“Menurutku, kehidupan orang dewasa itu kejam. Aku jarang sekali bertemu orang-orang yang benar-benar baik dan tulus. Terus terang, aku merindukan kesederhanaan dan ketulusan seperti anak kecil. Aku merasa kehilangan.”
“Kalau aku cerita dengan orang-orang yang aku kenal, pasti tanggapannya aku jangan terlalu negative thinking. Di mana-mana, kondisinya sama saja. Tidak ada yang ideal di dunia ini. Terima saja, beradaptasi, ikuti permainan.
"Aku sering bertanya-tanya permainan macam apa yang sebenarnya kita mainkan? Apakah untuk bertahan dalam permainan ini kita harus membohongi diri sendiri, menutup mata dari sekeliling?”
“Aku sudah terbiasa mendengarkan komentar orang-orang, termasuk teman-teman dekatku. ‘Namanya juga hidup’. Itu jawaban yang selalu aku dengar. Itu sebabnya aku merasa tidak cocok di dunia orang dewasa. Aku merasa seperti orang asing ,” tambahnya.
Laki-laki hanya diam mendengarkan tanpa memberikan komentar.
“Maaf, aku jadi cerita panjang lebar. Padahal kita baru kenal”
“Tidak ada-apa. Aku bisa sedikit memahami,” kata laki-laki itu.
“Kamu pernah tidak berpikir menjadi orang gila itu lebih bahagia? Setidak-tidaknya orang gila bebas menjadi dirinya sendiri. Mereka tidak perlu berpura-pura. Kadang-kadang aku iri dengan kebebasan orang gila.”
“Aku rasa kamu benar juga ya. Kadang-kadang menjaga image diri sendiri dan menjaga perasaan orang lain memang melelahkan,” jawab laki-laki itu.
“Menurutmu apa itu normal, apa itu gila? Siapa yang berhak memvonis bahwa ini gila ini tidak? Apakah saat kita berusaha menyesuaikan diri walaupun bertentangan dengan diri sendiri, itu dikatakan normal? Bukannya itu berarti kita tidak “normal” dengan diri sendiri?"
"Apakah suskes itu berarti kalau kita berhasil mengikuti jalan hidup seperti orang banyak? Bagaimana kalau kita mengambil jalan yang berbeda? Apakah ini berarti kita gila? Bukankah sukses itu kalau kita berhasil menjadi diri sendiri sesuai tujuan kita diciptakan?” perempuan itu bertanya.
“Kalau kita adakan survey, menurutmu berapa persen orang-orang di dunia yang bahagia dengan hidupnya?”, lanjut perempuan itu.
“Hhhmm. Coba ya aku pikir dulu. Mungkin hanya sepuluh persen,” ujar laki-laki itu.
“Menurutku juga begitu. Mungkin malah lebih kecil. Pertanyaannya, kalau banyak orang tidak bahagia dengan hidup seperti yang kita jalani saat ini, kenapa tidak kita hentikan saja? Kenapa kita tidak mencari model yang cocok dengan kita?”