Mohon tunggu...
Helen Tuhumury
Helen Tuhumury Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura

Quiet but an easy going person

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengolah Pangan atau Manfaat Fungsional Bahan Pangan: Antara Gaya Hidup Modern dan Keberlanjutan

20 Desember 2023   15:06 Diperbarui: 13 Maret 2024   11:08 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bahan pangan fungsional, meskipun kaya akan manfaat kesehatan tambahan, sering kali memiliki masa simpan yang lebih pendek dibandingkan dengan produk pangan konvensional. Faktor-faktor ini dapat merintangi penggunaan luas dan aksesibilitas bahan pangan fungsional dalam masyarakat. Salah satu alasan utama mengapa bahan pangan fungsional memiliki masa simpan yang lebih pendek adalah karena kandungan nutrisi tambahan yang sering kali lebih mudah teroksidasi atau terdegradasi. 

Sebagai contoh, makanan yang diperkaya dengan vitamin atau asam lemak omega-3 dapat menjadi lebih rentan terhadap kerusakan karena faktor seperti panas, cahaya, dan kelembaban. Proses produksi yang kompleks atau penggunaan bahan alami yang tidak stabil secara alami juga dapat memperpendek masa simpan produk. Salah satu contoh konkret dapat ditemukan dalam minyak ikan omega-3, yang kaya akan asam lemak esensial. Asam lemak ini sangat rentan terhadap oksidasi, yang dapat menyebabkan perubahan rasa, bau yang tidak sedap, dan hilangnya manfaat kesehatan. 

Oleh karena itu, minyak ikan seringkali perlu disimpan dalam wadah khusus yang kedap udara, dan kadang-kadang perlu disimpan di lemari pendingin untuk mempertahankan kualitasnya. Kondisi penyimpanan khusus ini membatasi masa simpan minyak ikan dan dapat memengaruhi ketersediaannya dalam jangka panjang di rak-rak toko. Penggunaan bahan-bahan alami atau organik dalam bahan pangan fungsional juga dapat berkontribusi pada masa simpan yang lebih pendek. 

Produk organik cenderung tidak mengandung pengawet kimia sintetis yang dapat memperpanjang masa simpan, sehingga membuat produk tersebut lebih rentan terhadap kontaminasi mikroba atau oksidasi. Sebagai contoh, roti organik yang dibuat tanpa pengawet kimia mungkin memiliki masa simpan yang lebih pendek dibandingkan dengan roti konvensional yang menggunakan bahan pengawet tambahan. Selain itu, bahan pangan fungsional yang mengandung probiotik atau prebiotik juga dapat memiliki masa simpan yang lebih pendek. 

Mikroorganisme hidup seperti bakteri probiotik memerlukan kondisi lingkungan tertentu untuk tetap hidup dan bermanfaat. Produk-produk yang mengandung probiotik perlu disimpan dalam suhu dan kelembaban tertentu untuk mempertahankan viabilitas bakteri tersebut. Hal ini dapat membatasi masa simpan produk dan mempengaruhi penyediaan produk tersebut di pasar. Tantangan lain terkait masa simpan bahan pangan fungsional dapat ditemui dalam produk-produk yang tidak mengandung bahan pengawet sintetis. 

Meskipun penggunaan bahan pengawet kimia dapat memperpanjang masa simpan, beberapa konsumen mungkin menghindari produk yang mengandung bahan-bahan tersebut karena kekhawatiran terhadap dampak kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, produsen yang berkomitmen untuk tidak menggunakan pengawet kimia dapat menghadapi kesulitan dalam menjaga kestabilan produk mereka selama masa simpan yang panjang. 

Beberapa inovasi telah dilakukan untuk mengatasi tantangan masa simpan bahan pangan fungsional. Salah satu pendekatan yang umum adalah penggunaan kemasan yang inovatif, seperti kemasan kedap oksigen atau kemasan berpendingin. Kemasan ini membantu melindungi bahan pangan fungsional dari paparan oksigen dan panas yang dapat mempercepat kerusakan atau oksidasi.

Sebagai contoh, kemasan vakum atau pengemasan nitrogen dapat membantu mempertahankan kualitas nutrisi pada produk pangan yang sensitif. Selain itu, beberapa bahan pangan fungsional dikembangkan dalam bentuk yang lebih stabil atau dapat diawetkan tanpa mengurangi manfaat kesehatannya. 

Misalnya, penelitian terus dilakukan untuk menciptakan formulasi mikroenkapsulasi yang dapat melindungi senyawa-senyawa nutrisi dari faktor-faktor yang dapat merusaknya. Mikroenkapsulasi dapat meningkatkan stabilitas nutrisi dan memperpanjang masa simpan produk fungsional.

Produksi besar-besaran bahan pangan fungsional untuk memenuhi kebutuhan konsumen global dapat menghadapi sejumlah tantangan yang signifikan. Meskipun permintaan akan produk makanan fungsional terus meningkat, implementasi produksi dalam skala besar dapat melibatkan aspek-aspek seperti regulasi, keberlanjutan, dan kompleksitas proses produksi. Salah satu tantangan utama adalah regulasi yang ketat terkait dengan klaim kesehatan dan keamanan pangan. 

Banyak negara memiliki persyaratan ketat terkait klaim kesehatan yang dapat dibuat oleh produsen produk makanan fungsional. Sebelum dapat diperdagangkan secara luas, produk tersebut harus melalui serangkaian uji klinis dan penelitian ilmiah untuk mendukung klaim kesehatan yang dibuat. Proses ini dapat memakan waktu dan biaya yang signifikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun