Tentu ini suatu inisiatif dan terobosan yang patut diapresiasi. Tidak bisa tidak, Â ini bagian dari kepedulian pihak Kanwil Kemenag Sulteng sebagai instansi pembina terhadap segenap penghulu se-Sulteng. Â
Utamanya terkait masa depan serta peningkatan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas-tugas fungsional Kepenghuluan. Â Sekaligus juga sebagai pelaksanaan amanat PP 11/2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Â Juga Permenpan 9/2019 tentang Jabatan Fungsional Penghulu.Â
Kedua regulasi ini mengamanatkan Kementerian Agama di semua tingkatannya sebagai intansi pembina APRI. Â Salah satu tugasnya, seperti yang telah dilaksanakan itu. Â Memfasilitasi pembentukan APRI sebagai organisasi profesi penghulu. Â
Dengan demikian, Â sebagai instansi pembina, Â legal standing Kanwil Kemenag Sulteng sangat jelas. Â Sesuai kedua regulasi itu, Â Kanwil Kemenag menjadi satu-satunya instansi yang berwenang dan legal untuk memfasilitasi pelaksanaan Muswil. Â
Sebagaimana halnya di pusat dan di Kabupaten. Â Kemenag Pusat dan Kemenag Kabupatenlah yang memiliki kewenangan legal dan sah untuk itu. Â
Tapi apa boleh buat. Â Muswil ketika itu tidak dapat mencapai hasil sebagaimana mestinya. Â Agenda tunggal Muswil-Pemilihan Formatur/Ketua Umum dan Anggota Tim Formatur gagal terlaksana. Â Penyebabnya dua hal. Â Alasan teknis, Â dan disinformasi. Â
Ketika itu semua peserta Muswil tak memiliki informasi yang memadai terkait kebijakan Pengurus Pusat APRI terkait pelaksanaan Muswil di Provinsi-Provinsi. Â Informasi yang santer berkembang saat itu, Â konon PP APRI Â meminta seluruh Provinsi, termasuk Sulteng, Â untuk bersabar menunggu pengukuhan Pengurus Pusat sebelum melaksanakan Muswil. Â
Informasi itu faktanya tidak sepenuhnya betul. Â Justru menjadi semacam disinformasi yang menjadi salah satu penyebab utama gagalnya Muswil APRI Sulteng dua bulan lalu itu. Â
Faktanya, Â beberapa provinsi telah melaksanakan Muswil. Â Tanpa harus terlebih dahulu menunggu pengukuhan PP APRI. Â Bahkan ada wilayah yang sudah melaksanakannya sebelum Sulteng. Â Provinsi-provinsi inilah yang kemudian menerima SK Pengurus Wilayah sesaat setelah penutupan kegiatan di Bekasi itu. Â
Ketidakakuratan informasi itu juga semakin jelas ketika saya sendiri melakukan konfirmasi langsung dengan Ketum APRI Pusat. Â Madari. Â Konfirmasi itu saya lakukan pada suatu momen perbincangan informal di arena Rakernas. Â
Madari tidak saja menyangkal kebenaran informasi semacam itu. Bahkan sangat menyayangkan gagalnya Muswil APRI Sulteng menyelesaikan agenda tunggal dan paling pentingnya. Â