Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Meningkatkan Kesiapsiagaan dan Ketahanan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Letusan Gunung Ruang

3 Mei 2024   00:19 Diperbarui: 3 Mei 2024   00:39 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatkan Kesiapsiagaan dan Ketahanan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Letusan Gunung Ruang

Gunung Ruang, sebuah gunung berapi yang terletak di wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) di Sulawesi Utara (Sulut), Indonesia, telah menjadi pusat perhatian setelah serangkaian letusan yang terjadi beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir. 

Letusan Gunung Ruang, menimbulkan berbagai dampak yang meluas, termasuk pengungsian massal, ancaman terhadap kehidupan, dan gangguan pada sektor ekonomi dan transportasi. 

Dalam situasi seperti ini, persiapan yang matang dan respons yang cepat menjadi kunci untuk mengurangi risiko dan melindungi masyarakat serta harta benda mereka.

Kesiapsiagaan Awal dan Respons Terhadap Letusan Gunung Ruang

Pada tanggal 16 April 2024, Gunung Ruang kembali erupsi dengan mengeluarkan hujan batu dan awan panas. Dalam laporan sementara Basarnas Manado, sebanyak 159 KK 495 Jiwa mengungsi dan jumlah tersebut terus bertambah. 

Akibat dari letusan ini, status aktivitas Gunung Ruang dinaikan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). 

Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, kemudian mengumumkan pada 2 Mei 2024 bahwa dua desa di sekitar Gunung Ruang, Laingpatehi dan Pumpente, akan dikosongkan permanen karena ancaman dari erupsi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia segera meluncurkan proses evakuasi yang melibatkan koordinasi antara pemerintah, Basarnas, BNPB, PVMBG, dan masyarakat setempat. 

Sekitar 4.278 warga yang terdampak langsung oleh erupsi Gunung Ruang telah dievakuasi dari Pulau Tagulandang. Meskipun evakuasi ini menunjukkan respons yang cepat, masih terdapat kebutuhan untuk meningkatkan infrastruktur evakuasi dan respons yang lebih terkoordinasi untuk mengurangi potensi korban jiwa dan mempercepat pemulihan pasca-bencana.

Tantangan dalam Menghadapi Letusan Gunung Ruang

Proses evakuasi menjadi semakin rumit karena adanya dampak pada sektor transportasi, terutama penerbangan udara. Penutupan sementara bandara-bandara di wilayah tersebut mengakibatkan infrastruktur penerbangan belum sepenuhnya siap untuk menghadapi bencana semacam ini.

Dalam situasi seperti ini, pengembangan teknologi dan sistem peringatan dini yang lebih canggih dan terintegrasi antarinstansi akan membantu mengurangi gangguan pada penerbangan dan mempercepat pemulihan aktivitas ekonomi pasca-bencana.

Adopsi pola dan sistem mitigasi bencana yang berhasil di tempat lain dapat menjadi panduan yang berharga dalam meningkatkan kesiapsiagaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana lanjutan di wilayah tersebut. 

Misalnya, model seperti yang diterapkan oleh Jepang dengan sistem peringatan dini tsunami yang efektif, dapat diadopsi dan disesuaikan dengan kebutuhan unik wilayah Sulawesi Utara. 

Selain itu, perlunya perluasan zona aman di sekitar Gunung Ruang mendesak dilakukan, sehingga evaluasi risiko yang terus-menerus dan penyesuaian kebijakan mitigasi bencana sesuai dengan perkembangan situasi. 

Peran Masyarakat, Institusi dan Teknologi dalam Kesiapsiagaan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) memainkan peran kunci dalam memantau situasi dan memberikan peringatan dini akan ancaman tsunami. 

Pemantauan intensif terhadap ketinggian permukaan laut dan penggunaan teknologi canggih seperti Pemantauan Gelombang Pasang dan Sistem Cuaca Otomatis (AWS) Maritim merupakan langkah yang tepat dalam mengantisipasi dan mendeteksi potensi tsunami. 

Namun, perlu dilakukan peningkatan kapasitas dalam hal infrastruktur dan sumber daya manusia untuk memastikan respons yang cepat dan efektif dalam menghadapi bencana tersebut.

PVMBG juga memainkan peran penting dalam memantau aktivitas gunung berapi dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat. 

Dalam hal kesiapsiagaan masyarakat, pendidikan dan pelatihan tentang tindakan darurat dan protokol evakuasi harus ditingkatkan. Masyarakat harus dilengkapi dengan pengetahuan yang cukup untuk mengenali tanda-tanda awal erupsi gunung berapi dan tsunami, serta mengetahui langkah-langkah yang harus diambil untuk menyelamatkan diri dan keluarga mereka.

Masyarakat Tangguh Bencana: Kunci Kesiapsiagaan dan Ketahanan dalam Menghadapi Ancaman Alam

Peristiwa letusan Gunung Ruang di Sulawesi Utara telah mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana yang efektif bagi masyarakat tangguh bencana.

Menurut Syamsul Maarif  dan Dyah Rahmawati Hizbaron (2015) dalam buku Strategi Menuju Masyarakat Tangguh Bencana Dalam Perspektif Sosial menjelaskan bahwa, masyarakat tangguh bencana memainkan peran kunci dalam mengurangi dampak negatif dan meningkatkan ketahanan masyarakat.

Pertama, kesiapsiagaan yang baik, didukung oleh pengetahuan tentang tindakan darurat, pelatihan, dan kesadaran lingkungan, menjadi fondasi utama dalam mempersiapkan masyarakat. Melalui program pendidikan yang terarah dan latihan simulasi, masyarakat dapat meningkatkan keterampilan dan kesiapsiagaannya. 

Kedua, keterlibatan aktif dari seluruh komunitas dalam pembentukan tim tanggap darurat, kerjasama dalam merencanakan langkah-langkah kesiapsiagaan, dan dukungan moral antarwarga, menjadi faktor penting dalam respons yang terkoordinasi.

Ketiga, respons yang cepat dan terkoordinasi setelah terjadinya bencana membantu mengurangi dampak dan mempercepat pemulihan, sementara kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan bekerja sama dalam proses pembangunan kembali memastikan bahwa masyarakat dapat pulih dengan cepat dan kuat. 

Dengan memperkuat semua aspek ini, masyarakat dapat menjadi lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan bencana alam di masa depan.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun