Setelah makan siang, barulah aku dan Tari sempat ngobrol  berbagai macam maslah dan keadaan sekitar rumah baru mereka.
" Teteh semalam jalan kaki dari gerbang depan?" tanya Tari.
" Naik becak, dianter mamangnya sampe depan rumah", jawabku santai.
" Hah...! jam berapa itu, memang masih ada becak?" tanya Tari kaget.
" Masih kok, katanya dia pulang kemaleman, sekalian lewat  sini pulang arah ke rumahnya".
" Teteh... selama  Tari disini, mamang becak itu mangkal dan masuk  perumahan ini hanya sampe jam 5 sore, gak ada yang sampe malem, apalagi jam 1", tukas Tari
" Lho... buktinya semalam itu ada kok, mamangnya pakai topi, becak dikayuh biasa, ngobrol juga kok sedikit", jawabku meyakinkan.
" Yah.... apapun itu, yang penting teteh selamet sampe sini, gak dijahatin", ujar Tari sambil tertawa.
" emangnya kenapa?",
" Mungkin teteh  sudah ditemenin dan dianterin sama mang Ujang , tukang becak yang meninggal minggu lalu karena tertabrak bus di gerbang depan perumahan ini",
" Hah!... Innalillahi wa innailaihi rojiuun... jadi?", Â aku jadi kaget campur sedih.