: 22 Juni 2024   01:12 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.satuharapan.com

Tahun Ajaran Baru: Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar Sebagai Gerakan Sosial

Tahun ajaran baru 2024/2025 telah tiba, membawa angin segar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang mencakup jenjang PAUD hingga SMA/SMK serta Pendidikan Tinggi sedang berlangsung, menandai dimulainya babak baru dalam perjalanan pendidikan bagi banyak siswa. 

Memasuki tahun ajaran baru ini, tepatlah kiranya tema Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024 lalu, "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar," hendaklah menjadi fokus utama dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik. Tentu saja tema ini menggambarkan semangat kolaborasi dan kemandirian belajar dalam dunia pendidikan. 

Sebagaimana pesan Mas Menteri Nadiem Anwar Makarim untuk melanjutkan gerakan Merdeka Belajar. Mas Menteti menaruh harapan kepada para "inovator" untuk melanjutkan gerakan Merdeka Belajar dengan penuh semangat dan ketulusan, untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Pesan Mas Menteri Nadiem yang dijabarkan dalam pidato Hardiknas 2 Mei lalu, jika ditelusuri lebih jauh, mengarisbawahi dua hal penting yakni; pertama, menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan inovatif. 

Kedua, terus mengembangkan kemandirian belajar, inovasi, kreativitas, dan pemahaman yang mendalam di semua tingkatan pendidikan.

Dengan demikian, Tema Hardiknas yang kemudian dipertegas lagi dengan pesan Mas Menteri Nadiem, secara tersirat merupakan serpihan dari paradigma gerakan sosial (social movment), yang ditandai dengan adanya upaya kolektif untuk mencapai perubahan sosial di bidang pendidikan.

Tema Hardiknas 2024, "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar," seperti pesan Mas Menteri Nadiem, mencerminkan gerakan sosial yang berupaya mencapai perubahan kolektif di bidang pendidikan melalui kolaborasi dan kemandirian belajar. 

Sekilas Tentang Perspektif Gerakan Sosial

Dalam teminologi ilmu sosiologi dan politik, gerakan sosial adalah upaya kolektif dari sekelompok orang atau organisasi yang bertujuan untuk mencapai perubahan sosial atau politik tertentu dalam masyarakat. 

Gerakan sosial sering kali muncul karena dipicu oleh kegelisaha atas masalah sosial yang muncul, dan karenanya gerakan sosial bertujuan untuk mencapai perubahan yang positif (Tarrow, 20011).  Para ahli gerakan sosial sepakat bahwa gerakan sosial memiliki beberapa karakteristik utama, yakni:

Pertama, Tujuan Perubahan Sosial. Gerakan sosial bertujuan untuk mengubah atau memperbaiki kondisi sosial yang dianggap tidak adil, tidak setara, atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diinginkan oleh sebagian besar masyarakat.

Kedua, Mobilisasi Kolektif. Gerakan sosial melibatkan mobilisasi massa atau sekelompok orang yang bersatu untuk mencapai tujuan bersama. Ini bisa melibatkan berbagai pihak, mulai dari aktivis, organisasi non-pemerintah, kelompok masyarakat, hingga individu-individu yang peduli.

Ketiga, Organisasi dan Koordinasi. Gerakan sosial sering kali melibatkan organisasi atau struktur yang koordinatif untuk mengarahkan upaya kolektif menuju tujuan tertentu. Ini bisa berupa organisasi formal, kelompok advokasi, atau jaringan informal.

Keempat, Perlawanan terhadap Status Quo. Gerakan sosial seringkali menantang atau mengkritik status quo yang ada, baik itu kebijakan pemerintah, norma sosial, atau struktur kekuasaan yang dianggap tidak adil.

Kelima, Diversitas dan Inklusivitas. Gerakan sosial sering mewakili berbagai kepentingan dan perspektif dalam masyarakat. Berjuang untuk keadilan, kesetaraan, dan hak asasi manusia bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau politik.

Keenam, Strategi dan Taktik. Gerakan sosial menggunakan berbagai strategi dan taktik untuk mencapai tujuan mereka, mulai dari kampanye publik, demonstrasi, advokasi, pendidikan masyarakat, hingga pemilihan umum atau tindakan hukum.

Merdeka Belajar Sebagai Gerakan Sosial

Selain sebuah program, Merdeka Belajar adalah sebuah gerakan sosial kolektif yang menggema dalam ruang pendidikan Indonesia. Merdeka Belajar tidak hanya bertujuan untuk mengubah kurikulum, tetapi juga untuk mengubah paradigma dan sistem pendidikan secara menyeluruh. 

Dengan visi yang kuat untuk membangun fondasi pendidikan inklusif, berkeadilan, dan berkualitas bagi semua anak bangsa, gerakan sosial merdeka belajar menjadi tonggak perubahan yang sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Singkatnya, Merdeka Belajar merupakan sebuah gerakan sosial karena memperjuangkan perubahan yang bersifat struktural, kultural, dan sistemik dalam masyarakat. 

Gerakan ini tidak hanya menciptakan kebijakan baru atau mengubah kurikulum, tetapi juga berupaya mempengaruhi cara pandang, nilai-nilai, dan praktik-praktik dalam dunia pendidikan. Ini menggambarkan hubungan yang erat antara karakter gerakan sosial dengan esensi Merdeka Belajar.

Sebagaimana dijelaskan terdahulu bahwa, salah satu karakteristik utama gerakan sosial adalah tujuan perubahan sosial. Dalam konteks Merdeka Belajar, tujuan tersebut adalah menciptakan pendidikan yang inklusif, berkeadilan, dan berkualitas bagi semua anak bangsa. 

Dengan berbagai inisiatif seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis kompetensi, dan pendekatan holistik untuk penilaian, Merdeka Belajar bertujuan untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan yang bermutu tanpa diskriminasi.

Mobilisasi kolektif menjadi salah satu ciri khas gerakan sosial yang tercermin dalam Merdeka Belajar. Gerakan ini melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, pemerintah, lembaga pendidikan, guru, siswa, orang tua, alumni dan masyarakat umum. 

Semua pihak ini berperan dalam mendukung dan mewujudkan visi Merdeka Belajar melalui kontribusi mereka dalam perubahan kurikulum, desain dan pelaksanaan pembelajaran, serta dukungan terhadap penduidikan yang inklusif dan berkeadilan.

Dalam kontek aksi kolektif untuk memajukan pendidikan dan pemebelajaran dengan pengorganisasian gerakan merdeka belajar berbasis masyarakat. Mengorganisir kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat seperti pertemuan komunitas, kelompok diskusi, dan proyek-proyek pendidikan di tingkat lokal untuk menggerakkan perubahan dari bawah ke atas.

Merdeka Belajar tidak hanya bertujuan untuk mengubah kurikulum, tetapi juga untuk mengubah paradigma dan sistem pendidikan secara menyeluruh.

Perlawanan terhadap status quo juga menjadi karakteristik yang melekat dalam gerakan sosial, termasuk Merdeka Belajar. Sebagai gerakan yang menantang model dan pola lama serta praktik-praktik yang sudah mapan dalam sistem pendidikan, Merdeka Belajar mendorong adanya perubahan dalam pola pikir, kebijakan, dan praktik-praktik yang ada. Ini termasuk mengubah paradigma bahwa pendidikan hanya terbatas di dalam kelas, serta meningkatkan kualitas pendidikan di luar ruang kelas.

Dalam hal diversitas dan inklusivitas, Merdeka Belajar juga menekankan pentingnya memperhatikan kebutuhan dan kepentingan berbagai pihak dalam masyarakat. Setiap siswa, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau kecacatan, memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka. 

Merdeka Belajar berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung keberagaman dan menghormati hak asasi manusia setiap individu.

Strategi dan taktik yang digunakan dalam gerakan sosial juga tercermin dalam Merdeka Belajar. Mulai dari kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, advokasi kebijakan untuk memperjuangkan perubahan kebijakan pendidikan yang lebih inklusif, hingga pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyebarkan informasi dan memobilisasi dukungan.

Melalui media massa, media sosial, dan berbagai kegiatan komunitas, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya berupaya menjangkau berbagai lapisan masyarakat untuk menumbuhkan pemahaman dan dukungan terhadap inisiatif Merdeka Belajar. Kampanye ini juga bertujuan untuk mengubah persepsi masyarakat tentang pendidikan, dari yang berfokus pada nilai ujian semata menjadi pendidikan yang holistik dan berpusat pada siswa (studen center).

Penutup

Memasuki tahun ajaran baru 2024/2025, tema "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar" menjadi sangat relevan. Lebih dari sekadar sebuah program, Merdeka Belajar menjadi sebuah gerakan sosial yang memberikan harapan bagi masa depan pendidikan Indonesia yang gemilang. 

Gerakan ini menekankan pentingnya kolaborasi antara semua pemangku kepentingan (inovator)—pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat—untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, inovatif, berkeadilan, dan berkualitas tinggi.  Dengan demikian, keberhasilan gerakan Merdeka Belajar sangat bergantung pada partisipasi dan dukungan kolektif dari seluruh elemen masyarakat.

Dengan melibatkan berbagai pihak dan mendorong perubahan yang fundamental dalam sistem pendidikan, tahun ajaran baru ini adalah momen untuk memperkuat dan mengimplementasikan inisiatif Merdeka Belajar secara lebih luas, memastikan setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Sehingga, Merdeka Belajar dapat menjadi fondasi kuat bagi masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun