Mohon tunggu...
Hendri Budi Purnomo
Hendri Budi Purnomo Mohon Tunggu... -

Memaknai hidup dengan menulis...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sore Sisa Hujan

24 Juni 2015   00:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tertuju : berulang MAI

 

Aku mengintipmu, mai. dari kaca jendela

yang berembun

kabut terakhir bulan mei. Kusentuh pelan

remang sore sepi, seadanya itu sederhana.

Tak habis sekali disisa hujan.

 

Sempurna buram, pekat

menyekat imaji menyelinap suram

melupa begitu saja perjamuan secangkir cokelat

hangat, saat sore membawa sisa hujan menuju malam.

Waktu tak akan melambat,

Atau menyepat menggiring kita segera terbenam.

 

Pada sore sisa hujan, kamu menulis keinginan

di muka genangan air, itu sulit kumengerti,

nalarku gagal berpikir, dan menimbang perasaan

kian meruncing tajam menghunus hati.

 

Ibarat teka-teki

terlepas makna,

dengan ujung telunjuk tangan kanan

kamu menulis bimbang,

kusimak penuh teliti

tetap saja tak dapat kubaca,

huruf-huruf sirna menjadi

gelombang, di genangan sisa hujan.

 

Tanyaku memindah gerak langkah

kamu, di balik kaca ku berdiri sejarak lima inci,

kulihat wajah terlalu resah,

ujung jarimu menari

pada kaca berembun

kamu menulis dengan jelas kubaca.

“jangan merindukanku, pergilah!”

 

mai, kamu terlalu beramarah

Hingga tak bisa tenang oleh aroma tanah basah.

 

Kartasura, 04 Juni 2015

H.B Purnomo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun