Mohon tunggu...
Helenerius Ajo Leda
Helenerius Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - Freedom

Borjuis Mini dan Buruh Separuh Hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengakuan Dosa Seorang Konsumen Buku Bajakan

2 Maret 2020   12:16 Diperbarui: 3 Maret 2020   08:05 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara/pemerintah dapat menegakan otoritas yang dimiliki melalui pencabutan segala perijinan operasional bagi sejumlah percetakan buku baik online maupun ofline atau pengusaha fotocopy yang melanggar ketentuan undang-undang hak cipta. 

Negara juga semestinya menjamin kesejateraan bagi penulis-penulis hebat. Pasalanya para pembajak buku jauh lebih diuntungkan secara ekonomis bila dibandingkan penulisnya sendiri. Kerja-kerja intelektual menulis buku adalah kerja panjang yang melelahkan. Kerja-kerja mereka harus dihormati dan diproteksi oleh negara. 

Kita sebagai konsumen tentu tidak harus menunggu niat baik dari kebijakan-kebijakan negara dalam mengendalikan praktik pembajakan ini. Sebagai konsumen kita memiliki otoritas untuk bertindak secara jujur dan bertobat atas perilaku mencela ini. 

Pembajakan buku adalah pekerjaan maling. Maling adalah orang-orang yang mengambil keringat dari hasil kerja orang lain. Jika kita tidak jujur maka kita bukanlah orang-orang terpelajar, seperti kata Pramedya A. Toer, "orang terpelajar harus adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan".

Tindakan tersebut harus dimbangi dengan derasnya gerakan sosial masyarakat sipil yang peka dengan praktek-praktek ini. Dimana isu pembajakan buku dapat juga difaraming dalam gerakan sosial politik dengan mengkapanyekan perlawanan terhadap praktek "pencurian" yang terus dilanggengkan dalam tatanan masyarakat kita.

Sebagai konfirmasi atas penyakit pembajakan buku yang bergentayangan seperti hantu, tulisan ini saya akhiri dengan pertobatan untuk membeli buku-buku bajakan. Para konsumen buku bajakan bertobatlah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun