Mohon tunggu...
Helen Adelina
Helen Adelina Mohon Tunggu... Insinyur - Passionate Learner

Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Einstein

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Untuk Putriku

1 Juni 2021   12:21 Diperbarui: 1 Juni 2021   17:24 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi surat (pinterest)

Ayu terdiam sejenak. Dia tidak ingin pulang. Biarkan saja semuanya, pikirnya. Toh kehadirannya selama ini juga tidak diharapkan oleh ibu. Ayu lalu menelepon teman baiknya, Ira. Ayu memberitahu Ira bahwa ibunya baru saja meninggal. Ayu tidak ingin pulang. Tapi Ira menasihati Ayu untuk pulang. Jangan sampai nanti dia menyesal. Ira berjanji akan mencari info tiket pesawat.

Sambil menunggu kabar dari Ira, Ayu bersiap-siap untuk berangkat. Baju-bajunya sudah dia masukkan ke dalam koper. Dia juga sudah menghubungi beberapa agen tiket. Tapi hasilnya nihil. Ira juga mengabarkan hal yang sama. Semua tiket habis untuk hari ini.

Ayu akhirnya memutuskan untuk berangkat ke bandara. Dia berharap dia mendapatkan tiket di sana. Siapa tahu ada orang yang membatalkan tiket pesawatnya. Entah keajaiban atau kebetulan, salah satu maskapai memberi tahu Ayu barusan ada tikel yang dibatalkan oleh pembelinya. Ayu pun jadi pulang ke rumah.

Sesampai di rumah, perasaan Ayu campur aduk. Ada kemarahan, ada kebencian, ada penyesalan, dan ada cinta. Ibu dikuburkan sore hari. Saat di pusara Ibu, Ayu hanya diam. Tidak ada tangisan yang keluar dari matanya. Pikirannya masih penuh dengan pertanyaan mengapa. Kini pertanyaan itu tak akan pernah ada jawabnya bersamaan dengan selesainya pemakaman ibu.

************************

Untuk putriku Ayu,

Ibu menuliskan surat ini untukmu. Ibu mau minta maaf. Ibu melakukan banyak kesalahan. Ibu bukanlah seorang ibu yang baik untukmu. Ibu tahu Ibu memperlakukanmu dengan sangat buruk. Ibu tahu kamu masih marah sama Ibu. Itu sebabnya kamu tidak mau pulang ke rumah. Dan ibu merasa bersalah.

Di umur Ibu yang tua ini, harusnya Ibu akur dengan kamu. Tapi kita malah selalu ribut tiap ketemu. Kamu tak tahan sama Ibu, Ibu juga tak tahan sama sikap kamu.

Ayu putriku, Ibu sangat menyesal atas perbuatan Ibu selama ini. Ibu tak tahu cara menebus kesalahan Ibu padamu. Satu hal yang ingin katakan ke Ayu, Ibu bangga atas kesuksesan Ayu. Ibu tahu diri. Ibu tidak berkontribusi apa-apa atas semua yang Ayu capai. Semua atas kerja keras Ayu.

Kalau Ayu bertanya kenapa Ibu selalu memperlakukan kamu dengan buruk, Ibu juga tak tahu jawabannya. Mungkin karena dari kalian ber-3, kamu yang paling cerdas dan paling bisa diandalkan. Jadi kamu tidak butuh banyak perhatian Ibu. Beda dengan Mas Bayu yang sering sakit-sakitan. Atau Dewi yang manja.

Kamu yang paling telaten dari semua anak-anak Ibu. Kamu tidak perlu diajari, bisa belajar sendiri. Kamu tak usah disuruh-suruh. Kamu punya inisiatif sendiri kerjakan apa yang perlu. Itu sebabnya Ibu memperlakukan Ayu dengan keras karena Ibu tahu Ayu pasti bisa. Itu sebabnya juga Ibu banyak menuntut kamu. Dan Ibu menggantungkan harapan Ibu padamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun