Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya,
Jadi jawabannya belum pasti, atau istilahnya bisa jadi-bisa jadi.. Saudaraku yang dimuliakan Allah, tentu memilih siapa yang dicintai dan mencintainya adalah hak preogratif Allah. Manusia tidak berhak memaksakan bahwa dialah yang pantas menyandang gelar itu. Nanti kita kayak iblis yang diusir gara-gara nggak mau sujud yang konon katanya dia merasa lebih tinggi derajatnya di banding nabi adam. Bukankah Allah meninggikan siapa yang dikehendakinya dan merendahkan siapa yang di kehendakinya. Yang bisa kita lakukan adalah menggenapi syarat-syaratnya. Ada 4 syarat.. yuk kita berusaha menggapainya.
Kesimpulannya siapakah orang yang di maksud Allah di atas? Bisa jadi saya .. Aamiin.. Ngarep mode on.. Bisa Jadi anda.. Aamiin juga.. Bisa jadi kita semua.. Aamiin yang kenceng.. tapi kalo kita nggak berubah bisa jadi MEREKA.. dan kita hanya menjadi sebuah nama dalam sejarah bahwa ada sebuah bangsa, mereka adalah penganut islam terbesar pada jamannya, negeri mereka kaya raya dengan segala kekayaan alamnya tapi karena mereka nggak mau sadar dan menjadi rahmatan lil alamin bahkan tetap pada pendiriiannya untuk menjadi ngeyelan lil ngeyelin maka Allah mengazab mereka dengan menimbulkan perpecahan diantara mereka. Perang saudara dimana-mana sampai akhirnya bangsa mereka musnah.
Na’udzubillah tsumma na’udzubillah..
Mari kita berdoa semoga kita lah bangsa itu atau minimal anak keturunan kitalah generasi 554 itu..
Monggo disebarkan jika setuju..
Â
Malinau, 27 juli 2015
Hasan A. Drihim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H