Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengamati Pengamat, Pro-Kontra Ganti Sekda Karawang

1 Februari 2021   09:19 Diperbarui: 1 Februari 2021   11:05 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Karawang - Mak Jlebb..! Pro Kontra wacana Sekretaris Daerah (Sekda) Karawang Drs H Acep Jamhuri, MSi, pasca Pilkada 2020 bakalan diganti atau tidak diganti jadi semakin meruncing.

Semakin ramai dibicarakan oleh kalangan aktivis, LSM, wartawan, pengamat politik, terutama aktivis kaum muda yang peduli, sah saja rakyat bertanya. Setelah kemenangan pasangan Paslon No urut 02 Cellica-Aep, Karawang mau dibawa kemana?

Pro-kontra berawal dari tersiar kabar santer yang bersumber dari opini publik tentang agenda penggantian Sekda pasca Pilkada 2020, setelah KPUD menyatakan pemenangnya Paslon No urut 02 Cellica Nurrachadiana-Aep Saepulloh sebagai Bupati/Wakil Bupati Karawang.

Selain di media mainstream, opini bertebaran di medsos, bahkan yang terbaru, beberapa media mewartakan opini publik lengkap ada figur pejabat yang pantas  "Jadi Calon" pengganti Sekda Karawang. Tak hanya nama, foto pejabat pun dipasang sebagai ilustrasi berita. Sah saja karena pejabat publik, kaya-raya, tokoh masyarakat, ngetop, bagai selebritis, hingga nama dan wajahnya terkenal.

Seperti diberitakan sebelumnya, "Pilkada Telah Usai, Kursi Panas Sekda Mulai Digoyang". Meski Pilkada telah berlalu, namun suhu politik Karawang justru semakin memanas. Isyu berhembus kencang dari internal birokrasi Pemkab Karawang.

Pemicunya adalah dugaan rencana rotasi dan mutasi jabatan strategis di lingkup pemkab. Tidak tanggung-tanggung, bukan cuma posisi kepala OPD atau dinas kosong yang sebelumnya top diperebutkan dalam open bidding (penawaran terbuka), tapi juga posisi strategis yang masih ada pejabatnya, yakni posisi Sekda yang masih diduduki Acep Jamhuri.

Wartawan menghimpun informasi, dari isyu yang muncul karena adanya dinamika internal di tubuh Pemkab pasca Pilkada yang baru lalu. Dimana adanya kabar, "pejabat genit" yang langsung ingin menduduki kursi Sekda  menggantikan pejabat yang duduk saat ini. isyu merebak tak terbendung lagi.

Statement Direktur Gazali Center Research and Consulting, Lili Gozali mengatakan, Efek politik Pilkada diakui atau tidak akan sangat berpengaruh pada bentuk rotasi dan mutasi pejabat di lingkungan Pemkab Karawang, katanya.

Ditambahkan Lili, tidak bisa dipungkiri yang namanya politis birokrat itu ada, bahkan banyak di internal Pemkab Karawang. Jangan sampai manuver-manuver mereka terlalu mempengaruhi jalannya mutasi dan rotasi yang akan digelar Pemkab Karawang.

"Hentikan manuver "pejabat genit" yang hanya berburu jabatan," tandasnya.

Sementara itu, Agus Supriyadi, aktivis dan pengamat pemerintahan dari Forum Kinerja Pemerintah Kabupaten Karawang (FKPKK) mensinyalir isyu ASN berburu jabatan Sekda memang bukan hal baru di internal Pemkab Karawang.

"Sama saja dengan daerah lain, di Karawang muncul kabar seorang "pejabat genit" bernafsu besar ingin menduduki posisi tersebut. Jabatan Sekda itu memang strategis, tidak heran menjadi jabatan yang diperebutkan," ujar Agus.

Dijelaskan, setiap ASN di Pemkab Karawang bisa menjabat sebagai Sekda, selama memenuhi syarat yang tertuang dalam Perpres Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Penjabat Sekretaris Daerah.

Jangan karena faktor like and dislike, apalagi sampai memutarbalikan aturan. Jelas ini tidak akan sehat buat birokrasi pemerintahan, selain melanggar hukum," tandasnya. https://www.onediginews.com/2021/01/27/pilkada-telah-usai-kursi-panas-sekda-mulai-digoyang/

Lebih dahsyat lagi opini dari Ketua LSM PENA, "Minta Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Ganti Sekda". Disebutkan Kemenangan Cellica-Aep di Pilkada Karawang 2020 adalah merupakan amanah yang diberikan oleh masyarakat Karawang dengan harapan mampu membawa Kabupaten Karawang menuju kemakmuran dan kesejahteraan.

Sebagai Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Cellica-Aep diminta bekerja maksimal dalam melayani kepentingan masyarakat dengan menunjuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mampu memberikan kualitas pelayanan yang tinggi dalam pekerjaannya.

"Profesional, Kompeten, Kreatif dan Inovatif, serta mampu memberikan terobosan baru untuk Karawang yang lebih baik," ungkap Pemerhati Politik dan Pemerintahan Kabupaten Karawang, Gabriel Alexander.

Menurutnya, sejauh ini, publik pun sudah mengetahui bersama, jika PNS di Lingkup Pemkab Karawang, baik tingkatan Kepala Dinas maupun Sekda sebagai Panglima tertinggi ASN itu sendiri, belum mampu menorehkan prestasi apapun yang fenomenal bagi masyarakat Karawang.

Terutama kaitan pemasalahan Pandemi Covid-19 yang justru malah semakin mewabah dan menjalar di masyarakat. Sehingga Karawang tidak juga kunjung keluar dari Zona merah. Dimana hal ini, lanjut Gabriel, tentunya akan sangat berdampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat.

"Kami menilai, mereka hanya bekerja melakukan hal yang sama dari tahun ke tahun, kurang inovatif dan tidak punya terobosan. Pertanyaannya kemudian? Prestasi fenomenal apa yang sudah dimiliki para Kepala Dinas dan termasuk Sekda-nya sekalipun?," ujar Gabriel mempertanyakan.

Menurutnya, kerja mereka masih standar dan tidak mempunyai program kerja aksi nyata yang baik. Dan bahkan dalam penanganan Covid-19 saja, Sekda Karawang di nilai belum mampu menyelesaikannya dengan maksimal," tandasnya lagi.

Ketua Umum LSM PENA Karawang menuturkan, untuk itu kinerja ASN Karawang ini perlu diperbaiki dan dievaluasi. Bupati/Wakil Bupati terpilih, setelah resmi dilantik bulan Februari 2021 mendatang, harus secepatnya melakukan rotasi dan mutasi. Bahkan tegasnya, jika dianggap perlu, Bupati dan Wakil Bupati juga harus mengganti Sekda.

"Saya mendukung sekali jika Bupati baru ini melakukan rotasi mutasi, menempatkan orang-orang yang tepat dan profesional di struktural masing-masing dinas, dari mulai ASN tingkat esselon III, II sampai ke Sekda, Bila perlu, ganti !," tandas Gabriel.

Pengamat Plat Merah

Maka terjadilah pro-kontra yang tak terhindarkan. Dalam demokrasi pro-kontra opini publik hal yang lumrah. Lucunya ada pengamat beropini juga, yakni, Pemerhati Politik dan Pemerintahan, berinisial AK mengatakan, ada-ada saja opini kacangan, katanya.

"Saya anggap itu opini tidak berkualitas. Selain sumbernya tidak jelas, penyebab permasalahan yang bisa menjadi dasar penggantian Sekda-nya pun tidak ada. Makanya saya sebut opini kacangan," kata pengamat "Kacangan" itu juga.

dokpri
dokpri
Analisis Heigel

Menurut pengamat sosial politik, ekonomi dan bisnis, Heigel mengatakan, saya setuju dan akan membela mati-matian statement Direktur Gazali Center Research and Consulting Lili Gozali dan Ketua LSM PENA.

"Karena saya anggap statement keduanya tersebut rasional, obyektif, berkualitas, cerdas dan berani. Katakanlah apa yang mau kau katakan.

Namun sebaliknya, saya pun mendukung apa yang dikatakan pengamat "Plat Merah" tersebut, saya setuju. Dan mendukung opini dia juga.

"Meskipun opininya sangat buruk, opini yang tidak berargumen, tidak mampu membantah secara logika, tidak rasional, hingga terjebak dalam olok-olok rendahan dengan mengatakan "Kacangan", seharusnya dibantah dengan argumentasi yang tanpa cemooh, hal itu menyebabkan tidak ada duel argumentatif.

Saya setuju dan akan membela opini yang sebodoh apapun, sebagai konsekuensi demokrasi. Meski terlihat bukan merupakan argumen cerdas dalam segi intelektualitas. Tapi opini apapun bentuknya harus tetap dihargai," ujar Heigel.

Sementara itu di lain tempat, seorang Tim Sukses dari Paslon yang kalah Pilkada, namun tidak mau disebut namanya, memberi tanggapan yang keras.

"Ah .. dia itu kan cuma pengamat "Plat Merah", penjilat, opininya gak ada yang dengar, cuma ambil keuntungan dengan sengaja menonjolkan diri agar terlihat baik di mata birokrat. Penjilat," kata Tim Sukses yang diduga Stress karena kalah Pilkada kemarin, dan terus ngeloyor sambil tertawa. Ha..ha..ha...(dot)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun