Â
: ooo, untai selendangitu
Â
ini kalender ke berapa?
berkelebatkelebat begitu saja
tergugu di beranda
tak lagi ada siapasiapa
Â
: datang berkunjung dan menyapa
Â
Musim-musim bergerak beriring-iringan, tak dahulu-mendahului, kecuali menggenapkan yang terjadi sebelumnya menyempurnakan kejadian-kejadian sesudahnya. Membayangkan telah menjadi kodrati, kecuali kemudian ia begitu merindukan untuk bisa menulis sebuah surat pendek yang bakal dikirimkannya setelah melongok di ruang-ruang penuh bangku-bangku kecil berderet itu. Mengirimkannya kepada guru TK saat pernikahannya berusia enam tahun. Pula untuk guru-guru kelas I, II, III, saat usia pernikahannya 8,9,10 tahun. Padahal ia ingin sekali berkirim surat menanyakan tumbuh kembang – prestasi belajar di sekolah. Diingininya betul. Namun bukankah tak pernah sekalipun diterimanya dari klinik bersalin selembar surat kelahiran. Tak sekalipun, bahkan di usia pernikahannya yang ke sepuluh, dua bulan lalu.