Ketua Umum LSM PENA Karawang menuturkan, untuk itu kinerja ASN Karawang ini perlu diperbaiki dan dievaluasi. Bupati/Wakil Bupati terpilih, setelah resmi dilantik bulan Februari 2021 mendatang, harus secepatnya melakukan rotasi dan mutasi. Bahkan tegasnya, jika dianggap perlu, Bupati dan Wakil Bupati juga harus mengganti Sekda.
"Saya mendukung sekali jika Bupati baru ini melakukan rotasi mutasi, menempatkan orang-orang yang tepat dan profesional di struktural masing-masing dinas, dari mulai ASN tingkat esselon III, II sampai ke Sekda, Bila perlu, ganti !," tandas Gabriel.
Pengamat Plat Merah
Maka terjadilah pro-kontra yang tak terhindarkan. Dalam demokrasi pro-kontra opini publik hal yang lumrah. Lucunya ada pengamat beropini juga, yakni, Pemerhati Politik dan Pemerintahan, berinisial AK mengatakan, ada-ada saja opini kacangan, katanya.
"Saya anggap itu opini tidak berkualitas. Selain sumbernya tidak jelas, penyebab permasalahan yang bisa menjadi dasar penggantian Sekda-nya pun tidak ada. Makanya saya sebut opini kacangan," kata pengamat "Kacangan" itu juga.
Menurut pengamat sosial politik, ekonomi dan bisnis, Heigel mengatakan, saya setuju dan akan membela mati-matian statement Direktur Gazali Center Research and Consulting Lili Gozali dan Ketua LSM PENA.
"Karena saya anggap statement keduanya tersebut rasional, obyektif, berkualitas, cerdas dan berani. Katakanlah apa yang mau kau katakan.
Namun sebaliknya, saya pun mendukung apa yang dikatakan pengamat "Plat Merah" tersebut, saya setuju. Dan mendukung opini dia juga.
"Meskipun opininya sangat buruk, opini yang tidak berargumen, tidak mampu membantah secara logika, tidak rasional, hingga terjebak dalam olok-olok rendahan dengan mengatakan "Kacangan", seharusnya dibantah dengan argumentasi yang tanpa cemooh, hal itu menyebabkan tidak ada duel argumentatif.
Saya setuju dan akan membela opini yang sebodoh apapun, sebagai konsekuensi demokrasi. Meski terlihat bukan merupakan argumen cerdas dalam segi intelektualitas. Tapi opini apapun bentuknya harus tetap dihargai," ujar Heigel.