Mohon tunggu...
M Hazmi Novrian AlTahrizi NST
M Hazmi Novrian AlTahrizi NST Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa yang mempunyai rasa penasaran yang tinggi untuk mencoba segala hal positif yang belum pernah saya lakukan untuk mencari jati diri saya. saya memiliki hobi untuk mengabadikan pristiwa sehari--hari yang mungkin saya temui disekitar saya dengan peralatan seadanya, dan juga saya mempunyai hobi menggambar disaat saya sedang senggang. sekarang ini juga saya sedang tertarik untuk mulai menulis. topik konten favorit saya adalah konten seputar karya seni.

Selanjutnya

Tutup

Book

Melihat Jejak Perjalanan Para Aktivis Muda di Masa Orde Baru: Review Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori

2 Juni 2023   22:39 Diperbarui: 2 Juni 2023   22:41 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laut Bercerita Leila S Chudori - setiap negara pasti mempunyai kisah-kisah kelamnya sendiri, termasuk Indonesia yang mampunyai banyak kisah kelam didalamnya. Indonesia sendiri mempunyai banyak warna dan cerita yang dapat digambarkan baik langsung maupun tidak langsung, baik suka maupun duka, baik yang memberikan kenangan indah maupun luka bagi orang-orang didalamnya. 

Dalam buku Laut Bercerita Leila S. Chudori memnyuguhkan kisah yang begitu berwarna, tidak hanya kisah yang seru tapi juga ada pilu yang diberikannya dibuku ini. 

Dalam buku ini pula memberikan banyak puisi,dan diksi-diksi yang membuat buku ini semakin berkesan untuk pembacanya dan membawa pembacanya untuk masuk lebih dalam kedalam kisah-kisah yang disuguhkan. buku ini banyak mengisahkan keluarga, cinta, persahabatan, dan penghianatan. bagi sebagian orang, mungkin akan terasa membosankan untuk membaca buku ini dikarenakan sedikit mengarah kepada pristiwa sejarah yang kelam di Indonesia, akan tetapi buku ini menyuguhkan lebih dari sekedar sejarah kelam di Indonesia.

Di Indonesia sendiri, sudah banyak novel yang telah mengisahkan seberapa kelamnya sejarah yang pernah terjadi di Indonesia, akan tetapi disini Leila S. Chudori mengemas buku ini dengan memberikan berbagai elemen yang membuat pembacanya masuk kedalam dunia yang telah dibuat olehnya.

Identitas Buku Novel Laut Bercerita - Leila S. Chudori

Judul Buku: Laut Bercerita

Genre Buku: Fiksi Sejarah dan Fiksi Politik

Penulis Buku: Leila S. Chudori

Bahasa: Indonesia

Penerbit Buku: Kepustakaan Populer Gramedia

Tahun Terbit: Oktober, 2017

Jumlah Halaman: 379 halaman

Lebar Buku: 13.5 cm

Panjang Buku: 20.0 cm

ISBN: 9786024246945

Harga Buku: Rp 115.000

Profile Penulis Buku Laut Bercerita - Leila

LEILA Sakila Chudori lahir di Jakarta 12 Desember 1962 dan menempuh pendidikan di Trent University, Kanada. KArya awal Leila dipublikasikan di berbagai media mulai dia berusia 12 tahun.

 Tahun 1989, Leila melahirkan kumpulan cerpen Malam Terakhir yang diterjemahkan ke dalam bahasa jerman Die Letzte Nacht (Horlemman Verlag). Kumpulan cerpen 9 dari Nadira diterbitakan 2009 (Kepustakaan Populer Gramedia) dan mendapatkan Penghargaan Sastra dari Badan Bahasa.

Tahun 2012 Leila menghasilkan novel Pulang, yang kini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, dan Italia. Novel ini memenangkan Prosa Terbaik Khatulistiwa Literary Award 2013 dan dinyatakan sebagai satu dari "75 Notable Translation of 2016" oleh World Literature Today.

Leila adalah penggagas dan penulis skenario dalam televisi Drama TV berjudul Dunia Tanpa Koma dan penulis skenario film pendek Drupadi (keduanya diproduksi Sinemart)

Leila menetap di Jakarta bersama putrinya, juga seorang penulis, Rain Chudori-Soerjoatmodjo.

Buku Karya Leila S. Chudori

  • Kelopak-kelopak yang Berguguran (1984)

  • Malam Terakhir: Kumpulan Cerpen (1989) diterbitkan kembali oleh Penerbit KPG pada tahun 2009

  • Menagerie 2 (Editor) (1993)

  • Bahasa! Kumpulan Tulisan di Majalah Tempo oleh Amarzan Loebis, Goenawan Mohamad,

  • Leila S. Chudori (Editor), Bambang Bujono (Editor)(2008)

  • 9 dari Nadira (2009)

  • Pulang: Sebuah Novel (2012)

  • Laut Bercerita (2017)

Skenario Karya Leila S. Chudori :

  • Dunia Tanpa Koma (2006)

  • Drupadi (2009)

Penghargaan Leila S. Chudori :

  • Penulis Skenario Drama Televisi Terpuji (2006 "Dunia Tanpa Koma")

  • Penghargaan Sastra Badan Bahasa Indonesia (2011 "9 Dari Nadira")

 

sinopsis

     Laut Bercerita menceritakan terkait perilaku kekejaman dan kebengisan yang dirasakan oleh kelompok aktivis mahasiswa di masa Orde Baru. Tidak hanya itu, novel ini pun merenungkan kembali akan hilangnya 13 aktivis, bahkan sampai saat ini belum juga ada yang mendapatkan petunjuknya.

    Cerita dalam novel Laut Bercerita terbagi menjadi dua bagian dengan jarak waktu yang jauh berbeda. Adapun bagian pertama diceritakan melalui sudut pandang tokoh bernama Biru Laut beserta para kawan sesama aktivisnya seraya menyelesaikan visi atau tujuan mereka. Sementara pada bagian kedua, kisahnya diambil dari sudut pandang Asmara Jati, adik dari Laut yang mempunyai tujuan atau visi yang cenderung berlainan dengan Laut.

Bagian Pertama

     Kisah dan narasi akan diceritakan melalui perspektif Biru Laut. Laut adalah seorang mahasiswa program studi Sastra Inggris di Universita Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia sangat menggeluti dunia sastra dan tentunya tidak sedikit buku sastra klasik yang dimilikinya, baik itu buku sastra bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

     Laut gemar membaca berbagai buku karangan Pramoedya Ananta Toer yang ketika itu peredarannya dilarang di Indonesia. Hal itu yang menekatkan dirinya secara diam-diam untuk memfotokopi buku-buku tersebut di salah satu tempat yang disebut sebagai fotokopi terlarang. Mulai dari sana, dirinya bertemu dengan Kinan, salah satu mahasiswa FISIP yang memperkenalkan Laut akan organisasi Winatra dan Wirasena.

     Setelah ikut bergabung dengan organisasi Winatra, Laut jadi semakin menggiatkan aktivitas diskusi buku bersama rekan-rekan seorganisasi nya. Bukan hanya buku, melainkan beberapa konsep yang hendak mereka lakukan untuk menentang doktrin pemerintah di negara ini yang telah dipimpin oleh satu presiden selama lebih dari 30 tahun.

    Kegiatan Laut tidak hanya berdiskusi di organisasinya, ia juga gemar menulis. Laut kerap menuangkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan, kemudian tulisan itu ia kirim agar dapat dimuat oleh media cetak harian. Laut juga beberapa kali bekerja sebagai translator, misal, penerjemah dari novel bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

    Dalam novel ini, diceritakan bahwa Laut beserta rekan-rekannya melaksanakan beberapa aksi atau gerakan untuk membela rakyat yang telah diambil haknya oleh pemerintah, salah satunya "Aksi Tanam Jagung Blangguan".

     Akan tetapi, jauh sebelum mereka melakukan aksi tersebut, Laut bersama teman-temannya berdiskusi terlebih dahulu yang dikenal sebagai diskusi kwangju. Dari situlah, awal mula Laut dan rekan-rekannya mengetahui dan mengenal arti dari sebuah pengkhianatan.

     Diskusi kwangju yang semestinya berlangsung baik dan lancar justru terhambat karena adanya intel yang secara tiba-tiba mendatangi markas mereka. Namun, tidak ada yang tahu pelaku yang membocorkan diskusi mereka. Beberapa anggota dari organisasi Winatra sedikit menaruh curiga pada Naratama sebab dirinya tidak pernah tampak saat penangkapan dilakukan, tetapi itu hanyalah dugaan mereka. Belum diketahui kebenaran yang sesungguhnya seperti apa.

     Sesudah melancarkan aksi tanam jagung di Blangguan, Laut beserta rekan-rekannya kembali ke terminal. Mereka berpisah-pisah, ada yang ke Pacet, kemudian ada yang ke Yogyakarta. Saat berada di ruang tunggu bis, terdapat sekelompok orang mencurigakan yang mengintai mereka. Hingga akhirnya, Laut, Bram, dan Alex, sementara yang lainnya entah melarikan diri ke mana.

      Laut, Bram, dan Alex dibawa ke suatu tempat, semacam markas tentara. Di markas, sekelompok orang itu menginterogasi Laut, Bram, dan Alex. Tidak hanya diinterogasi, mereka pun diperlakukan secara tidak manusiawi, seperti disiksa, diinjak, dipukul, dan disetrum. Pertanyaan sekelompok orang tersebut tidak lain adalah siapa dalang atas aktivitas yang mereka lakukan.

     Setelah kurang lebih dua hari satu malam, penganiayaan dan penyekapan itu pun berakhir. Laut, Bram, dan Alex dikembalikan ke terminal Bungurasih. Di terminal Bungurasih, Laut, Bram, dan Alex dijemput oleh kedua kakak dari Anjani. Mereka bertiga dibawa dan ditempatkan ke sebuah tempat yang aman di Pacet. Di sana ada Daniel, Kinan, Anjani, beserta teman-teman yang lain menunggu mereka.

     Singkatnya, Laut diringkus lagi oleh sekelompok orang yang tidak dikenal, tepatnya tanggal 13 Maret 1998. Semenjak mereka menjadi buronan di tahun 1996 sebab organisasi Winatra dan Wirasena dikatakan berbahaya bagi pemerintah kemudian Sunu, Mas Gala, dan Narendra secara tiba-tiba hilang. Kemudian, lambat laun beberapa rekan-rekan yang lain pun hilang entah ke mana. Lalu, sekarang Laut disusul oleh Alex dan Daniel yang menghilang.

     Saat penculikan dan penyekapan itu, mereka memperoleh siksaan yang sangat tidak manusiawi, bisa dikatakan sangat sadis dan biadab. Mereka semua dipukuli, disiram dengan air es, disetrum, digantung dengan kaki yang berada di atas dan kepala berada di bawah, ditelentangkan di atas batangan es yang sangat dingin, serta penyiksaan lainnya.

     Di bagian pertama, tidak hanya membicarakan terkait aktivitas Laut dan teman-temannya dalam pergerakan yang hendak mereka jalani, melain ada pula sisipan kisah antara Laut dan anggota keluarganya. Saat Laut dan teman-temannya menghilang, semua kehidupan mereka dan orang-orang terdekat mereka pun senantiasa berubah.

     Sejak Laut kuliah di Yogyakarta, ia dengan bapak, ibu, dan Asmara (adiknya Laut) semakin jarang berkumpul bersama. Oleh sebab itu, bapaknya memutuskan bahwa hari Minggu adalah hari bersama untuk keluarga mereka, tidak boleh ada yang mengganggu. Saat makan malam adalah hal yang paling menarik bisa dikatakan menjadi sebuah ritual bagi mereka. Di sana adanya kebersamaan dan kebahagiaan yang terpancar dari wajah-wajah mereka.

     Tak hanya itu, novel Laut Bercerita juga menyisipkan kisah antara laut dengan kegiatan kuliahnya, yakni sebagai seorang mahasiswa Sastra Inggris. Laut memang aktif di organisasi Winatra itu, tetapi dirinya tidak lupa akan pelajaran kuliahnya. Hal itu terbukti bahwa dia masih menyusun skripsi dan dapat menuntaskannya.

Bagian Kedua

     Di bagian kedua dalam novel Laut Bercerita, Asmara, adik dari Laut yang menjadi sudut pandang ceritanya. Asmara dengan Laut, mereka memiliki visi yang saling berjauhan yang mana adiknya lebih menaruh minat pada bidang sains, sementara Laut cenderung bidang sastra.

     Pada bagian kedua ini, berawal dari tahun 2000, tepat dua tahun sudah Laut beserta 13 temannya menghilang entah ke mana. Terdapat hal yang menyesakkan dada, yakni saat mereka melangsungkan acara--atau yang mereka sebut sebagai ritual--makan malam bersama di setiap hari minggu.

     Hal-hal seperti biasanya mereka lakukan, ibu yang menyiapkan makanan, serta bapak yang mengambil piring untuk wadah mereka makan. Bapak masih menyisakan satu piring untuk Laut, berharap bahwa Laut kelak pulang ke rumah dan kembali makan bersama. Akan tetapi, hasilnya selalu sama dan nihil.

     Kemudian, Asmara dan kawan-kawannya memutuskan untuk mendirikan semacam lembaga khusus menangani orang yang dihilangkan secara paksa, layaknya Laut, kakak Asmara. Asmara tidak membangun itu dengan kawan-kawannya saja, ia bekerja sama dengan berbagai orang dan keluarga dari teman-teman Laut yang belum ditemukan pula. Lembaga itu didirikan dengan harapan agar Laut beserta rekan-rekannya yang hilang itu, tidak habis dimakan waktu dan pemerintahan segera menuntaskan perkara ini.

     Hingga akhirnya, dirinya mendapatkan informasi mengenai ditemukannya tulang belulang manusia di Kepulauan Seribu. Ada sebagian yang dikubur, kemudian sebagian lainnya sedang dilakukan penelitian oleh dokter forensik.

     Mereka semua tidak tahu, tulang siapakah itu? Akan tetapi, Asmara tidak menaruh harap bahwa itu tulang kakaknya sebab ia yakin Laut tidak akan pulang dan kembali.

     Ada satu hal lagi yang terbesit dalam benak, siapakah yang telah melakukan pengkhianatan tersebut dan menjadi dalang atas kasus penghilangan paksa ini?

Review Novel "Laut Berverita" Karya Leila S Chudori

     Buku ini memberikan 2 sudut pandang cerita untuk pembacanya, pada sudut pandang pertama mengajak kita untuk melihat dari sudut pandang seorang mahasiswa UGM bernama Laut yang pada saat itu tengah menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta di tahun-tahun terakhir kejayaan masa Orde Baru tepatnya di antara tahun 1991-1998 dimana ditahun tahun itu marak terjadinya pemberontakan dari para jurnalis muda Indonesia yang menginginkan keadilan untuk seluruh rakyatnya.

      dan pada sudut pandang kedua, mengajak kita untuk melihat dari sudut pandang seorang wanita muda bernama Asmara Jati yang juga merupakan seorang adik dari Biru Laut yang pada saat itu tengah merasakan pilunya dunia ini ditengah kehilangan seorang keluarga yang sangat disayanginya yaitu Biru Laut.

      Pada buku ini sangat banyak bagian yang menguras emosi dari sang pembacanya, dibuku ini Leila S. Chudori memasukkan banyak kutipan Puisi yang membuat kita sebagai pembaca semakin terhanyut dalam kisah yang disuguhkan. Leila S. Chudori seolah tidak memberikan celah untuk kita sebagai pembaca berhenti membaca buku tersebut hingga selesai dan sukses membuat kita sebagai pembaca terombang-ambing oleh lautan emosi yang sukses tersalurkan.

      Buku ini jelas dalam memberikan batas dalam pergantian sudut pandang antara sudut pandang pertama dengan sudut pandang kedua, akan tetapi menurut saya ada beberapa bagian dalam peletakan tahun  yang membuat saya sempat bingung untuk beberapa saat dalam membaca buku akan tetapi hanya dibeberapa bagian dalam buku ini saja.

      Dalam buku ini juga mempunyai banyak kutipan yang memberikan saya banyak inspirasi terlebih memotivasi saya dan memacu jiwa nasionalis kita, dimana kutipan-kutipan ini seolah menampar saya sebagai salah satu anak bangsa untuk memberikan kontribusi kedalam Negara dan Bangsa ini. 

     Dalam buku ini juga sangat detail dalam menggambarkan segala sesuatu pristiwa yang terjadi didalamnya, dan secara tidak langsung membuat dan mengajak pembaca untuk masuk secara langsung kedalam skenario yang telah dibuat, maka dari itu tak sedikit saya sendiri merinding dalam membaca bagian-bagian intens yang tergambarkan dalam novel ini. Bukan hanya di bagia-bagian yang intens akan tetapi disini Leila S.Chudori sukses untuk membuat saya sebagai pembacanya untuk merasakan pilu pada bagian-bagian tertentu didalamnya.

     Fokus yang diberikan pada buku ini adalah peninggalan jejak dari para Jurnalis muda yang pada masa Orde Baru berjuang untuk ketimpangan yang terjadi di Negara ini yang disalurkan melalui tokoh utama Novel ini yaitu Laut selaku pemeran utama di novel ini yang menjadi buronan dan terpaksa untuk melakukan persembunyian dari daerah satu ke daerah lainnya di Indonesia.

     Pada Novel ini juga tak hanya menceritakan Laut seorang akan tetapi juka sahabat-sahabatnya yang juga seorang Jurnalis muda pada masa dan juga kekasihnya yaitu Asmara yang juga seorang jurnalis. dengan tokoh-tokoh pendamping ini yang tak kalah pentingnya dengan tokoh utama membuat kisah kisah ini semakin berwarna. serta pengembangan karakter yang terlihat jelas membuat buku ini memberikan kesan lebih kepada para pembacanya.

     Dan ada satu bagian yang sangat berkesan di hati saya, yaitu bagian dimana orangtua Laut yang masih menanti kepulangan Laut dan selalu menyelesaikan ritual yang selalu di terapkan oleh keluarga itu, dan yang paling memilukannya adalah Asmara yang pada saat itu melihat Orangtuannya yang masih berharap akan kepulangan Laut tidak bisa melakukan apa-apa ditengah deburan fakta yang terus-terusan mendatanginya.

Keunggulan Novel Laut Bercerita - Leila S. Chudori

  • Alur Cerita yang Menarik

     Tak bisa dipungkiri pengemasan kisah yang menarik yang dibuat oleh Leila S. Chudori selalu berhasil membuat para pembacanya terpukau, dengan kisah yang kompleks dan pengangkatan latar belakang kisah yang kelam, ia berhasil menghasilkan banyak warna dalam bukunya sehingga membuat para pembacanya terbius masuk ke dalam kisah didalamnya.

  • Pembagian sudut pandang yang jelas

     saya merasa dengan adanya 2 sudut pandang ini meenjadi nilai tambah untuk buku ini, dikarenakan tak sedikit penulis yang dapat membuat pembacanya bingung dengan penambahan sudut pandang dan membuatnya menjadikan penambahan sudut pandang ini menjadi nilai kurang. dan juga Leila S. Chudori juga tak asal dalam membuat sudu pandang dari Asmara Jati, disini sudut pandang Asmara berperan penting untuk penambahan detail pada sudut pandang Laut sebelumnya dan juga menjadi sudut pandang yang menambahkan kelanjutan kisah dari sudut pandang sebelumnya.

Kekurangan Novel Laut Bercerita - Leila S. Chudori

  • Pembagian Tahun yang sedikit kurang jelas

     Untuk beberapa bagian dalam novel saya sedikit bingung untuk latar tahun dalam peristiwa di dalamnya. hal ini menjadi nilai kurang untuk saya sendiri dikarenakan sedikit mengurangi feel saat membaca novel ini, akan tetapi ini hanya sedikit dari keseluruhan novel laut bercerita ini.

Penutup

     Demikian review singkat yang saya berikan dari buku ini, untuk review ini hasil dari sendiri merupakan pengalaman yang saya rasakan pada saat saya membaca buku ini, maka dari itu tak menutup kemungkinan untuk adanya sudut pandang maupun pendapat lain diluar dari pendapat yang saya lontarkan disini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun