Mohon tunggu...
Haz Algebra
Haz Algebra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang hamba dari semua insan besar, juga hamba dari para pecundang. Menulis untuk meninggalkan JEJAK! [http://hazbook.blogspot.com/]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri Sex Edukasiana (3) Parade Kematian & Mahkota Ovum (TAMAT)

24 Juli 2010   08:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:38 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maafkan aku jika pertanyaanku menyinggung perasaanmu. Dimana letak kebenarannmu sebagai setengah manusia dan bentuk cinta Tuhan ketika kau justru meninggalkan perilaku saling bunuh di bangsa kami, bangsa sperma?"

"Di situlah mestinya kau terima keberadaanku dan kebenaran Tuhan. Itu akibat keegoisan kalian yang tak mengerti keadaanku. Aku butuh penguatan. Aku butuh komitmen untuk bisa meneruskan takdirku sebagai manusia. Kita harus belajar dari sekarang tentang nilai-nilai kemanusiaan sebelum kita menjadi manusia sempurna. Tataplah wajah Tuhan dalam hiruk itu."

"Oh Ovum, betapa indah yang kau katakan. Kini aku merasa telah jatuh cinta padamu. Izinkan aku menciummu dengan gelora birahiku."

"Sperma bodoh dan dungu. Aku bukan untuk kau cintai seperti itu. Aku tidak untuk kau setubuhi dengan gelegak nafsumu. AKu bukan untuk kau geluti dengan nafasmu yang memburu. Tujuan kita adalah terbentuknya seorang manusia yang bukan hanya sebagai wadah ekspresi kebebasan gen kita, melainkan juga sebagai pancaran dari ruh Tuhan dengan segala keagunganNya."

***

Bulan tergelincir ke barat. Terapung di atas air laut yang berlumpur. Hitam dan bergerak-gerak. Hiruk pikuk telah lama tak terdengar. Karena kematian telah lama menyatroni para sperma. Sementara itu, tersisa satu sperma yang tak punya banyak waktu lagi.

ilustrasi

"Wahai Ovum, ajaklah aku mencapai tujuan itu. Biar aku bisa bercerita tentang kebenaran dan keadilan yang aku pelajari selama ini. Di sini aku berjanji dan akan ku bawa sebagai kesucian seorang manusia bersamamu. Ajaklah aku tinggal di rahim ini bersamamu hingga tiba masa bagi seorang manusia yang paripurna."

"Apakah kau tak takut hancur lebur seperti sperma lainnya?"

"Karena aku menghendaki ketinggian, maka aku juga harus bersiap lebur dalam kehancuran. Ya, aku harus lebur terlebih dahulu, aku harus hancur dulu untuk menjadi zat yang benar-benar berwujud baru. Setiap kehancuran yang total selalu melahirkan sesuatu yang lebih indah, sesuatu yang lebih baru, kehidupan yang bersemangat dan tentu lebih bermakna."

"Jika kau benar-benar serius, maka ikutilah aku dengan segala kesabaran dan kesederhanaan yang kau miliki."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun