Mohon tunggu...
Helen Adelina
Helen Adelina Mohon Tunggu... Insinyur - Passionate Learner

Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Einstein

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sound of Borobudur, Menemukan Kembali Warisan yang Tersembunyi

12 Mei 2021   20:10 Diperbarui: 12 Mei 2021   20:13 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: luk.staff.ugm.ac.id

Dalam 5 tahun terakhir, berbagai upaya telah dilakukan untuk merekonstruksi dan menginterprestasikan alat-alat musik yang terpahat di Candi Borobudur. Ini termasuk pengumpulan data, wawancara, studi literasi, rekonstruksi alat-alat musik, dan mengumpulkan berbagai alat musik dari berbagai pernjuru nusantara. 

Hingga saat ini, sudah terkumpul sekitar 195 alat musik serta sebanyak 18 instrumen dawai dari kayu, 5 instrumen dari bahan gerabah dan 1 instrumen idiofone yang terbuat besi telah direkonstruksi.

Relief-relief alat musik pada dinding Candi Borobudur yang selama berabad-abad membisu, kini berbunyi kembali. Relief-relief yang dulunya tampak mati, kini menjadi “hidup” kembali.

What Next?

Sound of Borobudur membawa kita kepada paradigma baru bahwa Candi Borobudur tidak hanya sekadar mahakarya dan monumental megah masa lampau sebagai destinasi wisata. Sejatinya Borobudur adalah pusat peradaban. Sound of Borobudur adalah pijakan awal untuk menggali kembali warisan leluhur kita yang ditinggalkan di Candi Borobudur, yang selama ini kurang mendapat perhatian dari kita.

Candi Borobudur sebagai warisan (legacy) dari leluhur kita, menyimpan kekayaan spiritualitas, intelektualitas, seni budaya dan kebijaksanaan. Warisan ini nantinya akan kita teruskan kepada generasi mendatang, bahkan mungkin ribuan tahun lagi dari sekarang. Ini bukan saja tanggung jawab para seniman yang bergabung dalam gerakan Sound of Borobudur, tapi tugas kita bersama sebagai ahli waris leluhur. Masing-masing kita dapat berkontribusi sesuai kapasitas yang kita miliki. 

Borobudur sebagai pusat musik dunia tidak hanya menggemakan Sound of Borobudur. Lebih dari itu, Borobudur menggemakan Sound of Nations, di mana seluruh bangsa bersatu layaknya ansambel orkestra besar yang memainkan berbagai macam alat musik dalam harmoni, yang menyatukan keberagaman dalam tali persaudaraan dan kemanusiaan. 

Warisan Borobudur adalah warisan peradaban, tidak saja bagi Indonesia tetapi juga seluruh bangsa di dunia. “Menghidupkan” kembali Candi Borobudur memang pekerjaan rumah yang besar. Kolaborasi dan perencanaan terpadu diperlukan untuk merealisasikan tugas ini. Ini merupakan perjalanan yang panjang dan tidak mudah. Tapi di mana ada kemauan di situ ada jalan, bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun