Mohon tunggu...
Humaniora

Konseling sebagai Proses Memperoleh Pengalaman Baru

7 Maret 2017   21:12 Diperbarui: 7 Maret 2017   22:42 2421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya masalah yang datang atau yang muncul dalam diri indiviu itu berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Namun secara umum orang menganggap, masalah yang ada pada dirinya berasal dari aspek eksternal atau dari luar diri mereka. Melalui proses konseling, individu dibantu untuk menyadari bahwa masalah psikologi yang ada pada dirinya tersebut berasal dari diri mereka sendiri. Factor yang mempengaruhi adalah sesuatu yang ada di luar diri mereka, sedangkan factor yang menentukan berada pada diri merka sendiri. Empat alas an yang dikemukakan Nelson ( 1982 ) mengenai konseling merupakan proses prikologis, adalah :

a. Dilihat dari tujuan, konseling merupakan pernyataan yang menggambarkan segi _ segi psikologis dalam diri klien.

b. Dilihat dari proses, kenseling yaitu proses kegiatan yang bersifat psikologis.

c. DIlihat dari teori atau konsep, konseling bertolak dariteori – teori atau konsep – konsep psikologis.

d. Dilihat dari riset, hampir semua kegiatan penelitian dalam bidang konseling berhubungan dengan penelitian daam bidang psikologi.

Bagi individu dalam kategori normal, konseling merupakan lingkungan yang dapat membantu memperbaiki keadaan, memberikan pengalaman pembelajaran, dan memberikan pengaruh untuk mengurangi hambatan. Sedangkan bagiindividu yang mengalami gangguan psikologis, proses konseling dapat membantu memperbaiki kondisi, sehingga dapat kembali normal dan menjadi lebih baik. Dalam proses konseling, seorang konselor harus mampu menciptakan suasana konseling yang nyaman, sehingga konseli dapat memperoleh sesuatu pengalaman baru yang belum ia dapatkan sebelumnya. Tingkat keberhasilan proses konseling tergantung pada individu. Jika individu mendapat pengalaman baru, maka itu disebut berhasil, begitu sebaliknya. Setidaknya ada enam macam pengalam baru yang bisa diperoleh klien dalam proses konseling, yaitu :

a. Mengenal konflik internal

Konseling merupakan proses yang membantu klien untuk sadar, bahwa setiap masalah yang ada dalam dirinya itu bersumber dari konflik internalnya sendiri. Dapat dikatakan bahwa masalah yang dibawa ke dalam proses konseling sesungguhnya berada dalam diri konseli sendiri.

Untuk mengawali proses konseling adalah seorang konselor menyadarkan konseli bahwa konselor hanya bersifat membantu dan tidak dapat berbuat banyak, sedangkan titik focus yang dituju adalah pribadi konseli. Terdapat tiga macam factor internal yang menyebabkan konflik dalam diri individu, yaitu :

1. Penilaian negative terhadap diri sendiri

Ancaman atau gangguan dalam interaksi dengan lingkungan yang dihadapi oleh individu sebenarnya berasal dari perasaan negative yang ada dalam diri individu itu sendiri, baikn itu ia sadari ataupun tidak. Sebagai contoh “saya orang munafik”, “saya orang jelek”, dan lain sebagainya. Kedaan semacam ini tentu akan menimbulkan konflik internal, karena apa yang ia rasakan belum tentu sama dengan kenyataan yang sebenarnya. Dengan demikian, semakin banyak orang memiliki perasan negative terhadap dirinya, maak semakin besar kemungkinan masalah konflik yang dihadapi akan semakin banyak.

2. Keharusan psikologis

Keharusan psikologis merupakan pikiran atau perasaan yang mengharuskan seseorang berbuat utnuk menunjang perjalan hidupnya. Sebagai contoh adalah “saya harus menjadi juara 1 Duta BK”, “saya harus disegani orang lain”, dan lainsebagainya. Dengan demikian orang akan merasa gagal apabila keharusan itu tidak dapat ia penuhi. Dengan demikian mereka tidak mendapatkan kepuasan dari lingkungan dan tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan baik. Sehingga mereka yang mengalami hal tersebut akan selalu berada dalam konflik yang menekan dirinya, yang pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai masalah.

Empat macam keharusan masalah, adalah :

a. Keharusan psikologis personal ( pribadi ), misalnya “saya harus sukses”

b. Keharusan psikologis interpersonal, misalnya “saya harus disayang”

c. Keharusan psikologis social, misalnya “saya harus masuk PTN Favorit”

d. Keharusan psikologis destruktif, ,isalnya “saya gagal”

3. Konflik Kebutuhan

Dalam kehidupan, manusia tidak memiliki kebutuhan tunggal, melainkan banyak kebutuhan – kebutuhan yang harus terpenuhi. Kebutuhan tersebut harus dipenuhi dan tidak jarang mereka salimg bertentangan dan itu menyebabkan konflik internal, yang pada nantinay akan menyebabkan gangguan perilaku dan masalah pribadi.

b. Menghapi Realitas

Banyak orang menghadapi masalah karena kurangbisa menghadapi realita. Mereka tidak paham keadaan yang sebenarnya. Proses konseling merupakan kesempatan yang baik dan efektif untuk membantu individu menghadapi realita. Disini, proses konseling dapat memberikan pengalaman baru, sehingga mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang realita dan dapat menghadapinya. Penyebab orang tidak mampu menghadapi realita adalah :

1. Menghindar

Banyak orang yang tidak siap dengan realitas yang dihadapi saat ini. Melalui proses konseling, diharapkan klien atau individu dapat memposisikan dirinya berada dimasa kini. Individu dibantu untuk menerima realita yang ada, dan dibantu untuk menyadari bahwa masa lalu telah berlalu dan masa yang akan dating masih akan dihadapi.

2. Generalisasi berlebihan

Generalisasi yang berlebihan terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan akan menyebabkan individu merasa tidak mampu menghadapi realita yang ada, yang nantinya akan menimbulkan banyak masalah. Dengan proses konseling, individu dibantu untuk bisa membuat generalisasi nyang sesuai dengan realita yang ada. Dengan begitu individu akan mampu mengkondisikan dirinya sendiri.

3. Menyalahkan

Sikap menyalahkan seringkali muncul karena klien tidak dapat menerima realita yang ada. Dalam proses konseling, seorang konseli dibantu untuk menghadapi masalah dengan realitas dan tidak menyalahkan diri sendiri ataupun orang lain. Diharapkan konseli paham bahwa menyalahkan hanyalah bersifat sementara, yang sesungguhnya berkemungkinan menimbulkan masalah baru.

c. Mengembangkan Tilikan

Konseling merupakan proses dimana orang dapat menemukan jati diri yang sesungguhnya dan hidup dengan keadaan yang sesungguhnya pula. Dalam hal ini, ada tiga hal yang berkenaan dengan masalah kurangnya tilikan, yaitu :

1. Kesan palsu

Sebenarnya orang mengetahui realitasnya namaun tidak ada keberanian untuk mengungkapkannya. Karena kesan yang ditunjukkan bukan merupakan gambaran aslinya, sudah tentu akan menimbulkan berbagai macam masalah. Dengan konseling dapat membantu individu untuk mengembangkan tilikan dirinya, dengan cara penyadaran, menunjukkan resiko yang harus diterima, meningkatkan keberanian individu.

2. Saringan psikologi

Saringan psikologis merupakan suatu kesan yang sejak lama telah melekat didalam diri individu, sehingga menghalangi penampilan diri yang sebenarnya. Saringan psikologi tersebut terjadi karena trjadi indoktinasi ( perlakuan dogmatis ). Melalui proses konseling, individu dibantu untuk mengenal keadaan diri sendiri yang kemudian secara bertahap menunjukkan diri sesuai dengan realitas diri yang sesungguhnya.

3. Kebingungan

Banyak orang yang tidak paham akan dirinya. Sebagian dari mereka memiliki pemahaman yang berbeda dengan orang lain. Serta informasi dari luar, tidak sesuai dengan paa yang dialami mereka. Hal ini menjadikan individu bingung terhadap dirinya sendiri, sehingga dapat memprsempit tilikan terhadap diri sendiri. Dengan proses konseling, individu dibantu untuk lebih mengenal dirinya yang sebenarnya dan bertindak secara tepat. Dalam konseling diajarkan untuk memulai hidup baru sesuai dengan keadaan dirinya.

d. Memulai Hubungan Baru

Konseling memebrikan kesempatn kepada konseli untuk mendapatkan suatu hubungan baru yang belum didapatkan sebelumnya melalui wawancara antara konselor dan konseli. Konseling sebaiknya dilakukan oleh konselor yang efektif atau yang memiliki kemampuan untuk melakukan konseling, karena ini sangat menentukan keberhasilan konselig.

Hubungan konseling memiliki kualitas tersendiri yang tidak didapatkan dalam hubungan lainnya. Meliputi :

1. Ketulusan konselor dalam melakukan hubungan yang bersifat membantu

2. Pemahaman yang diberikan konselor terhadap klien

3. Ketulusan orang

4. Resiko yang timbul dari hubungan dengan konselor

5. Respon – respon baru

e. Meningkatnya Kebebasan Psikologis

Banyak orang menghadapi masalah serta kesulitan karena terdapat rasa kurang bebas dalam mengungkap hal – hal yang bersifat psikologis dalam dirinya. Konseling pada dasarnya memberikan kesempatan pada individu utnuk mengeksplor dirinya secara bebas dan benar. Beberapa kebebasan psikologis yang dapat dikembangkan adalah :

1. Kebebasan utntu mengakui ketidaksempurnaan dri snediri

2. Kebebasan untuk mempertanggungjawabkan perilaku sendiri

3. Kebebasan untuk mengecewakan orang lain

4. Kebebasan untukmenyatakan perasaan

f. Memperbaiki Konsepsi yang Keliru

Orang harus dapat mewujudkan perilaku yang didasarkan pada konsepsi secara benar, agar dapat berperilaku secara tepat. Konseling memberikan bantuan kepada orang agar memahami kekeliruan konsepsi yang salah tentang perilakunya. Lalu mereka dibantu untuk mengembangkan konsepsi perilakunya secara benar, untuk mewujudkan perilaku secara benar pula. Ada bebrapa konsepsi keliru yang banyak dibawa orang kedalam konseling, yaitu :

1. Konsepsi bahwa ada masalah yang tidak dapat diselesaikan

2. Konsepsi bahwa janji tidak dapat dibatalkan

3. Konsepsi bahwa masalah yang dihadapi akibat dari situasi yng bersifat merusak

4. Konsepsi bahwa apa persepsi dan interpretasi selamanya sesuai

5. Konsepsi bahwa orang tahu persis apa yang dilakukannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun