Mohon tunggu...
Hayati Alvia
Hayati Alvia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya merupakan salah satu mahasiswi di Universitas Lancang Kuning

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

OPINI : Menurunnya Minat Baca di Perpustakaan Bagi Kalangan Gen-Z. Salah Siapakah?

25 Januari 2025   17:56 Diperbarui: 29 Januari 2025   10:38 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa faktor menurut saya yang dapat menurunkan minat baca di Perpustakan, antara lain: 

1.  Koleksi buku yang kurang memadai dan terkini sesuai dengan kebutuhan mereka

2. Pengelolaan/Tampilan perpustakaan yang kurang tertata dengan baik

3. Pelayanan dari Pengelola/Staf yang bertugas yang tidak ramah.


Sebenarnya, menurunnya minat baca bukanlah sesuatu hal yang selalu dipandang negatif. Perubahan tren di kalangan Generasi Z ini harusnya menjadi kesempatan bagi penggiat literasi untuk menawarkan konsep yang baru dan relevan dengan kehidupan mereka. 

Di zaman yang serba digital ini, harus bisa menyeimbangkan kebutuhan Perpustakaan  baik dari Gedung, Sarana dan Prasarana, Fasilitas,maupun pelayanannya dan juga harus bisa memanfaatkan Teknologi Informasi sebagai penunjang bagi Perpustakaan untuk menarik minat pengunjungnya. 

 Misalnya saja dengan memanfaatkan sosial media untuk menyebarkan iklan dan cerita yang lebih menarik. 

Semua pihak perlu bekerjasama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendorong minat baca di kalangan Gen Z. Institusi Pendidikan perlu menyediakan akses yang menarik seperti klub literasi, pertunjukan teater, mengadakan lomba karya tulis/mading atau bedah buku. 

Sekolah juga bisa menghadirkan penulis terkenal sebagai pembicara atau membiasakan literasi ringan bagi siswa/i sebelum awal pelajaran dimulai setiap harinya.

 Orangtua juga bisa memberikan edukasi pentingnya budaya membaca kepada anak dimulai sejak usia dini, mengadakan kegiatan membaca yang menarik dan juga memberikan contoh kepada anak dengan mengatur jadwal membaca buku dirumah 15 menit sebelum tidur dan memiliki target buku yang harus selesai dibaca dalam 1 Tahun sehingga aktifitas ini akan menjadikan kebiasaan positif.

Sebagaimana fungsi jantung dalam tubuh yang menentukan sehat tidaknya seseorang begitu juga fungsi Perpustakaan. 

Apabila sekolah tidak memiliki perpustakaan, sama seperti tubuh tidak memiliki jantung sehingga seseorang tidak punya kekuatan untuk hidup. 

Jika diibaratkan Tubuh itu = Sekolahnya, Jantung = Perpustakaan, buku, sumber informasi untuk mendukung kegiatan proses belajar mengajar bagi Pendidik dan peserta didik.  

Sedangkan Jiwa yang Sehat = lingkungannya mendukung pengembangan diri, kreativitas dalam hal ini menghasilkan peserta didik yang mampu berpikir kritis dan berpengetahuan luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun