Mohon tunggu...
Hazal
Hazal Mohon Tunggu... Guru - Peneliti Karya Sastra

Anak sholeh kelahiran '96. Asal kota Raha kabupaten Muna. Senang membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Pengen Tertawa tapi Air Mata Lebih Dulu Menetes

12 April 2023   19:41 Diperbarui: 12 April 2023   19:51 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sederhana tapi cukup memberi makna yang dalam. Menyentuh sisi relung hati. Bila pada hewan saja ia begitu memuliakannya, lantas bagaimana dengan manusia? Tentu saja lebih dari itu.

Sikapnya mencerminkan kelembutan hati, pribadi yang penyayang, suka menolong, dan masih banyak hal lainnya tentang kebaikan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Kisah Nyata

Membaca kisah Abu Hurairah, seketika teringat pada kisah seorang sahabat. Kala itu ia hendak makan, dengan lauk berupa sepotong ikan asin. Ingat! Bukan seekor. Baru saja dibakar dan diletakan di atas sepiring jagung. Ia tidak sadar bahwa bau ikan asin yang dibakarnya tercium oleh kucing oyen.

Juga tidak sadar bahwa kucing oyen juga berada disitu. Ia hendak mencuci tangan di kamar mandi. Yang menyedihkan adalah ketika keluar dari kamar mandi, ia mendapati daging-daging kecil ikan asin yang disisahkan kucing oyen.

Seketika mata menyala, amarah memuncak. Melihat kucing oyen yang sedang membersihkan mulutnya, langsung melayangkan tendangan maut. Beruntungnya kucing oyen berhasil kabur. Bila tidak, mungkin nyawanya sudah berakhir saat itu juga.

Mendengar kisah itu, aku bahkan bingung. Ingin tertawa tapi air mata lebih dulu menetes. Bagi orang kaya mungkin dengan mudah mengikhlaskan sepotong ikan asin itu, tapi bagi orang yang hidup serba kekurangan itu sangat berat sebab hanya itulah lauk terakhir yang akan menemani untuk menghabiskan sepiring jagung.

Aku bahkan tidak tahu bagaimana harus menyikapi kisah itu. Menurut kamu bagaimana? Ia kamu yang membaca tulisan ini. Berikan jawabanmu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun