Mohon tunggu...
Helen Tuhumury
Helen Tuhumury Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura

Quiet but an easy going person

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ambon Dulu dan Sekarang, Ketika Adipura Hanya Kenangan

22 Agustus 2024   08:06 Diperbarui: 22 Agustus 2024   10:13 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.theguardian.com/

Hati dan tangan ini tidak bisa diam, setelah melihat pemandangan yang sangat menyedihkan dalam perjalanan ke tempat tugas hari ini.

Sampah-sampah yang berserakan di sepanjang jalan, tempat-tempat penampungan sampah yang menggunung belum diangkut lagi dan bau busuk yang menyengat. 

Hal yang lebih miris lagi harus melewati truk angkut sampah di jalan pada jam sibuk, dengan bak truk yang di buat lebih tinggi hanya untuk mengangkut lebih banyak sampah dan yang dimuat melebihi kapasitas hanya karena kurang armada pengangkutan sampah, sehingga banyak sampah yang berjatuhan dari truk sampah ke jalanan. 

Ambon, kota yang pernah menjadi kebanggaan warga karena kebersihannya, kini seolah-olah hanya menjadi bayang-bayang masa lalu.

Dulu, di setiap sudut kota, kita bisa merasakan atmosfer yang bersih dan segar, seakan-akan Ambon adalah potret sebuah taman yang terjaga rapi, dimana setiap kelopak bunga diatur dengan cermat, setiap jalan disapu dengan kasih sayang. 

Kini, taman itu telah berubah menjadi ladang ilalang yang dibiarkan liar, di mana sampah berserakan seperti duri yang menusuk keindahan kota.

Sumber: https://papuabarat.antaranews.com/
Sumber: https://papuabarat.antaranews.com/

Masih teringat dalam ingatan kita, kala Ambon dinobatkan sebagai penerima penghargaan Adipura bahkan sampai 7 kali. Sebuah penghargaan yang diberikan bukan sekadar karena kerja keras para petugas kebersihan, tetapi juga berkat kesadaran dan partisipasi aktif warganya. 

Namun, sayangnya, Adipura kini hanya tinggal cerita, seperti layang-layang putus yang tak lagi bisa terbang tinggi.

"Kalau dulu kota bersih, kini bak ikan kering di tepi pantai, tak berair, tak bernyawa, hanya teronggok tanpa makna."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun