Mohon tunggu...
Darwanto
Darwanto Mohon Tunggu... Freelancer - Pria manula, purnabakti PNS

Mencari, membagi, mensyukuri...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sektor Pariwisata Menyambut "Normal Baru"

19 Mei 2020   22:50 Diperbarui: 19 Mei 2020   23:11 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Separuh lebih dari penurunan devisa itu berasal dari batalnya pemasukan devisa dari wisatawan China, akibat kebijakan menutup penerbangan dari China sejak Maret lalu. 

Beberapa tahun terakhir ini turis asal China mendominasi turis asing ke Indonesia dengan rata-rata 2 juta kunjungan per tahun. Dengan pengeluaran US$1.400 per kunjungan, potensi devisa yang hilang dari turis China mencapai US$2,8 miliar.

Mengendurnya sektor pariwisata akibat pandemi Covid-19 dapat dilihat dari pendapatan hotel secara nasional selama 1-14 Maret 2020 yang menurun 25-50 persen.

Tingkat okupansi hotel pada bulan Maret di Nusa Tenggara Barat hanya 20-30 persen, Bali 20-40 persen, dan Jakarta berkisar 25-40 persen. Penurunan okupansi hotel dan restoran itu berdampak pada sektor ikutannya, yang melibatkan lebih dari 500 industri terkait.

Di Jawa Barat, ada sekitar 50 ribu pekerja sektor pariwisata yang dirumahkan, dengan rincian sebagai berikut. Pekerja di bidang destinasi sebanyak 5 ribu orang, bidang hotel dan penginapan 12 ribu orang, bidang ekonomi kreatif 15 ribu orang, pekerja seni budaya sebanyak 15 ribu orang, usaha restoran dan  biro perjalanan sebanyak 2 ribu orang (data Disbudpar Jabar).

Sektor pariwisata termasuk penyumbang pengangguran yang besar setelah hampir 3 bulan mengalami mati suri.

***

Mengatasi wabah Covid-19, pemerintah mengambil dua pendekatan sekaligus. Yang pertama membuka angkutan umum untuk beroperasi secara terbatas dengan persyaratan yang ketat dan tetap melarang kegiatan mudik dalam rangka lebaran.

Yang kedua meminta pemda untuk semakin mengefektifkan penerapan PSBB, guna menekan penularan infeksi Covid-19, yang ditargetkan Juni nanti sudah mulai menurun.

Bersamaan dengan itu, pemerintah pusat menetapkan target tes usap polymerase chain reaction ( PCR) sebanyak 10 ribu spesimen per hari (namun baru 5 ribu spesimen yang dapat dicapai hingga saat ini), agar penderita infeksi Covid-19 dapat ditemukan dan dirawat sepenuhnya.

Sebagai catatan, strategi pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh Jepang. Pemerintah Jepang tidak menerapkan lockdown secara ketat namun juga tidak melakukan tes secara massal seperti di China, Korea Selatan dan negara-negara Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun