Mohon tunggu...
Helenerius Ajo Leda
Helenerius Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - Freedom

Borjuis Mini dan Buruh Separuh Hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Kuasa Media Oligarki dalam Politik 2024

12 Oktober 2023   08:03 Diperbarui: 12 Oktober 2023   08:11 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, tidak ada badan atau institusi yang sah untuk mencegah oligarki mengontrol partai atau faktor-faktor elektoral lainnya. Dengan mudahnya pemilik modal mendirikan partai politik yang pendanaannya bersifat top down dari atas oleh oligarki bersangkutan, tidak ada parpol yang dibiayai bottom up dari bawah.

Dalam konteks politik media, oligarki media digambarkan ketika pemilik media yang biasanya adalah pemodal cum politisi memiliki kepentingan politik dominan. Kemudian mereka mengendalikan sebagian besar pemberitaan dalam platform media baik itu media cetak, televisi, radio, atau media sosial untuk mempengaruhi opini dan persepsi publik. Dengan lain perkataan, mereka mendikte narasi politik yang akan diberikan kepada masyarakat.

Mengapa kuasa media oligarki sangat berbahaya dalam politik dan demokrasi? Pertama, media memiliki kekuatan besar dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Mereka secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi persepsi dan opini masyarakat terkait dengan isu-isu politik tertentu. Dalam demokrasi yang sehat, seharusnya terdapat akses yang adil terhadap informasi yang objektif dan beragam. Namun, ketika media dikuasai oleh segelintir orang atau kelompok, keadilan dalam akses informasi menjadi terancam.

Kedua, media oligarki dapat memanipulasi opini publik dan mengendalikan narasi politik. Mereka dapat memanipulasi berita atau memberikan liputan tidak seimbang sehingga menciptakan ketidakobjektifan dalam proses politik. Dalam konteks Pemilihan Umum 2024, hal ini dapat menyebabkan distorsi dalam pandangan masyarakat terhadap calon-calon yang berkompeten dan berpotensi merusak proses demokrasi yang seharusnya adil dan terbuka.

Ketiga, kuasa media oligarki secara tidak langsung juga berdampak terhadap keterpinggiran suara-suaran alternatif dalam politik. Media yang dikuasai oleh kelompok-kelompok tertentu cenderung mengabaikan atau mengecilkan suara-suara minoritas atau oposisi. Ini berarti bahwa pendapat dan pandangan yang berbeda tidak lagi memiliki platform yang setara untuk didengar oleh masyarakat.

Pendidikan Kritis

Menghadapi momentum Pemilu 2024 mendatang, sangat penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan kuasa media oligarki dan dampaknya terhadap politik dan demokrasi. Kita perlu mendorong kebebasan media sebagai jantung demokrasi dan transparansi dalam pemberitaan yang adil dan berimbang dengan media tandingan atau media alternatif sebagai antithesis dari media oligarki mainstream.

Selain itu, sebagai masyarakat, kita perlu menjadi konsumen media yang kritis dan cerdas. Kita harus mampu memilah informasi, menyaring berita yang objektif, dan melihat melampaui narasi yang dihadirkan oleh media dominan dengan pendidikan kritis.

Pendidikan kritis menghasilkan kesadaran kritis, dan kesadaran kritis mendorong kebutuhan untuk berubah, termasuk dalam berdemokrasi. Demokrasi yang sehat membutuhkan akses yang adil terhadap informasi, pengawasan yang ketat terhadap media, dan partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses politik, untuk mendistorsi kuasa media oligarki dalam politik.

Melalui kesadaran dan aksi kolektif, kita dapat memastikan bahwa momentum politik tahun 2024 tidak lagi berada di bawah wacana pemberitaan yang mendistorsi demokrasi, melainkan berlandaskan pada prinsip keadilan, integritas, dan kebebasan. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun