Mohon tunggu...
M Hazmi Novrian AlTahrizi NST
M Hazmi Novrian AlTahrizi NST Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa yang mempunyai rasa penasaran yang tinggi untuk mencoba segala hal positif yang belum pernah saya lakukan untuk mencari jati diri saya. saya memiliki hobi untuk mengabadikan pristiwa sehari--hari yang mungkin saya temui disekitar saya dengan peralatan seadanya, dan juga saya mempunyai hobi menggambar disaat saya sedang senggang. sekarang ini juga saya sedang tertarik untuk mulai menulis. topik konten favorit saya adalah konten seputar karya seni.

Selanjutnya

Tutup

Book

Melihat Jejak Perjalanan Para Aktivis Muda di Masa Orde Baru: Review Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori

2 Juni 2023   22:39 Diperbarui: 2 Juni 2023   22:41 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Sejak Laut kuliah di Yogyakarta, ia dengan bapak, ibu, dan Asmara (adiknya Laut) semakin jarang berkumpul bersama. Oleh sebab itu, bapaknya memutuskan bahwa hari Minggu adalah hari bersama untuk keluarga mereka, tidak boleh ada yang mengganggu. Saat makan malam adalah hal yang paling menarik bisa dikatakan menjadi sebuah ritual bagi mereka. Di sana adanya kebersamaan dan kebahagiaan yang terpancar dari wajah-wajah mereka.

     Tak hanya itu, novel Laut Bercerita juga menyisipkan kisah antara laut dengan kegiatan kuliahnya, yakni sebagai seorang mahasiswa Sastra Inggris. Laut memang aktif di organisasi Winatra itu, tetapi dirinya tidak lupa akan pelajaran kuliahnya. Hal itu terbukti bahwa dia masih menyusun skripsi dan dapat menuntaskannya.

Bagian Kedua

     Di bagian kedua dalam novel Laut Bercerita, Asmara, adik dari Laut yang menjadi sudut pandang ceritanya. Asmara dengan Laut, mereka memiliki visi yang saling berjauhan yang mana adiknya lebih menaruh minat pada bidang sains, sementara Laut cenderung bidang sastra.

     Pada bagian kedua ini, berawal dari tahun 2000, tepat dua tahun sudah Laut beserta 13 temannya menghilang entah ke mana. Terdapat hal yang menyesakkan dada, yakni saat mereka melangsungkan acara--atau yang mereka sebut sebagai ritual--makan malam bersama di setiap hari minggu.

     Hal-hal seperti biasanya mereka lakukan, ibu yang menyiapkan makanan, serta bapak yang mengambil piring untuk wadah mereka makan. Bapak masih menyisakan satu piring untuk Laut, berharap bahwa Laut kelak pulang ke rumah dan kembali makan bersama. Akan tetapi, hasilnya selalu sama dan nihil.

     Kemudian, Asmara dan kawan-kawannya memutuskan untuk mendirikan semacam lembaga khusus menangani orang yang dihilangkan secara paksa, layaknya Laut, kakak Asmara. Asmara tidak membangun itu dengan kawan-kawannya saja, ia bekerja sama dengan berbagai orang dan keluarga dari teman-teman Laut yang belum ditemukan pula. Lembaga itu didirikan dengan harapan agar Laut beserta rekan-rekannya yang hilang itu, tidak habis dimakan waktu dan pemerintahan segera menuntaskan perkara ini.

     Hingga akhirnya, dirinya mendapatkan informasi mengenai ditemukannya tulang belulang manusia di Kepulauan Seribu. Ada sebagian yang dikubur, kemudian sebagian lainnya sedang dilakukan penelitian oleh dokter forensik.

     Mereka semua tidak tahu, tulang siapakah itu? Akan tetapi, Asmara tidak menaruh harap bahwa itu tulang kakaknya sebab ia yakin Laut tidak akan pulang dan kembali.

     Ada satu hal lagi yang terbesit dalam benak, siapakah yang telah melakukan pengkhianatan tersebut dan menjadi dalang atas kasus penghilangan paksa ini?

Review Novel "Laut Berverita" Karya Leila S Chudori

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun