Mohon tunggu...
HELMOD ZAKARIA 111211215
HELMOD ZAKARIA 111211215 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Helmod Zakaria NIM 111211215 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Helmod Zakaria NIM 111211215 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diskursus 12 Gaya Kepemimpinan

11 Desember 2024   01:48 Diperbarui: 11 Desember 2024   01:48 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1.Apa?
Gaya Kepemimpinan adalah pendekatan atau metode yang digunakan oleh pemimpin untuk mempengaruhi dan mengarahkan pengikutnya. Ke-12 gaya kepemimpinan yang disebutkan mencakup berbagai teori dan pendekatan yang mengedepankan aspek-aspek seperti karakteristik pemimpin, situasi organisasi, interaksi antara pemimpin dan anggota, serta kontekstualisasi kepemimpinan.

Daftar 12 Gaya Kepemimpinan:

  1. Trait Approach: Memfokuskan pada karakteristik individu pemimpin.
  2. Style Approach: Menganalisis gaya komunikasi dan interaksi pemimpin.
  3. Situational Approach: Menekankan bahwa kepemimpinan harus disesuaikan dengan situasi yang dihadapi.
  4. Contingency Theory: Menjembatani banyak faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dan efektivitasnya.
  5. Path-Goal Theory: Menyediakan dukungan bagi anggota tim untuk mencapai tujuan mereka.
  6. Leader-Member Exchange Theory: Memfokuskan pada hubungan antara pemimpin dan anggotanya.
  7. Transformational-Transactional Approach: Membedakan antara pemimpin transformasional yang menginspirasi dan pemimpin transaksional yang berfokus pada pertukaran.
  8. Team Leadership Theory: Menekankan pentingnya dinamika tim dalam kepemimpinan.
  9. Psychodynamic Approach: Memperhatikan aspek psikologis dan dinamika emosional dalam hubungan kepemimpinan.
  10. Charismatic Leadership: Menyandarkan kepemimpinan pada daya tarik dan pesona individu pemimpin.
  11. Servant Leadership: Memfokuskan pada melayani dan memberdayakan anggota tim.
  12. Authentic Leadership: Berfokus pada keaslian dan integritas pemimpin.

2. Mengapa?

Mengapa penting memahami gaya kepemimpinan?

  • Efektivitas Organisasi: Memahami berbagai gaya kepemimpinan membantu organisasi menentukan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan mereka.
  • Pengembangan Pemimpin: Mengetahui gaya kepemimpinan dapat membantu individu dalam perkembangan pribadi dan profesional mereka sebagai pemimpin.
  • Adaptasi terhadap Lingkungan: Dalam konteks yang berbeda, gaya kepemimpinan yang berbeda dapat lebih berhasil. Pengetahuan ini memungkinkan pemimpin untuk beradaptasi dengan lebih baik.
  • Meningkatkan Hubungan: Gaya kepemimpinan yang baik dapat memperkuat hubungan antara pemimpin dan pengikut, meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja.

3. Bagaimana?

Bagaimana menerapkan gaya kepemimpinan ini?

  • Evaluasi Diri: Pemimpin perlu mengevaluasi gaya mereka sendiri dan memahami situasi yang dihadapi. Ini bisa mencakup feedback dari rekan kerja atau anggota tim.
  • Pelatihan dan Pengembangan: Mengikuti pelatihan yang berfokus pada pengembangan keterampilan kepemimpinan dan pemahaman teori yang berbeda.
  • Pemodelan Gaya Berbeda: Mengadopsi elemen dari berbagai gaya kepemimpinan tergantung pada situasi. Misalnya, dalam krisis mungkin diperlukan gaya kepemimpinan yang lebih direktif.
  • Komunikasi yang Efektif: Menerapkan gaya kepemimpinan yang berdasarkan pada komunikasi terbuka dan jelas untuk membangun kepercayaan di antara anggota tim.
  • Umpan Balik dan Penyesuaian: Terus menerus meminta umpan balik dan melakukan penyesuaian terhadap gaya kepemimpinan sesuai kebutuhan tim.

Dokpri Prof.Apollo
Dokpri Prof.Apollo

Kisi-kisi Manajerial

1. Manajemen Country Club

  • Apa?: Gaya manajemen ini menekankan perhatian terhadap kebutuhan interpersonal dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan bersahabat.
  • Mengapa?: Penting untuk membangun hubungan yang memuaskan antara anggota tim, yang dapat meningkatkan kepuasan kerja dan loyalitas.
  • Bagaimana?: Pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dengan mengadakan kegiatan sosial, mendengarkan umpan balik, dan memprioritaskan kesejahteraan karyawan.

2. Manajemen Tim

  • Apa?: Fokus pada pencapaian kerja melalui komitmen dan saling ketergantungan anggota tim, dengan tujuan bersama yang jelas.
  • Mengapa?: Hubungan yang kuat antara anggota tim meningkatkan kepercayaan dan rasa hormat, yang penting untuk keberhasilan organisasi.
  • Bagaimana?: Pemimpin harus mendorong kolaborasi, menetapkan tujuan bersama, dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

  • Apa?: Menyeimbangkan kebutuhan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan mempertahankan moral karyawan pada tingkat yang memuaskan.
  • Mengapa?: Kinerja organisasi yang baik bergantung pada kesejahteraan karyawan; moral yang tinggi berkontribusi pada produktivitas.
  • Bagaimana?: Melakukan evaluasi kinerja secara berkala, memberikan pelatihan, dan menciptakan jalur komunikasi yang terbuka untuk mendengarkan kebutuhan karyawan.

4. Otoritas-Kepatuhan

  • Apa?: Gaya ini berfokus pada efisiensi operasional dengan mengatur kondisi kerja untuk meminimalkan gangguan dari unsur manusia.
  • Mengapa?: Efisiensi dalam operasi penting untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan mengurangi pemborosan sumber daya.
  • Bagaimana?: Pemimpin harus menetapkan prosedur yang jelas, memberikan pelatihan yang diperlukan, dan memastikan bahwa semua anggota tim memahami peran mereka.

5. Manajemen yang Memiskinkan

  • Apa?: Mengacu pada pengeluaran upaya minimum untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, sering kali hanya untuk mempertahankan keanggotaan organisasi.
  • Mengapa?: Pendekatan ini dapat menyebabkan stagnasi dan kurangnya inovasi, yang berbahaya bagi pertumbuhan organisasi.
  • Bagaimana?: Pemimpin perlu memotivasi anggota tim untuk berkontribusi lebih dari sekadar minimum, mungkin melalui insentif atau pengakuan atas pencapaian.

Dokpri Prof Apollo
Dokpri Prof Apollo

Perilaku yang Mendukung: Empat Gaya Kepemimpinan
Konsep perilaku suportif dalam kepemimpinan sangat penting untuk memahami bagaimana para pemimpin dapat secara efektif memandu tim mereka. 

Empat gaya kepemimpinan berdasarkan perilaku suportif dan direktif dikategorikan sebagai berikut:

1. Mengarahkan (S1)
Apa? Gaya ini melibatkan perilaku direktif yang tinggi dan perilaku suportif yang rendah. Pemimpin memberikan instruksi yang jelas dan mengawasi tugas-tugas dengan ketat.
Mengapa: Gaya ini efektif dalam situasi di mana anggota tim tidak berpengalaman atau kurang percaya diri. Kejelasan dan struktur membantu mereka memahami peran dan tanggung jawab mereka.
Bagaimana? Pemimpin yang menggunakan gaya ini harus fokus pada pemberian arahan yang spesifik, menetapkan tujuan yang jelas, dan memantau kemajuan dengan cermat.
2. Melatih (Coaching) (S2)
Apa? Gaya ini menggabungkan perilaku direktif yang tinggi dengan perilaku suportif yang tinggi. Pemimpin tidak hanya mengarahkan, tetapi juga mendorong dan mendukung anggota timnya.
Mengapa: Gaya ini bermanfaat ketika anggota tim membutuhkan bimbingan namun juga membutuhkan motivasi dan kepastian. Pendekatan ini mendorong pengembangan dan membangun kepercayaan diri.
Bagaimana? Pemimpin harus terlibat dalam komunikasi dua arah, memberikan umpan balik, dan mendorong anggota tim untuk mengekspresikan ide dan kekhawatiran mereka sambil tetap membimbing mereka untuk mencapai tujuan.
3. Mendukung (S3)
Apa? Gaya ini menampilkan perilaku direktif yang rendah dan perilaku suportif yang tinggi. Pemimpin memberikan dukungan dan dorongan sambil membiarkan anggota tim untuk memimpin.
Mengapa: Gaya ini efektif ketika anggota tim kompeten dan percaya diri, namun mungkin membutuhkan dukungan emosional atau jaminan. Gaya ini meningkatkan semangat tim dan menumbuhkan kemandirian.
Bagaimana? Pemimpin harus fokus pada mendengarkan, memberikan dorongan, dan memfasilitasi kolaborasi di antara anggota tim, sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan mengambil alih tanggung jawab atas pekerjaan mereka.
4. Mendelegasikan (S4)
Apa? Gaya ini melibatkan perilaku direktif yang rendah dan perilaku suportif yang rendah. Pemimpin mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim, mempercayai mereka untuk mengelola pekerjaan mereka secara mandiri.
Mengapa: Gaya ini bekerja paling baik dengan anggota tim yang sangat terampil dan termotivasi yang hanya membutuhkan sedikit pengawasan. Gaya ini memberdayakan karyawan dan mendorong otonomi.
Bagaimana? Pemimpin harus mendefinisikan dengan jelas tujuan dan ekspektasi, namun memberikan kebebasan kepada anggota tim untuk menentukan cara mencapainya, dan mundur sejenak agar mereka dapat mengambil alih.

Dokpri Prof.Apollo
Dokpri Prof.Apollo

Teori Kepemimpinan Path-Goal, yang dikembangkan oleh Robert House pada awal tahun 1970-an, menyatakan bahwa tugas utama seorang pemimpin adalah membantu para pengikutnya mencapai tujuan mereka dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat dan memberikan dukungan yang diperlukan. Teori ini mempertimbangkan karakteristik bawahan dan faktor lingkungan untuk menentukan pendekatan kepemimpinan yang paling efektif.
1. Karakteristik Bawahan
Karakteristik bawahan memengaruhi gaya kepemimpinan yang harus diterapkan oleh seorang pemimpin:

Kebutuhan akan Afiliasi: Individu dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi lebih menyukai kepemimpinan yang mendukung dan menumbuhkan lingkungan yang bersahabat.

Preferensi terhadap Struktur: Mereka yang berkembang dalam lingkungan yang terstruktur dapat merespons dengan lebih baik terhadap kepemimpinan direktif yang memperjelas ekspektasi dan tugas.

Keinginan akan Kontrol: Karyawan yang menginginkan lebih banyak kontrol dapat memperoleh manfaat dari kepemimpinan partisipatif, di mana masukan mereka dihargai dalam proses pengambilan keputusan.

Tingkat Kemampuan Tugas yang Dirasakan Sendiri: Kemampuan yang dirasakan sendiri yang tinggi dapat mengarah pada preferensi untuk kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian, karena individu-individu ini mencari tujuan yang menantang untuk mengembangkan kemampuan mereka.

2. Faktor Lingkungan
Faktor-faktor ini juga mempengaruhi pemilihan gaya kepemimpinan:

Struktur Tugas: Tugas yang terdefinisi dengan baik cocok untuk kepemimpinan direktif, sedangkan tugas yang ambigu mungkin membutuhkan gaya yang mendukung atau partisipatif.

Sistem Otoritas Formal: Dalam lingkungan dengan struktur hierarki yang kuat, kepemimpinan direktif mungkin lebih efektif, sementara tim dengan otoritas yang lebih sedikit mungkin mendapat manfaat dari pendekatan partisipatif.

Kelompok Kerja Utama: Dinamika kelompok kerja mempengaruhi bagaimana seorang pemimpin harus berfungsi. Tim yang erat dapat berkembang di bawah kepemimpinan yang mendukung, sementara kelompok yang lebih independen mungkin lebih menyukai gaya partisipatif.

3. Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan faktor-faktor di atas, para pemimpin dapat memilih salah satu dari beberapa gaya berikut ini:

Kepemimpinan Direktif: Memberikan panduan dan ekspektasi yang jelas; paling baik untuk tim yang belum berpengalaman atau tugas-tugas yang tidak terstruktur.

Kepemimpinan Suportif: Berfokus pada kesejahteraan anggota tim dan menciptakan lingkungan kerja yang bersahabat; cocok untuk mereka yang memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi.

Kepemimpinan Partisipatif: Mendorong masukan dari anggota tim dalam pengambilan keputusan; efektif untuk kelompok yang memiliki keinginan untuk mengontrol atau dalam lingkungan kolaboratif.

Kepemimpinan yang Berorientasi pada Prestasi: Menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan kinerja yang tinggi; cocok untuk individu dengan persepsi kemampuan diri yang tinggi dan mereka yang ingin unggul.

4. Faktor-faktor Motivasi
Untuk meningkatkan motivasi, para pemimpin harus fokus pada:

Memastikan Tujuan yang Jelas dan Menarik: Tujuan yang jelas dan menarik akan membantu memotivasi anggota tim untuk mencapainya.

Buatlah Jalan Menuju Tujuan Menjadi Jelas: Menghilangkan ambiguitas tentang tugas dan tanggung jawab akan membantu menjaga fokus pada tujuan.

Singkirkan Hambatan: Secara proaktif mengatasi hambatan yang dapat menghalangi kemajuan sangat penting untuk mempertahankan motivasi.

Berikan Dukungan dan Bimbingan: Dukungan dan bimbingan yang berkelanjutan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan membantu anggota tim bekerja secara efektif.

Dasar pemikiran (Apa?): Teori Path-Goal didasarkan pada gagasan bahwa kepemimpinan yang efektif beradaptasi dengan kebutuhan para pengikut dan konteks tugas, sehingga meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja.

Significance (Mengapa?): Memahami teori ini memungkinkan para pemimpin untuk menyesuaikan pendekatan mereka, memastikan bahwa anggota tim mereka termotivasi dan diperlengkapi untuk berhasil, yang mengarah pada kinerja organisasi yang lebih baik.

Aplikasi (Bagaimana?): Para pemimpin dapat menerapkan teori ini dengan menilai karakteristik tim mereka dan konteks lingkungan, kemudian memilih gaya kepemimpinan yang paling tepat. Mereka harus secara teratur mengkomunikasikan tujuan, harapan yang jelas, dan memberikan dukungan yang diperlukan, mengadaptasi pendekatan mereka saat keadaan berubah.

Dokpri Prof.Apollo
Dokpri Prof.Apollo

Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota (LMX), khususnya dalam model Vertical-Dyad Linkage (VDL), berfokus pada interaksi antara pemimpin dan bawahan mereka, menekankan hubungan diad yang memengaruhi dinamika dan hasil di tempat kerja.
Apa (Apa itu?)
Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota (LMX) menyatakan bahwa para pemimpin membentuk berbagai jenis hubungan dengan bawahan mereka, yang dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama:
Dalam Kelompok: Anggota kelompok ini menikmati lebih banyak perhatian, dukungan, dan hak istimewa dari pemimpin. Mereka sering kali memiliki keleluasaan bernegosiasi yang lebih besar, akses ke informasi orang dalam, pengaruh terhadap keputusan, dan peluang untuk proyek-proyek khusus. Bawahan ini dianggap kompeten, loyal, dan selaras dengan tujuan pemimpin dan organisasi.
Kelompok Luar: Kelompok ini terdiri dari anggota yang memiliki hubungan yang lebih bersifat transaksional dengan pemimpin. Mereka mungkin merasa terasingkan atau kurang dihargai dan sering kali hanya mematuhi persyaratan peran dasar. Mereka mengalami perasaan apatis atau permusuhan dan mungkin menunjukkan tingkat kinerja yang lebih rendah.

Mengapa (Mengapa hal ini penting?)
Memahami dinamika LMX sangat penting karena beberapa alasan:
Motivasi Karyawan: Pertukaran pemimpin-anggota yang berkualitas tinggi dapat meningkatkan kepuasan kerja, motivasi, dan kinerja di antara anggota in-group, sedangkan anggota out-group mungkin mengalami ketidakpuasan dan pelepasan diri.
Pengembangan Kepemimpinan: Para pemimpin dapat memanfaatkan hubungan ini untuk manajemen talenta yang efektif. Mengenali dan membina para pemimpin potensial di dalam in-group dapat mengarah pada perencanaan suksesi yang lebih baik.
Kinerja Tim: Kesenjangan dalam hubungan dapat berdampak pada kohesi dan efektivitas tim secara keseluruhan. Para pemimpin perlu menyeimbangkan perhatian mereka antara anggota in-group dan out-group untuk menumbuhkan lingkungan kerja yang lebih positif.

Bagaimana? (Bagaimana cara kerjanya?)
Umpan Balik dan Komunikasi: Saluran komunikasi yang terbuka sangat penting bagi para pemimpin untuk memahami kebutuhan dan potensi semua anggotanya. Pertukaran yang berkualitas tinggi mendorong lebih banyak umpan balik, yang meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja.
Penugasan Tugas dan Kejelasan Peran: Para pemimpin menyelaraskan tugas-tugas dengan kekuatan dan minat anggota in-group, sehingga memungkinkan pemecahan masalah secara kreatif dan keleluasaan kerja yang lebih besar. Untuk anggota out-group, memperjelas peran dan ekspektasi dapat meningkatkan kinerja.
Pengakuan dan Penghargaan: Pemimpin dapat memotivasi kedua kelompok secara berbeda. Sementara anggota in-group mungkin terdorong oleh kesempatan untuk maju dan pengakuan, anggota out-group mungkin merespons dengan lebih baik terhadap tujuan yang jelas dan tunjangan standar.
Wawasan Tambahan
Kesetaraan vs Ketidaksetaraan: Anggota in-group sering kali menganggap perlakuan mereka adil, sehingga memperkuat loyalitas dan komitmen, sementara anggota out-group mungkin merasa diremehkan, sehingga merasakan ketidakadilan yang menyebabkan menurunnya motivasi.
Mengatasi Keterasingan dan Sikap Apatis: Pemimpin harus secara aktif bekerja untuk mengintegrasikan anggota out-group dengan melibatkan mereka dalam diskusi tim dan mengakui kontribusi mereka untuk mengurangi perasaan terasing.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun