Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pentingnya Literasi Lingkungan dalam Upaya Mitigasi Bencana Alam

10 April 2024   22:38 Diperbarui: 16 April 2024   04:05 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: antaranews.com

Perubahan iklim senantiasa menghadirkan ancaman bencana yang semakin meningkat, mulai dari banjir hingga tanah longsor. 

Bencana alam dapat menyebabkan kerugian besar baik dalam hal ekonomi maupun manusia. Karena itu literasi lingkungan memainkan peran penting dalam upaya mitigasi bencana. 

Literasi lingkungan adalah pemahaman dan kesadaran tentang berbagai aspek lingkungan, termasuk ekosistem, sumber daya alam, dan perubahan iklim. 

Literasi lingkungan mencakup pemahaman dan pengelolaan terhadap ekosistem dan kondisi lingkungan yang menjadi faktor utama dalam mempengaruhi kerentanan terhadap bencana. 

Pemahaman tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan serta dampak dari aktivitas manusia terhadap ekosistem dan keseimbangan alam.

Salah satu alasan mengapa literasi lingkungan sangat penting adalah karena membantu kita memahami risiko dan kerentanan terhadap bencana. Dengan memahami secara mendalam ekosistem di sekitar kita, kita dapat mengidentifikasi potensi bencana alam yang mungkin terjadi.

Misalnya, pemahaman tentang pola curah hujan dan topografi suatu daerah dapat membantu kita mengantisipasi risiko banjir dan tanah longsor.

Pemahaman tentang ekosistem hutan dapat membantu dalam mengurangi risiko kebakaran hutan. Pemahaman mengenai pemulihan hutan mangrove dapat membantu dalam melindungi pesisir dari gelombang pasang yang tinggi dan badai.

Pentingnya literasi lingkungan juga tercermin dalam upaya rehabilitasi pasca-bencana. Setelah terjadi bencana, pemulihan lingkungan menjadi kunci dalam membangun kembali komunitas. 

Upaya rehabilitasi yang tepat dapat membantu dalam mempercepat pemulihan lingkungan dan mengurangi dampak jangka panjang dari bencana tersebut.

Misalnya, penanaman kembali vegetasi yang hilang setelah kebakaran hutan dapat membantu dalam mengembalikan fungsi ekosistem yang terganggu, sehingga kemudian dengan pelestarian hutan dapat membantu dalam menjaga kestabilan lereng gunung dan mencegah erosi tanah yang dapat memicu tanah longsor.

Dengan demikian, literasi lingkungan sangat penting karena memungkinkan individu untuk membuat keputusan yang sadar secara lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks konsumsi, produksi, maupun partisipasi dalam upaya konservasi dan pengelolaan lingkungan. 

Selain itu, literasi lingkungan juga merupakan landasan bagi advokasi dan tindakan kolektif dalam mendukung kebijakan dan praktik yang berkelanjutan untuk melindungi lingkungan dan menjaga keseimbangan alam.

Dengan meningkatkan literasi lingkungan di kalangan masyarakat, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, serta lebih mampu menghadapi tantangan-tantangan lingkungan yang semakin kompleks di masa depan.

Sumber Gambar: antaranews.com
Sumber Gambar: antaranews.com

Kasus Banjir di Indonesia dan Literasi Lingkungan

Cuaca ekstrem yang meningkat intensitasnya dan berlangsung dalam durasi yang panjang telah menyebabkan terjadinya banjir bandang di beberapa daerah di Indonesia. 

Menurut laporan BNPB, dari tanggal 4 hingga 10 Maret 2024, terjadi 39 bencana alam di Indonesia. Sumatera Barat adalah provinsi yang paling banyak terdampak bencana alam. Banjir mendominasi dengan 34 kejadian atau sekitar 87% dari total bencana. Sisanya terdiri dari 3 kejadian cuaca ekstrem dan 2 kejadian tanah longsor (https://databoks.katadata.co.id, 2024).

Selain itu, sejumlah daerah di Semarang, Demak, Grobogan, Kudus, dan area Pantura Jawa Tengah dilanda banjir pada bulan Februari dan Maret 2024 (kumparan.com, 2024). 

Banjir juga melanda beberapa daerah di Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jawa Timur. Jalur Pantura Pasuruan-Surabaya, tepatnya Jalan Raya Tambakrejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan Lumpuh Total akibat terendam banjir (kompas.id, 2024).

Banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia merupakan hasil dari berbagai faktor, termasuk curah hujan yang tinggi, aliran sungai yang meluap, dan kurangnya saluran drainase yang lancar. 

Faktor lain yang turut memperparah adalah perubahan iklim, yang menyebabkan cuaca ekstrem dengan intensitas hujan yang meningkat dan durasi yang lebih lama. 

Banjir tidak hanya merendam ribuan rumah dan lahan pertanian, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat.

Pentingnya Literasi Lingkungan dalam Mitigasi Bencana

Literasi lingkungan menjadi krusial dalam upaya mitigasi bencana, terutama banjir. Literasi lingkungan memungkinkan individu untuk memahami dan menafsirkan kondisi lingkungan dengan lebih baik, sehingga mereka dapat mengambil tindakan yang tepat dalam mempertahankan dan memulihkan lingkungan. 

Dengan literasi lingkungan membantu individu mengenali potensi bahaya di sekitar mereka, sehingga mereka dapat mengidentifikasi risiko dan mengambil tindakan mitigasi yang diperlukan. 

Memungkinkan individu untuk memahami pentingnya pelestarian lingkungan, sehingga mereka dapat berperilaku secara bertanggung jawab dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalisir dampak negatif dari aktivitas manusia. 

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi lingkungan dalam masyarakat.

Pertama, kampanye kesadaran lingkungan juga dapat dilakukan melalui media sosial dan kegiatan langsung di masyarakat, seperti proyek penanaman pohon, pengelolaan sampah, dan penghematan energi.

Kedua, pelatihan dan simulasi untuk meningkatkan kesiapan dan respons terhadap bencana juga perlu dilakukan. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan mitigasi bencana, mereka akan merasa lebih terlibat dan bertanggung jawab terhadap lingkungan mereka. 

Ketiga, aplikasi dan platform digital juga dapat dimanfaatkan untuk menyediakan informasi terkait isu-isu lingkungan dan langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk pelestarian lingkungan.

Keempat, mengintegrasikan materi tentang lingkungan, mitigasi bencana, dan keberlanjutan dalam kurikulum pendidikan. Hal ini akan memastikan bahwa siswa memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sejak dini.

Kelima, kolaborasi dan sinergi. Meningkatkan literasi lingkungan dalam mitigasi bencana bukanlah tanggung jawab tunggal pemerintah, tetapi memerlukan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan individu.

Dengan kerja sama yang kolaboratif dan sinergis, kita dapat mencapai keberlanjutan lingkungan yang lebih baik. Setiap individu memiliki peran penting dalam upaya ini, dan dengan bersatu, kita dapat menghadapi tantangan bencana dengan lebih baik.

Dalam menghadapi bencana banjir yang terjadi secara periodik dan repetitif, literasi lingkungan memainkan peran kunci dalam upaya mitigasi. 

Melalui pemahaman yang lebih baik tentang kondisi lingkungan, identifikasi potensi bahaya, dan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana tersebut, sehingga kita dapat mencapai tujuan keberlanjutan lingkungan yang lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun