Mohon tunggu...
Humaniora

Konseling sebagai Proses Memperoleh Pengalaman Baru

7 Maret 2017   21:12 Diperbarui: 7 Maret 2017   22:42 2421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saringan psikologis merupakan suatu kesan yang sejak lama telah melekat didalam diri individu, sehingga menghalangi penampilan diri yang sebenarnya. Saringan psikologi tersebut terjadi karena trjadi indoktinasi ( perlakuan dogmatis ). Melalui proses konseling, individu dibantu untuk mengenal keadaan diri sendiri yang kemudian secara bertahap menunjukkan diri sesuai dengan realitas diri yang sesungguhnya.

3. Kebingungan

Banyak orang yang tidak paham akan dirinya. Sebagian dari mereka memiliki pemahaman yang berbeda dengan orang lain. Serta informasi dari luar, tidak sesuai dengan paa yang dialami mereka. Hal ini menjadikan individu bingung terhadap dirinya sendiri, sehingga dapat memprsempit tilikan terhadap diri sendiri. Dengan proses konseling, individu dibantu untuk lebih mengenal dirinya yang sebenarnya dan bertindak secara tepat. Dalam konseling diajarkan untuk memulai hidup baru sesuai dengan keadaan dirinya.

d. Memulai Hubungan Baru

Konseling memebrikan kesempatn kepada konseli untuk mendapatkan suatu hubungan baru yang belum didapatkan sebelumnya melalui wawancara antara konselor dan konseli. Konseling sebaiknya dilakukan oleh konselor yang efektif atau yang memiliki kemampuan untuk melakukan konseling, karena ini sangat menentukan keberhasilan konselig.

Hubungan konseling memiliki kualitas tersendiri yang tidak didapatkan dalam hubungan lainnya. Meliputi :

1. Ketulusan konselor dalam melakukan hubungan yang bersifat membantu

2. Pemahaman yang diberikan konselor terhadap klien

3. Ketulusan orang

4. Resiko yang timbul dari hubungan dengan konselor

5. Respon – respon baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun