3. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
- Apa?: Menyeimbangkan kebutuhan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan mempertahankan moral karyawan pada tingkat yang memuaskan.
- Mengapa?: Kinerja organisasi yang baik bergantung pada kesejahteraan karyawan; moral yang tinggi berkontribusi pada produktivitas.
- Bagaimana?: Melakukan evaluasi kinerja secara berkala, memberikan pelatihan, dan menciptakan jalur komunikasi yang terbuka untuk mendengarkan kebutuhan karyawan.
4. Otoritas-Kepatuhan
- Apa?: Gaya ini berfokus pada efisiensi operasional dengan mengatur kondisi kerja untuk meminimalkan gangguan dari unsur manusia.
- Mengapa?: Efisiensi dalam operasi penting untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan mengurangi pemborosan sumber daya.
- Bagaimana?: Pemimpin harus menetapkan prosedur yang jelas, memberikan pelatihan yang diperlukan, dan memastikan bahwa semua anggota tim memahami peran mereka.
5. Manajemen yang Memiskinkan
- Apa?: Mengacu pada pengeluaran upaya minimum untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, sering kali hanya untuk mempertahankan keanggotaan organisasi.
- Mengapa?: Pendekatan ini dapat menyebabkan stagnasi dan kurangnya inovasi, yang berbahaya bagi pertumbuhan organisasi.
- Bagaimana?: Pemimpin perlu memotivasi anggota tim untuk berkontribusi lebih dari sekadar minimum, mungkin melalui insentif atau pengakuan atas pencapaian.
Perilaku yang Mendukung: Empat Gaya Kepemimpinan
Konsep perilaku suportif dalam kepemimpinan sangat penting untuk memahami bagaimana para pemimpin dapat secara efektif memandu tim mereka.Â
Empat gaya kepemimpinan berdasarkan perilaku suportif dan direktif dikategorikan sebagai berikut:
1. Mengarahkan (S1)
Apa? Gaya ini melibatkan perilaku direktif yang tinggi dan perilaku suportif yang rendah. Pemimpin memberikan instruksi yang jelas dan mengawasi tugas-tugas dengan ketat.
Mengapa: Gaya ini efektif dalam situasi di mana anggota tim tidak berpengalaman atau kurang percaya diri. Kejelasan dan struktur membantu mereka memahami peran dan tanggung jawab mereka.
Bagaimana? Pemimpin yang menggunakan gaya ini harus fokus pada pemberian arahan yang spesifik, menetapkan tujuan yang jelas, dan memantau kemajuan dengan cermat.
2. Melatih (Coaching) (S2)
Apa? Gaya ini menggabungkan perilaku direktif yang tinggi dengan perilaku suportif yang tinggi. Pemimpin tidak hanya mengarahkan, tetapi juga mendorong dan mendukung anggota timnya.
Mengapa: Gaya ini bermanfaat ketika anggota tim membutuhkan bimbingan namun juga membutuhkan motivasi dan kepastian. Pendekatan ini mendorong pengembangan dan membangun kepercayaan diri.
Bagaimana? Pemimpin harus terlibat dalam komunikasi dua arah, memberikan umpan balik, dan mendorong anggota tim untuk mengekspresikan ide dan kekhawatiran mereka sambil tetap membimbing mereka untuk mencapai tujuan.
3. Mendukung (S3)
Apa? Gaya ini menampilkan perilaku direktif yang rendah dan perilaku suportif yang tinggi. Pemimpin memberikan dukungan dan dorongan sambil membiarkan anggota tim untuk memimpin.
Mengapa: Gaya ini efektif ketika anggota tim kompeten dan percaya diri, namun mungkin membutuhkan dukungan emosional atau jaminan. Gaya ini meningkatkan semangat tim dan menumbuhkan kemandirian.
Bagaimana? Pemimpin harus fokus pada mendengarkan, memberikan dorongan, dan memfasilitasi kolaborasi di antara anggota tim, sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan mengambil alih tanggung jawab atas pekerjaan mereka.
4. Mendelegasikan (S4)
Apa? Gaya ini melibatkan perilaku direktif yang rendah dan perilaku suportif yang rendah. Pemimpin mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim, mempercayai mereka untuk mengelola pekerjaan mereka secara mandiri.
Mengapa: Gaya ini bekerja paling baik dengan anggota tim yang sangat terampil dan termotivasi yang hanya membutuhkan sedikit pengawasan. Gaya ini memberdayakan karyawan dan mendorong otonomi.
Bagaimana? Pemimpin harus mendefinisikan dengan jelas tujuan dan ekspektasi, namun memberikan kebebasan kepada anggota tim untuk menentukan cara mencapainya, dan mundur sejenak agar mereka dapat mengambil alih.
Teori Kepemimpinan Path-Goal, yang dikembangkan oleh Robert House pada awal tahun 1970-an, menyatakan bahwa tugas utama seorang pemimpin adalah membantu para pengikutnya mencapai tujuan mereka dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat dan memberikan dukungan yang diperlukan. Teori ini mempertimbangkan karakteristik bawahan dan faktor lingkungan untuk menentukan pendekatan kepemimpinan yang paling efektif.
1. Karakteristik Bawahan
Karakteristik bawahan memengaruhi gaya kepemimpinan yang harus diterapkan oleh seorang pemimpin:
Kebutuhan akan Afiliasi: Individu dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi lebih menyukai kepemimpinan yang mendukung dan menumbuhkan lingkungan yang bersahabat.
Preferensi terhadap Struktur: Mereka yang berkembang dalam lingkungan yang terstruktur dapat merespons dengan lebih baik terhadap kepemimpinan direktif yang memperjelas ekspektasi dan tugas.