Mohon tunggu...
Helen Yuanita
Helen Yuanita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa di Universitas Andalas, saya senang membaca buku untuk menghabiskan waktu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Kembali Kesusastraan Minangkabau

25 Juni 2022   01:20 Diperbarui: 25 Juni 2022   01:21 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MInangkabau  adalah daerah yang kaya akan ilmu dan alamnya, salah satu hal yang menjadi identitas dan khas dari Minangkabau adalah kesusasteraannya. Kesusasteraan Minangkabau banyak mengandung ungkapan yang plastis dan penuh dengan klasan, sindiran, perumpamaan atau ibarat, petatah, petitih, mamangan, dan sebagainya yang dikategorikan para ahli sebagai peribahasa.

Berikut adalah pembahasan lebih rinci tentang kesusasteraan Minangkabau :

Pantun

Buah kesusasteraan MInangkabau yang paling penting adalah pantun, kaba, dan pidato. Pantun menjadi yang utama di antaranya karena orang Minangkabau suka sekali berpantun, pantun dipakai menjadi buah bibir, bunga kaba, dan hiasan pidato. Dimanapun kondisinya orang Minangkabau biasanya memakai pantun, bisa dalam percakapan, sedang berjualan, menyanyi, ataupun merenung. Pantun juga memiliki beberapa ragam yaitu seloka, talibun, gurindam, pantun adat, pantun tua, pantun muda, pantun suka, dan pantun duka.

Kaba

Jika dilihat dari isi ceritanya, kaba dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu kategori klasik, dan yang baru. Kaba yang dikategorikan kaba klasik adalah kaba yang diangkat dari hikayat. Contohnya hikayat Malin Deman, Menjadi Kaba Malin Deman. Tambo seperti tambo Pagaruyung diolah menjadi kaba Cindur Mato. Peristiwa sensasional pun bisa diangkat menjadi kaba, seperti kaba Si Sabariah Sabariah mati dibunuh suaminya).

Pidato

Gaya bahasa pidato dan ungkapannya merupakan hasil kesusasteraan yang sama mutunya dengan kaba atau pantun. Kalimat pidato panjang-panjang, setiap kalimat mempunyai banyak anak kalimat. Bentuk kalimat pidato lazim menjajarkan berbagai ungkapan yang sinonim sebagai penegasan masalah yang dibicarakan atau sebagai bunga pidato. Pidato mengandung banyak pepatah petitih, mamangan, pituah, dan pameo yang merupakan bahasa hokum, undang-undang, ajaran moral, dan etik.

Pepatah

Dalam pidato adat dalam perjamuan, atau dalam pidato persembahan akan selalu diucapkan pepatah, peitih secara beruntun. Ada kalanya ditambah dengan adat sehingga menjadi pepatah petitih adat. Kalimat pepatah ialah kalimat yang mendukung dasar falsafah Minangkabau yang bersumber dari alam terkembang menjadi guru.

Petitih

Bentuk kalimat petitih sederhana seperti pepatah. Dalam pidato, petitih diucapkan setelah pepatah sehingga menjadi pepatah petitih. Kaitan antara pepatah dan petitih disebut mamang. Jika dilihat pada isinya, kalimat petitih bertolak dari kalimat pepatah dengan menyisipkan satu atau dua kata, kata sisipan itu merupakan norma falsafah Minangkabau yang dijadikan hokum antara sesame manusia.

Mamang

Mamangan lazim juga disebut mamang, kalimatnya mengandung arti sebagai pegangan hidup, sebagai suruhan, anjuran, dan larangan. Bentuk kalimatnya berupa dua bagian kalimat yang masing-masing terdiri dari dua sampai empat buah kata.

Pituah

Pituah merupakan kalimat yang bermakna sebagai kata berhikmah atau kata mutiara yang diucapkan orang bijaksana atau orang tua. Bentuknya merupakan dua bagian kalimat yang masing-masing terdiri dari dua sampai empat buah kata.

Pemeo

Pemeo merupakan kalimat yang jika dilihat isinya berbentuk sungsang atau hal-hal yang tidak mungkin jadi. Pemeo merupakan hasil sastra yang khas di Minangkabau.

Sumber Referensi

A.A Navis.1984. Alam Terkembang Jadi Guru Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta : PT Temprint.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun