Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Active Citizens, Pilar Utama Penangkal Praktik Politik Transaksional dan Politisasi Identitas Menjelang Pilkada 2024

4 Mei 2024   15:58 Diperbarui: 5 Mei 2024   10:22 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: KOMPAS/WAWAN H PRABOWO 

Sikap latah, pasif dan apatis, membuat warga menjadi hamba dan buta politik. Apapun yang dilakukan oleh elit politik, mereka terima dengan loyal dan diam. 

Jika ada warga yang melek politik, mereka diam dan mendiamkan jika terjadi penyimpangan dan tidak mau menantang melakukan pengaduan atau advokasi terhadap penyimpangan dan kejahatan politik.

Dengan demikian, menjelang momentum kontestasi Pilkada serentak 2024 mendatang, potensi praktik politik transaksional dan politisasi identitas yang diperkirakan bakal cukup tinggi dibandingkan dengan Pilpres 2024, hanya dapat dicegah jika warga selalu aktif (cityzen active). 

Sumber Gambar: https://mamujutengah.bawaslu.go.id
Sumber Gambar: https://mamujutengah.bawaslu.go.id

Aktivisme wagra dapat dilakukan dengan beberapa cara:

Pertama, masyarakat perlu menumbuhkan kesadaran kritis dan literasi politik dalam konteks Pilkada. Pemahaman yang mendalam tentang proses demokrasi yang sehat dan bermutu harus ditanamkan sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Masyarakat perlu diedukasi agar tidak mudah terpengaruh oleh praktik-praktik politik transaksional dan politisasi identitas.

Kedua, masyarakat harus berani menolak dan melawan segala bentuk praktik politik transaksional dan politisasi identitas dalam Pilkada. Sikap tegas dan konsisten dalam menentang hal tersebut harus ditunjukkan, baik secara individu maupun kolektif. Partisipasi aktif dalam mengawasi jalannya proses Pilkada, melaporkan pelanggaran, dan menuntut pertanggungjawaban dari para pelaku menjadi kunci penting.

Ketiga, masyarakat perlu memperkuat basis civil society dan gerakan masyarakat sipil yang menjadi pilar penting dalam menjaga checks and balances dalam proses demokrasi di daerah. Organisasi-organisasi masyarakat sipil dapat berperan sebagai pengawas, kritikus, dan aktor perubahan dalam memperjuangkan praktik politik yang bersih dan bermartabat selama penyelenggaraan Pilkada.

Keempat, masyarakat harus menggunakan hak pilihnya dengan bijak dan bertanggung jawab dalam Pilkada. Pemilih harus mengedepankan pertimbangan rasional dan objektif dalam memilih calon kepala daerah, bukan semata-mata tertarik pada iming-iming materi atau terbuai oleh sentimen identitas. Masyarakat perlu memilih pemimpin yang memiliki integritas, kapabilitas, dan visi yang jelas untuk membangun daerah.

Kelima, masyarakat perlu mendorong reformasi sistem Pilkada yang lebih transparan, akuntabel, dan berintegritas. Hal ini meliputi penguatan regulasi terkait pembiayaan kampanye, pengawasan yang ketat terhadap praktik politik uang, serta pemberlakuan sanksi yang tegas bagi para pelanggar. Reformasi sistem ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan Pilkada yang lebih sehat dan bermartabat.

Keenam, masyarakat perlu mengembangkan budaya politik yang sehat dan beradab dalam konteks Pilkada. Hal ini meliputi penghargaan terhadap perbedaan pendapat, sikap toleransi, dan penghindaran dari segala bentuk kampanye negatif dan fitnah yang dapat memicu konflik dan polarisasi. Budaya politik yang sehat akan mencegak terjadinya politik transaksional dan politisasi identitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun