Gaun itu, Altar dan Juga mempelai laki-laki, seharusnya ini adalah milikmu, pernikahanmu Sas (batinnya lagi, kali ini meraung tak terima).
Tangan Audrey mengapit lengan Salendra, Ayahnya dengan erat. Sementara dialtar, Joshua sudah berdiri tegap menunggu kedatangannya. Binar bahagia pun terpancar, saat mereka bertemu di altar.
Harusnya kamu memberitahu Jo bahwa itu adalah anaknya, yang tewas saat kamu kecelakaan dan membuatmu keguguran akibat ulah sialan mereka (batin Sasi pilu).Â
"Untuk apa Sas? Kita sudah kehilangan semuanya termasuk anak mu dan mempelai laki-laki disana" Lirih Sasi memperingati dirinya. Kini, bulir-bulir airmata mengalir membentuk lekukan pipi hingga kerahangnya, melesat mulus jatuh ke bawah menyentuh kelopak-kelopak mawar yang bertaburan dikarpet.
Jadi siapa, yang sebenarnya laki-laki itu cintai? (batinnya lagi).Â
"Saya Joshua Emeraldy Gillbert memilihmu, Cicilia Audrey Larasati, sebagai pendamping hidup saya. Baik suka maupun duka, di waktu sehat atau pun sakit, kaya atau pun miskin. Menghormati serta mencintaimu dengan sungguh selama-lamanya, sampai maut memisahkan" ucapan tegas Joshua diiringi tepuk tangan haru dari para tamu undangan membuat Sasi tersenyum tulus, saat mata Joshua tanpa sengaja bertemu dengan matanya, sebelum dirinya berbalik badan dan berjalan keluar dari kerumunan.
Saat itu dirinya merasa telah mendapatkan jawaban yang selama ini menganggu relung jiwa hingga psikisnya.
Â
Mencintaimu dengan rasa sabar, pada akhirnya membuatku sadar bahwa mencintai tanpa sedikit pun rasa di terima adalah usaha yang hanya akan menyakiti diri sendiri.
Hatiku berkata bahwa pilihanku melepaskannya, adalah keputusan yang tepat. Sedangkan kenyataan hari ini, membuktikan bahwa dia masih saja seringkali, Aku semogakan dalam diam. Â